Alasan Terburu-buru Kembali

Sudut Pandang Hazel

"Sebastian?" Aku menjawab, berusaha menjaga suaraku tetap santai meskipun ada getaran di dadaku.

"Selamat pagi, Hazel." Suara beratnya terdengar jelas. "Aku baru saja mendarat kembali di kota."

Aku berkedip terkejut. "Sudah kembali? Kukira kau pergi selama seminggu."

"Rencana berubah," jawabnya singkat. "Aku berhasil menyelesaikan semuanya lebih cepat."

Pikiran bahwa dia mungkin terburu-buru kembali karena alasan yang berhubungan denganku terlintas di benakku, tapi aku segera menepis pikiran itu sebagai harapan kosong.

"Apakah kau ada waktu untuk makan siang?" tanyanya. "Aku berada di dekat kantormu. Ada restoran di atap gedung di seberang jalan."

Jantungku berdebar kencang. "Makan siang? Hari ini?"

"Kecuali jika kau sibuk," tambahnya cepat. "Aku mengerti jika kau punya janji."

Aku melirik jadwalku. Sore hariku penuh dengan rapat, tapi waktu makan siang masih kosong. "Aku luang. Jam berapa?"