Bab 1. kisah 2 tahun lalu

0o0__0o0

"Di TPU..!"

"Naya mengantar ayah tercinta ke peristirahatan terakhir'nya". Hujan mengguyur deras area pemakaman seakan ikut merasakan kesedihan yang di alami oleh Naya.

"Naya berjongkok di sebelah gundukan tanah yang masih basah, dia menangis dalam diam memandangi batu nisan yang tertulis Ardan Sanjax".

"Nona mari pulang, hujan semakin deras". Kata pengawal yang berdiri setia memayungi Naya. "Naya tetap diam menatap kosong makam ayah'nya tanpa merespon ucapan sang pengawal".

"Tempat yang awalnya sunyi dan tenang itu mulai ramai akan kehadiran suami'nya Adrian miller". Dia datang dengan selingkuhan'nya dan juga beberapa pengawal pribadi.

"Naya..! Panggil Adrian datar, Yang saat ini sudah berdiri disamping Naya yang sedang berjongkok di samping makam ayah'nya".

"Naya yang merasa di panggil mendongak, dia berdiri saat tau siapa yang berdiri di samping'nya". Untuk apa kamu kesini ? Tanya Naya lirih dengan mata merah bengkak memandang Adrian.

"Jelas Untuk menghadiri pemakaman ayah mertua Jawab datar Adrian''. Yang hanya di balas kekehan oleh Naya.

"Ayah mertua...? Kamu masih berani menyebut dia ayah mertuamu ? Setelah apa yang kamu lakukan pada ayahku. "Tanya Naya geram''.

"Bagaimana ayah ku meninggal ? jelas kamu yang paling tau jawaban'nya". Bahkan makam'nya masih basah dan kamu dengan tidak tau malunya menggandeng selingkuhan mu ke pemakaman ayah ku. "Ucap Naya emosi sambil menatap tajam ke arah Adrian".

"Kamu benar-benar brengsek dan menjijikan Adrian''. Umpat Naya penuh amarah. Yang hanya di balas tatapan datar oleh Adrian, yang tetap diam tak bereaksi di tempat.

"Naya jaga mulutmu..! Siapa yang kau maksud selingkuhan ? Aku ? Tanya Bella pada dirinya sendiri sambil terkekeh geli". Aku udah kenal lama sama Adrian sebelum kamu mengenali'nya. "Tekan bella".

"Lalu kematian ayahmu hari ini tidak ada hubungan'nya sama Adrian, itu atas salah'nya sendiri". Siapa suruh selalu berbuat Jahat dan keji di masah lalu. Anggap saja hari ini jadi penebusan dosa-dosa'nya yang lalu. "Ucap Bella Denga santai".

"Kalian berdua, tunjut Naya dengan penuh amarah. Pergi dari sini..! Teriak Naya murkah".

"Adrian mengabaikan, dia berjongkok di samping makam Ardan. Dia menyentuh satu figuran foto Ardan yang berukuran sedang itu dengan tangan'nya". 16 tahun berlalu, akhirnya kamu ada di tempat ini. "Ucap Adrian dalam hati sambil membanting figuran itu dengan keras".

"PYAARR...! Figuran Ardan pecah di samping makam'nya". Adrian memandang figuran itu penuh dengan dendam.

"Ayah..! Teriak Naya kalah melihat figuran ayah'nya pecah berserakan di tanah makam ayah'nya".

"Naya menarik keras jas Adrian hingga dia berdiri di hadapan'nya".

" PLAAKK..! "

"Naya menampar keras pipi Adrian, tapi malah kenak pipi Bella yang pasang badan di depan Adrian".

"Suasana Pemakaman yang seharusnya dingin karena terguyur hujan deras, kini malah menjadi panas akibat pertengkaran 3 orang yang saling adu tatapan penuh dendam dan amarah".

"Berani kamu tampar aku ?" Ucap Bella tajam sambil memegang pipinya yang terasa panas akibat tamparan kuat dari Naya".

"Kenapa tidak ? Aku tidak pernah menyuruh mu jadi pahlawan kesiangan. Jadi terima saja resikonya". Balas Naya berani, sambil menatap mata Bella menantang.

"Adrian majuh berdiri di depan Naya setelah menggeser Bella berdiri di belakang'nya". Tatapan keduanya bertemu. Adrian menatap tajam Naya yang berdiri menantang menatap Adrian.

