"Konstelasi Sponsor? apa itu?" Tanya Roro.
Dari novel The Failure of Five Heroes Defeated Disasters yang aku baca, Konstelasi Sponsor adalah entitas yang akan membantu para players menjadi lebih kuat. Entitas ini bisa berupa Dewa atau Dewi, Makhluk Mitology, atau bahkan tokoh Manusia zaman dulu yang memiliki Legenda. Entitas tersebut menjalin kontrak dengan Players yang menurut mereka pantas. Para players yang menjalin kontrak dengan Sponsornya akan menjadi wadah yang dapat menggunakan kekuatan dahsyat dari Sponsornya tersebut. Semakin kuat sponsornya, semakin kuat juga kekuatan yang bisa digunakan oleh Players.
Namun, untuk mendapatkan kekuatan yang luar biasa itu, seorang Players harus mampu menghadapi rintangan yang akan mereka dapatkan di Quest. Jika players tersebut dapat membuktikan pada Sponsornya bahwa dia pantas, maka bukan tidak mungkin sang Sponsor akan memberikan kekuatannya walau players tersebut belum memiliki level yang tinggi. Karena syarat utama mendapatkan kekuatan itu adalah dengan memaksimalkan potensi yang ada pada Players, bukan hanya bergantung pada level players tersebut.
"Sebaiknya kita semua pergi ke pos kesehatan dulu, kita bahas itu nanti." Aku mengajak teman-teman yang terluka untuk segera pergi kepos kesehatan.
Setelah pertarungan hebat melawan Wandering, party kami mendapatkan lebih banyak EXP dari party lain. Itu karena party kami yang berhasil membunuh Wandering.
"Adududuh, pelan-pelan kakak." Bima merintih kesakitan, dia sedang diobati oleh Loka.
"Tahan sedikit, kau kan sering latihan keras masa luka begini saja kau kesakitan." Loka mencoba menenangkan Bima.
"Tapi, ini kali pertama aku bertarung melawan monster kuat. Aku sampai mendapatkan luka separah ini."
"Status Open! (Dalam hati) Aku tidak menyangka, sponsor ku adalah salah satu Raja terkuat di Nusantara. Selain itu, levelku yang sekarang bertambah karena Exp yang aku dapatkan saat berhasil mengalahkan Wandering." Aku sangat senang dengan hal itu.
Bima menghampiriku dengan perban yang hampir menyelimuti seluruh tubuhnya. "Hei Jay, kau tidak apa-apa?"
"Ya, Bima. Aku tidak apa-apa, hanya sedikit lelah."
"Baguslah kalau begitu. Tapi, kau harus tetap mengobati luka mu." Bima memintaku mengobati luka yang ku derita.
"Benar juga, bukankah ini waktu yang pas untuk menanyakan sponsor mereka? Setiap players pasti memiliki sponsor yang berbeda. Aku ingin tahu, dengan siapa saja mereka menjalin kontrak? Aku harus segera menanyakannya." Ucapku dalam hati.
"Oh ya, Bima. Boleh ku tahu siapa Konstelasi Sponsormu?"
"Konstelasi Sponsorku? Sebentar, Status Open! Ohh, maksudmu ini? (melihat statusnya). Sponsorku adalah Ma.."
Sebelum Bima menyebutkan nama Sponsor nya, Loka membungkam mulut Bima dengan tangannya. Loka menahan Bima agar tidak sembarangan memberitahu Status miliknya pada orang lain.
"Ahahaa (tertawa), kurasa menanyakan Status milik orang lain itu adalah sebuah privasi sekarang ini. Bukankah begitu Bima, Roro!?" Sambil membungkam mulut Bima, Loka mengingatkan agar kami menjaga privasi masing-masing dari Status yang kami miliki.
"Itu benar!" Jawab Roro.
"Ya, sebaiknya kita tidak perlu menanyakan Level, Status, ataupun Konstelasi Sponsor yang didapat orang lain. Tentu saja, itu untuk kebaikan kita bersama." Loka menambahkan.
Aku meminta maaf pada Bima karena lancang menanyakan Status milik nya. "Aku rasa Loka benar. Maafkan aku Bima, aku tadi lancang menanyakan Statusmu."
"Hahaha... Tidak masalah Jay, aku juga tidak keberatan jika itu kau yang bertanya. Yang penting mulai sekarang, kita harus lebih menghargai privasi orang lain."
Setelah itu, Party kami berkumpul semuanya. Kami membahas langkah untuk kedepannya. Akan menjadi seperti apa party ini nantinya. Tapi sebelum itu...
