## Sudut Pandang Hazel
"Aku tidak bisa datang malam ini." Suaraku pecah saat berbicara di telepon. Lampu neon rumah sakit yang menyilaukan membuat mataku sakit. "Nenekku terkena serangan jantung. Aku di Rumah Sakit Mercy."
Untuk sesaat, Sebastian tidak mengatakan apa-apa. Aku bisa mendengar napasnya di ujung telepon.
"Aku mengerti," akhirnya dia berkata, dengan nada lembut. "Apakah dia akan baik-baik saja?"
"Mereka sedang melakukan prosedur darurat sekarang." Aku melirik jam di ruang tunggu. Sudah hampir satu jam sejak mereka membawanya masuk. "Dokter bilang itu serangan jantung miokardial."
"Rumah sakit mana tadi kamu bilang? Mercy?"
"Ya, di pusat kota." Aku menggosok pelipisku, merasakan sakit kepala mulai terbentuk. "Maaf soal makan malam kita."
"Jangan minta maaf. Keluarga yang utama." Suaranya tegas tapi baik. "Kabari aku perkembangannya?"
"Akan kulakukan," aku berjanji sebelum mengakhiri panggilan.