"Sret..!"

"Adrian menarik kasar tangan kanan Naya". Kalau kamu tidak ingin tangan ini lagi, aku bisah bantu patahin. "Ucap Adrian datar penuh amarah".

"BRUK..!"

Adrian mendorong keras Naya hinggah jatuh ke tanah tempat ayahnya di makamkan".

"Pegang dia kuat-kuat, perintah Adrian pada pegawal'nya". Adrian jongkok memungut kotak yang berisi abu ayah mertua'nya.

"Lepas..! Naya merontah-rontah dalam genggaman kuat dua pengawal Adrian yang memegang tangan'nya".

"Apa yang mau kau lakukan Adrian ? Tanya Naya saat Adrian membuka kotak abu ayah'ng dengan seringai jahat di bibir'nya".

"Naya semakin merontah, namun pegang kuat dua pengawal Adrian tidak bisa membuat Naya terlepas". Bahkan kini kepalah Naya di tekan kuat hampir menyentuh tanah.

"Tidak...! Adrian aku mohon jangan lakukan itu. Hiks..hiks..! Aku mohon Adrian jangan". Pintah Naya memohon sambil terisak.

"Adrian dengan santai menuang semua abu yang ada di dalam kotak itu ketanah hinggah larut terbawah derasnya air hujan".

"Tidak...! Ayah, naya merontah, menangis histeris saat melihat abu ayah'nya larut terbawa air hujan di depan mata'nya sendiri".

"Bruk..!"

"Adrian dengan tanpa perasa'an melempar kotak bekas abu almarhum mertuanya di depan wajah Naya yang masih di tekan kuat ke tanah oleh dua pegawal'nya".

"Crat..!"

Air hujan bercampur abu itu nyiprat ke wajah Naya yang menangis histeris".

"Ayah...! Hiks..! Hiks...! Maafin aku". Ucap Naya lirih. Naya hanya bisa mengisi abu ayah'nya yang mulai habis larut terbawa deras'nya air hujan". Tubuh'nya basah kuyup sampai menggigil di tengah tekanan yang dia rasakan, tapi itu tidak bisa mengalahkan kobaran panas dan sesak yang menghantam dada'nya.

"Nona...! Panggil lirih pengawal Naya yang tidak berdaya terkapar di tanah karena di kroyok oleh banyak'nya pengawal Adrian".

"Adrian tetap berdiri tenang menyaksikan Naya yang menangis histeris". Ini belum seberapa Naya, kupastikan kamu akan jauh menderita sampai kamu menyesal terlahir di keluarga Sanjax. Ucap dingin Adrian tanpa perasaan.

"Adrian kesalahan apa yang aku lakukan sampai kamu sekejam ini padaku ? Tanya Naya lirih sambil menatap kecewa ke arah Adrian berdiri".

"Itu balasan atas kekejaman ayahmu dulu. Perlu kamu tau aku menikahi mu hanya untuk balas dendam". Jadi jangan pernah salahkan aku.

"Adrian jongkok sambil mencengkram kuat rahang Naya, hinggah kepala'nya mendongak". Siapkan mental dan tubuhmu karena setelah ini hidupmu hanya akan mendapatkan kekejaman dariku.

"Tidak akan ada lagi nona kaya raya yang setiap hari hidup bahagian dan di manja". Sekarang hanya ada Naya wanita miskin tanpa harta dan menderita sendirian. "Ucap Adrian penuh dendam''.

"Naya menatap tajam, sedih bercampur kecewa ke arah Adrian". Kenapa kamu menatapku begitu ? Mau ku congkel kedua matamu itu hah ? Kenapa, tidak terimah ? Silahkan protes ke ayahmu yang ada di neraka sana. "Ucap Adrian sambil menghempas kuat cengkraman di pipi Naya hinggah kepala'nya tertoleh kesamping".

"Ardan ini hadiah terakhir untukmu ucap adrian di samping batu nisan ayah mertua'nya". Lalu berdiri tegak di hadapan Naya tanpa rasa iba sama sekali,

"Pukuli dia, patahkan kaki'nya lalu penjarakan dia. Ucap Adrian tegas kepada para pengawal sambil menatap Naya penuh amarah bercampur dendam".

"Bug..! Bug...! Bug...! Bug...!"

"Akhhh...!" Teriak Naya penuh kesakitan, saat tubuhnya di pukuli oleh balok kayu dengan sangat keras".

