Besok pagi.
Hifung: Aku pergi dulu.
Hifung pergi ke akademi untuk pendaftaran.
Sesampainya di akademi, ia melihat Ray sedang berlatih pedang di lapangan.
Ia pergi ke ruang guru, dan bertemu Vlyn.
Hifung: Selamat pagi buk, saya ingin mendaftar untuk ikut pertandingan antar akademi.
Vlyn: Kamu ingin ikut?
Hifung: Iya buk.
Vlyn: Oke deh.
Vlyn mendaftarkan Hifung untuk ikut pertandingan itu.
Hifung: Buk, aku izin berlatih dengan Ray di lapangan akademi ya.
Vlyn: Oke, jangan menghancurkan properti akademi ya.
Hifung: Baik buk.
Ia pergi ke tempat Ray.
Hifung: Ray.
Ray: Kamu disini juga?
Hifung: Kamu sudah daftar?
Ray: Sudah.
Hifung: Mau latih tanding dengan ku?
Ray: Oke.
Hifung memulai pertarungan dengan melempar sihir air.
Hifung: Water Boom!
Sihir itu meledak saat bersentuhan dengan objek.
Ray menghindarinya, lalu melompat dan mengeluarkan sihir.
Ray: Fire Brust!
Sihir itu mengeluarkan banyak bola api dan menghujani sasaran.
Hifung menebas beberapa bola api yang mengarah ke dia.
Lalu Hifung menggunakan sihir angin untuk membuatnya terbang ke arah Ray dengan cepat untuk mencoba menyerang.
Namun Ray menangkisnya dengan pedangnya yang di berikan aura, Hifung pun ikut mengeluarkan aura di pedangnya.
Lalu mereka berdua beradu pedang hingga sore hari.
Hifung dan Ray sama sama terpental ke belakang.
Hifung: Huh, sudah cukup, aku sudah terlalu capek (terengah engah).
Ray: Iya, aku juga (terengah engah).
Mereka pun beristirahat sebentar, mereka duduk di bangku di sekitar lapangan.
Mereka membuka bekal mereka masing masing, dan memakannya.
Hifung melihat ke arah Ray.
Hifung: Bapakmu yang membuatkannya?
Ray: Ya, bapak ku bekerja di sebuah restoran.
Setelah Ray menghabiskan bekalnya, ia pamit untuk pulang duluan.
Ray: Aku duluan ya.
Hifung: Baik, sampai jumpa.
Ray pergi.
Hifung (Dalam hati): "Aku tidak merasa jadi lebih kuat, kira kira orang dari akademi kerajaan Hakao sekuat apa ya".
Saat Hifung selesai makan, ia hendak pulang, namun ia melihat guru Vlyn, dan menghampirinya.
Hifung: Buk.
Vlyn: Eh kamu, ada apa?
Hifung: Boleh tolong ajari aku cara menggunakan sihir di pedang?
(Memohon dengan sungguh sungguh).
Vlyn berpikir sejenak.
Vlyn: Boleh, besok datang saja ke sini.
Hifung: Baik buk.
Hifung: Saya pamit mo pulang duluan ya buk.
Vlyn: Iya.
Hifung pun pergi, sesampainya di rumah, ia mendapati rumahnya kosong dan terkunci, sehingga ia mengambil kunci pintu di bawah vas bunga di dekat pintu, dan membuka pintu.
Hifung melihat di meja makan terdapat surat dan makanan.
Hifung membuka isi surat tersebut.
Hifung (Dalam hati): "Bapak dan ibu ada urusan di kerajaan sehingga besok pagi baru pulang, ibu mu sudah menyiapkan makan malam untuk mu, makan lah, dan jangan tidur malam malam. Dari Bapak".
Hifung pun mandi, makan lalu sebelum tidur, ia mengunci rumah.
Besok paginya.
Hifung mengunci pintu dan menaruh kunci nya di bawah vas bunga di dekat pintu, lalu pergi ke akademi.
Sesampainya di akademi, ia pergi ke ruang guru untuk mencari Vlyn.
Sesampainya di ruang guru, ternyata Vlyn belum ada, jadi ia mengunjungi perpustakaan di akademi untuk membaca beberapa buku tentang sihir.
Hifung (Dalam hati): "Buku sihir kelas E ya, jadi sihir ada tingkatannya juga".
Hifung membalikkan beberapa halaman dan melihat banyak nama nama sihir.
Ia terkejut ketika melihat nama sihir Water Razon dan Fire Blast, termasuk dalam kategori E dan merupakan sihir terlemah di kategori E.
Hifung (Dalam hati): "Sihir sekuat itu masih tergolong dalam sihir tingkat E terlemah?".
Lalu ia pergi ke ruang guru, untuk melihat apakah Vlyn sudah ada atau belum.
Vlyn: Oh kamu sudah datang.
Hifung: E-iya.
Hifung (Dalam hati): "Ibuk yang datangnya kelamaan".
Mereka berdua pun pergi ke lapangan, sesampainya di lapangan, ternyata ada Ray yang sedang berlatih juga.