[Skill Mata Penilai telah diaktifkan
Cooldown : 7 Hari]
"Menarik sekali! Skill ini dapat membantuku melihat Status milik orang lain dengan rinci. Tidak kusangka Sponsor milik Bima salah satu yang terkuat di party kami, mungkin saja dia memiliki Sponsor terkuat diantara para platers yang ada di Nusantara ini. Sayang sekali, Cooldwon skill ini sangat lama sampai satu minggu, itu artinya aku hanya bisa melihat status teman-temanku seminggu sekali. Aku harus bisa menggunakannya dengan bijak. Aku merasa tidak enak karena melihat Status Bima, tapi ini akan membantu party kita. Maaf kan aku Bima." Ucapku dalam hati.
Aku mengajak semuanya untuk membahas langkah kedepannya dari Party kami ini. "Setelah ini apa yang akan kita lakukan?"
"Bukan kah sudah jelas, kita harus menghajar monster-monster itu lagi? Hahaha...." Bima bercanda.
"Kita ini kan masih satu party, kedepannya pasti akan ada monster yang jauh lebih kuat lagi. Aku rasa, kita perlu bekerja sama lebih baik lagi kedepannya. Agar party ini bisa menjadi party yang lebih hebat diantara party lainnya." Roro meminta kami untuk lebih bekerja sama lagi sebagai party.
"Benar yang dikatakan Roro. Kita harus bisa lebih bekerja sama lagi untuk mengalahkan para monster itu dan kita juga harus terus berlatih agar bisa lebih kuat lagi!" Tambah Loka.
[Party Telah di Bubarkan Oleh Ketua Party]
"Eh... Kenapa kau membubarkan partynya?" Aku bertanya dengan heran kepada Arya, karena telah membubarkan party kami.
"Bukankah sudah jelas, system tidak menuntut kita untuk tetap berada di party lagi. Tentu saja aku bubarkan." Jelas Arya pada kami.
"Ahh, Kau memang selalu seperti itu, Arya!" Aku masih tidak bisa terima.
"Hahaha sudahlah Jay, kau tidak perlu marah padanya. Walau party kita sudah bubar, bukankah sebuah pertemanan itu tidak akan pernah bubar? Kita masih bisa bekerja sama menghadapi semua Quest yang lainnya." Bima menyemangati ku.
"Bima benar! Kita masih bisa berteman untuk mengalahkan semua rintangan yang ada." Loka setuju dengan Bima.
"Yah, aku juga senang bisa berteman dengan semuanya!" Roro senang bisa berteman dengan kami.
"Teman-teman..." Aku sedikit terharu mendengarnya.
Walau party kami sudah bubar. Tapi, kami semua setuju untuk melanjutkan petualangan ini bersama-sama. Kami akan selalu bersama menghadapi marabahaya yang akan kami temui di quest-quest selanjutnya.
Hari sudah sore, kami beristirahat di pos kesehatan. Aku sempat berpikir kalau akan ada Quest lagi. Namun, ternyata setelah hari mulai malam tidak ada Quest yang muncul. Akhirnya kami semua tidur agar kami bisa menjalani aktivitas besok pagi.
Keesokan harinya...
Pagi-pagi buta aku melihat Arya yang sedang beres-beres dengan membawa sebuah tas, kelihatannya dia akan pergi dari pos ini. Aku menghampirinya dan bertanya padanya.
"Pagi-pagi begini kau mau kemana, Arya? Kelihatannya kau ingin meninggalkan tempat ini?" Aku bertanya padanya.
"Apa aku harus memberitahumu, kemanapun aku pergi?"
"Ya, memang tidak. Tapi, bukan kah yang lain nanti akan menanyakan mu?"
Loka yang sudah bangun menghampiri kami berdua. "Jay, Arya pagi-pagi begini kalian sudah bangun?
"Loka, kau sudah bangun juga?" Aku bertanya balik pada Loka.
"Kenapa kau membawa tas, Arya? Apa kau akan pergi?" Loka bertanya pada Arya, karena dia pikir Arya akan pergi ke suatu tempat.
Tidak lama Bima dan Roro juga bangun, mereka berdua ikut menghampiri kami. Pada akhirnya, kami semua berkumpul disini.
"Hwahh" Bima menguap.
"Kalian berdua sudah bangun?" Tanya Loka pada Bima dan Roro.
"Ya kak, aku memang terbiasa bangun pagi seperti ini. Kenapa kalian semua berkumpul disini?" Roro terlihat heran dengan kami yang berkumpul pagi-pagi buta disatu tempat.
"Hahaha, baguslah jika semuanya sudah bangun. Kita semua bisa pergi bersama-sama." Aku mengajak semuanya untuk ikut bersama Arya.
"Hoi! Sejak kapan aku mengajakmu?" Ucap Arya, yang sepertinya tidak ingin kami ikut bersamanya.
"Baiklah karna semuanya sudah bangun, mari kita bersiap-siap". Ucap Loka pada semuanya.
