Itu tidak menggema di aula seperti kalimat normal yang dihasilkan oleh pita suara manusia.
Tidak.
Suaranya menembus ke dalam pikiran mereka. Ke dalam tulang mereka. Suaranya adalah beban itu sendiri. Kata-katanya adalah pernyataan mutlak.
Ketakutan eksistensial menyapu seluruh manor, begitu pekat hingga bahkan bayangan pun terlihat terlalu terang.
Dan dia tetap tidak muncul. Tidak ada tubuh. Tidak ada siluet. Tidak ada wajah.
Hanya kehadiran.
Hanya teror.
Hanya pengetahuan bahwa Vespera, Monarch of Shadows—sosok yang seharusnya tidak ada—sedang mendengarkan.
Sedang mengawasi.
Dan dia marah.
Kaiden mengamati saat saudara-saudara yang dulu membuat hidupnya seperti neraka gemetar di bawah tangan tak terlihat.
Lutut Selena menolak untuk berdiri tegak. Cassian dan Calix hampir tidak bisa menghentikan darah yang mengalir dari hidung mereka. Kebanggaan mereka, kebanggaan besar Ashborn, tidak berarti apa-apa di hadapan kemarahan Vespera yang melahap segalanya.