## POV Liam
Bandara dipenuhi dengan para pelancong saat aku mengantar Evelyn ke gerbangnya. Penerbangannya ke London akan segera boarding.
"Kau yakin dengan kepindahan ini?" tanyaku, membantunya dengan tas jinjingnya.
Evelyn tersenyum, fitur elegannya melembut. "Cucu-cucuku tumbuh tanpa kehadiranku di sana. Sudah waktunya."
Aku mengangguk, menahan gumpalan di tenggorokanku. Evelyn telah menjadi lebih dari sekedar asisten selama bertahun-tahun. Dia sudah seperti keluarga.
"Janjikan satu hal padaku sebelum aku pergi," katanya, berbalik menghadapku.
"Apa saja."
"Jangan menyerah pada Hazel." Matanya serius. "Apa yang kalian berdua miliki itu langka."
Aku menghela napas, mengusap rambutku dengan tangan. "Dia bahkan tidak mau bicara denganku, Evelyn."
"Kalau begitu buat dia mendengarkan." Dia meremas lenganku. "Dan Liam? Anak kecil itu mengagumimu."