Lebih Dari Sekedar Teman

## Sudut Pandang Hazel

"Aku tidak percaya kamu masih ingat itu," kataku, menatap Sebastian dengan rasa penasaran baru. "Tentang tempat hotpot seafood itu, maksudku. Itu hanya komentar sekilas."

Bibir Sebastian melengkung membentuk setengah senyuman. "Aku ingat semua yang kamu katakan, Hazel."

Intensitas di matanya membuat perutku berdebar. Aku cepat-cepat memalingkan wajah, berpura-pura memperbaiki sabuk pengamanku.

"Jadi kamu ingat aku pergi ke sana dengan Liu?" Aku berusaha menjaga nada bicaraku tetap santai. "Itu... teliti sekali."

"Teliti?" Dia terkekeh. "Itu yang kita sebut sekarang?"

Interior mobil tiba-tiba terasa lebih hangat. "Apa lagi yang harus kusebut?"

"Kurasa kata yang kamu cari mungkin 'cemburu'." Suaranya ringan, menggoda. Ketika aku melirik kembali padanya, matanya terfokus pada jalan, tapi senyumnya masih ada.

"Cemburu?" Aku mendengus. "Terhadap apa?"

"Terhadap siapa pun yang bisa menghabiskan waktu denganmu saat aku tidak bisa."