"Kalian berdua..." Arya melihat kearahku dan Loka.
"Kita mau kemana?" Tanya Roro.
"Oh ya bener juga, kita mau pergi kemana Arya?" Tanya Loka pada Arya.
"Trowulan." Jawab Arya yang pasrah. Pada akhirnya dia membawa kami semua bersamanya.
. . .
London, Britania
"Wahh, jadi ini Tower Dungeon itu? Besar sekali. Pasti di dalam sana banyak monster kuat!"
"Seberapa kuat pun monster yang ada disana, kita pasti akan mengalahkan mereka semua!"
"Hahaha, kau benar sekali. Apalagi ada Sang Raja bersama kita. Kita pasti akan menang, bukan begitu Yang Mulia?"
"Ayo masuk!"
. . .
Kami semua berangkat pagi-pagi buta dengan menggunakan mobil tentara yang kami pinjam dari pos. Mobil itu dikendarai oleh Bima. Sebelumnya kami sudah mempersiapkan makanan dan senjata karena perjalanan dari Jakarta ke Trowulan membutuhkan waktu yang cukup lama. Mungkin kami akan sampe disana sekitar 2 sampai 3 hari, mengingat perjalanan ini tidak akan sama seperti sebelumnya. Itu karena kami tidak mengetahui masalah apa yang akan kami hadapi di sepanjang perjalanan.
"Hei Arya, kenapa kau ingin pergi ke Trowulan?" Tanyaku.
"Kau tidak ingat dengan siaran berita yang muncul di TV? Di Nusantara ini terdapat 5 buah Tower Dungeon, dan salah satunya ada di Trowulan. Aku ingin tahu seperti apa Tower Dungeon itu." Jawab Arya.
"Kau yakin hanya penasaran pada Tower Dungeon itu? Bukankah kau ingin menaklukan Tower Dungeon itu?" Ucap Loka.
"Itu bukan urusanmu!"
"Hahaha, kau tidak akan mampu menaklukan Tower Dungeon itu seorang diri. Kami semua akan membantumu." Balas Loka.
"Kakakku benar, sebaiknya kita menaklukan Tower Dungeon itu bersama-sama. Lagipula, aku juga ingin menghajar semua monster yang ada didalam Tower itu. Hahaha..." Tambah Bima.
"Teman-teman! aku punya info dari ponselku, ternyata Trowulan itu dahulunya merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Lebih tepatnya ibu kota dari Kerajaan Majapahit." Roro mencari info tentang Trowulan di ponselnya.
"Wow, Majapahit? Kerjaan besar yang pernah memerintah Nusantara? Itu luar biasa!"
"Benar, Bima. Kerajaan yang mampu menyatukan Nusantara." Tambah Roro.
Majapahit merupakan sebuah kemaharajaan Kuno yang termashyur ditanah Nusantara. Ibu Kota Kerajaan Majapahit terletak di daerah Trowulan. Luas Kerajaan ini membentang hampir menutupi semua wilayah di Nusantara. Raja pertama sekaligus pendiri dari Kerajaan ini adalah Maharaja Raden Wijaya.
Tempat yang akan kami kunjungi kali ini merupakan tempat yang dulunya wilayah Ibu Kota kerajaan Majapahit. Salah satu tempat paling bersejarah di tanah Nusantara.
"Berapa lama kita akan sampai ke Trowulan?" Tanya Roro.
"Aku rasa sekitar 2 sampai 3 hari. Jika tidak ada kendala diperjalanan, harusnya 1 hari juga bisa sampai." Balas Bima.
"Jika teman-teman semua tidak keberatan, apa kalian mau mampir dulu ke rumahku?" Roro mengajak kami untuk mengunjungi rumahnya.
"Memangnya rumah mu dimana Roro?" Tanya Loka.
"Di Parangkritis, Kak Loka."
"Wah asik, kita bisa liburan dulu dipantai, sebelum ke Trowulan. Kalian setujukan?" Loka sangat senang, dia mengajak kami semua untuk berlibur dirumah Roro.
"Ya, Setuju!" Serentak semuanya.
"Hei kenapa kau memutuskan seenaknya? Tanya Arya pada Loka.
"Ayolah, kita semua kan kelelahan karena semua kejadian yang kita alami ini. Tidakkah kau ingin bersantai dan sedikit melupakan beban yang kita alami? Liburan sebentar tidak akan merugikan siapapun." Loka menjelaskan alasannya pada Arya.
"Itu Benar." Aku setuju dengannya.
"Baiklah terserah kalian, tapi kita hanya akan menginap satu hari di rumah Roro." Ucap Arya yang terpaksa.
"Horeee..." Semuanya senang.
.
.
.
To be Continued
***