Hifung: Ray.
(berteriak memanggil).
Ray: Hi.
Hifung: Ray kamu mau ikut latihan dengan bu Vlyn?
Ray berpikir sejenak.
Ray: Boleh buk?
Vlyn: Apa boleh buat deh.
Hifung: Yes.
Vlyn: Jadi mengaliri sihir di pedang itu sebenarnya tidak terlalu sulit, mirip seperti saat mengalirkan aura ke pedang yaitu dengan mengaliri tekad kalian ke pedang.
Vlyn: Untuk mengaliri sihir ke pedang kalian harus menguras lebih banyak chi untuk mengeluarkan sihir ke pedang.
Vlyn: Kalian harus menyalurkan energi chi kalian, ke pedang kalian, dan coba untuk mengeluarkan sihir, dan karena bakal menguras banyak chi, jadi jangan kalian paksakan.
Vlyn: Karena efek dari kehabisan chi itu lebih bahaya dari pada efek kehabisan kekuatan fisik biasa.
Vlyn: Kalau begitu, kalian coba saja dulu, nanti kalau ada halangan beritahu saya.
Hifung dan Ray pun mengangguk, dan mencoba nya.
Hifung (Dalam hati): "Fokus, fokus, aliri energi chi ke dalam pedang dan keluarkan sihir".
Hifung dan Ray terus berusaha hingga sore.
Vlyn: Hari sudah sore, kalian berdua pulang lah, besok kembali lagi untuk mencoba.
Hifung: Huh, ternyata lebih sulit dari yang ku pikirkan.
Ray: Iya.
Vlyn tersenyum tipis.
Sesampainya di runah Hifung.
Hifung: Aku pulang.
Hifung masuk ke rumah mendapati ibu nya sedang memasak, dan bapaknya sedang tertidur di sofa.
Hifung masuk ke kamar meletakkan pedang nya, lalu pergi mandi.
Di kamar mandi.
Hifung (Dalam hati): "Sisa 2 hari lagi, aku harus sudah bisa mengaliri sihir ke pedang besok hari".
Selesai mandi Hifung mengenakan pakaian lalu ke ruang makan.
Bapak Hifung: Kamu berlatih apa hari ini?
Hifung: Aku berlatih cara menggunakan sihir di pedang.
Bapak Hifung: Ouh.
Hifung: Bapak bisa?
Bapak Hifung: Bisa, bapak belajar itu dulu selama 7 hari lamanya baru bisa.
Hifung sedikit terkejut.
Ibu Hifung: Ga peduli seberapa susah sihir itu di pelajari, kalau kamu berusaha, pasti bisa, asal tidak mudah menyerah.
Hifung: Iya bu.
Besok nya Hifung pergi lagi ke akademi.
Hifung: Aku pergi dulu.
Setelah Hifung pergi.
Bapak Hifung: Ternyata dia sudah di ajari teknik menggunakan sihir di pedang, padahal dulu itu termasuk teknik tingkat E.
Ibu Hifung: Anak muda jaman sekarang lebih kuat dari kita dulu.
Bapak Hifung: Hm, tapi tetap akan lama menguasai teknik mengaliri sihir ke pedang.
Ibu Hifung: Hifung pasti bisa hari ini.
Bapak Hifung: Sepertinya mustahil.
Ibu Hifung: Kalau beneran bisa, jatah makan bapak di kurangi setengah.
Bapak Hifung: O-oke.
Di akademi, Hifung dan Ray masih terus berusaha mencoba.
Hifung (Dalam hati): "Fokus, pertama tama aliri chi ke pedang, lalu keluarkan sihir".
Tiba tiba Hifung merasakan aliran chi nya memasuki pedang nya.
Hifung (Dalam hati): "Ini dia".
Hifung berhasil mengeluarkan sihir api di pedangnya.
Hifung: Akhirnya.
Ray: Aku juga bisa.
Ray mengeluarkan sihir angin di pedangnya.
Mereka berdua senang.
Vlyn: Bagus, kalian cepat sekali menguasai nya.
Vlyn: Dulu saya mempelajarinya selama 5 hari.
Vlyn: Untuk hari ini kalian bagusnya berlatih untuk bertanding menggunkan pedang yang di aliri sihir.
Hifung menarik sihir pada pedangnya agar tidak menarik energi chi mereka terus menerus.
Hifung: Baiklah.
Ray tersenyum.
Mereka berdua berlatih tanding dengan sesekali menggunakan pedang yang di aliri sihir.
Ga butuh waktu lama untuk chi mereka hampir habis, jadi mereka menghentikan latihannya untuk istirahat.
Hifung: Huh ini menguras banyak sekali energi chi.
Ray: Iya.
Vlyn: Untuk hari ini cukup sampai di sini saja, kalian bisa kembali besok untuk berlatih lagi untuk meningkatkan kapasitas chi kalian.
Hifung dan Ray: Baik bu.
Mereka pun pamit untuk pulang.