Saat Hujan Turun di Atap Sekolah

Langit kelabu menggantung rendah di atas SMA Shirogane. Rintik hujan jatuh perlahan, membasahi genteng dan daun, menciptakan simfoni sunyi yang menyelimuti seluruh bangunan sekolah.

Di atap yang seharusnya terkunci, seorang gadis berdiri di tepi pagar pembatas. Seragamnya basah, rambut panjangnya menempel di wajah, dan matanya menatap kosong ke bawah. Ia berdiri diam, seperti bunga layu yang tertiup angin.

Aika Fuyuki. Murid kelas 1 yang dikenal pendiam, jarang bicara, dan sering sendirian.

Tangannya sudah memegang jeruji pagar, kakinya menggantung sedikit. Hanya satu dorongan lagi, dan semua rasa sakit akan hilang. Tidak akan ada lagi teriakan ayahnya, tidak akan ada lagi tatapan jijik dari kakaknya. Dunia ini tidak membutuhkannya. Dan ia pun tidak butuh dunia ini.

Namun sebelum langkah terakhir itu terjadi…

Seseorang menarik kerah bajunya ke belakang.

Dengan hentakan ringan tapi kuat, tubuh Aika jatuh ke belakang, menabrak dada seseorang. Pelukan itu dingin karena pakaian yang basah, namun terasa hangat... entah kenapa.

"Apa yang kau lakukan?" suara laki-laki itu tenang, hampir dingin, tapi ada sesuatu yang menahan di dalamnya—seperti bara dalam salju.

Aika terdiam. Matanya perlahan mengangkat menatap wajah yang asing tapi... tidak terasa asing.

Kazuki Kitamura, murid pindahan yang baru masuk minggu lalu. Tak banyak yang tahu tentangnya. Dingin, jarang bicara, dan selalu duduk di pojok kelas. Namun tak disangka... dialah yang muncul di saat terakhir.

"Aku... tidak ada alasan untuk tetap hidup," lirih Aika.

Kazuki tidak menjawab. Ia hanya memeluknya lebih erat.

Di bawah langit yang menangis, dua jiwa yang rusak bersatu dalam keheningan. Mereka belum tahu... bahwa hari itu adalah awal dari akhir.

“Nama ayahmu pernah tercatat di dokumen lama. Kakakmu juga... si bajingan itu. Aku sudah tahu sejak hari pertama kulihat tatapan kosong di matamu, Aika Fuyuki. Kau hanya butuh satu dorongan untuk jatuh... dan aku datang untuk menarikmu kembali. Bukan untuk menyelamatkanmu, tapi untuk membawamu ke neraka yang sama denganku.”