"Adrian...! Tolong...! Cukup...!

"Bug..! Bug...!"

" Akhhhh..! "

"Adrian hanya melirik sekilas lalu pergi meninggalkan Naya dengan menggandeng tangan Bella tanpa perasa'an bersalah dan rasa ibah sama sekali".

"Nona..! Teriak lirih pengawal Naya, tolong berhenti. Jangan pukuli lagi Nona saya". Pintah sang pengawal tidak tega. Namun hanya mendapat balasan cuek dari para pengawal Adrian.

"Bug..!"

"Pukulan mendarat di kaki Naya. Akhhh...! Cukup. Bukanya berhenti para pengawal semakin keras memukuli tubuh langsing Naya tanpa perasaan".

"Bug..! Bug..! Bug...!"

" Bunyi pukulan itu menggema di samping makan ayah'nya, hingga akhirnya Naya pingsang".

"Seret dia dan penjarakan". Ucap Edo asisten Adrian.

"Para pengawal menyeret tubuh tak berdaya Naya menuju ke dalam mobil dan di lempar keras bak binatang".

"Brug...!"

"Tubuh Naya masuk terpental membentur sisi bagasi".

"Brak..!"

"Pengawal itu tanpa perasaan menutup keras pintu bagasi lalu melakukan mobil meninggalkan area pemakaman".

0o0__0o0

"Penjarah 2 tahun yang lalu..! Selama 2 tahun Naya hidup di neraka berkedok penjara". Dia selalu mendapatkan siksaan bahkan pelecehan hingga dia keguguran.

"Di sel tahanan wanita..! Naya duduk sendirian dipojok dengan 1 piring yang berisi nasi dan lauk sederhana". Baru hendak menyuapkan nasi kedalam mulut'nya, piring di tangannya sudah melayang dan jatuh kelantai.

"Prang...!"

"Piring beserta nasi itu di lempar kelantai oleh salah satu tahanan wanita yang membully Naya dengan sengaja". kini itu tergeletak berceceran di lantai.

"Ha ha ha ha"

"para tahanan wanita menertawakan Naya, yang saat ini kepala'nya di tekan ke lantai yang penuh dengan nasi berceceran".

"Lo laper kan ? ayo makan", tekan'nya sampai mulut Naya menyentuh nasi yang ada di lantai. Dia semakin mengeratkan jambak'an pada rambut Naya.

"Naya hanya bisa pasrah, setiap hari mereka Disana selalu memperlakukan Naya bak hewan". Naya dihajar dan di cambuk oleh mereka semua hampir setiap hari.

"Naya hanya bisa menangis dan memakan nasi yang sudah jatuh kelantai itu langsung pakai mulut'nya". Karena kalau dia tidak makan maka dia akan mati kelaparan di dalam sel.

"Aku harus bertahan sampai keluar dari sini, aku harus tau apa salah ayahku dan siapa yang membunuh'nya". Guman Naya dalam hati sambil mengepalkan kedua tangan'nya.

"Anjing...! Penurut. Ucap salah satu tahan yang melihat'nya yang di sambut gelak tawa bahagia oleh rekan sel tahanan'nya".

"Ha ha ha mereka semua kompak menertawakan Naya yang makan persis seperti anjing".

0o0__0o0

"Ruang pengawas..! Yah hallo, apa tidak masalah kami semua Disini memakainya ? Tanya'nya dari sebrang telfon".

"Bagaimana nanti kalau dia mengadu sudah di perkosa ? Tanya pak Toni".

"Biar itu jadi urusan saya, kamu dan rekan mu hanya perlu menikmati tubuhnya setiap hari selama dia ada di sel tahanan". Balasnya dari sebrang telvon.

"Baiklah, dengan senang hati kami akan memakai'nya bergilir". Saut pak Toni semangat.

"Saya sudah transfer uang ke rekening anda, pastikan dia disana hidup sangat menderita". Jelas'nya penuh tekanan.

"Baik, bos..! Terimah kasih atas bayaran'nya. Kata pak Toni sambil tersenyum lebar".

"Hem..! Tut. Panggilan berakhir".

"Seret Naya kemari, kita pesta...! Perintah pak toni dengan senyum mesum".

"Baik bos, saut anak buah'nya". Yang langsung pergi ke sel dan menarik Naya yang ada di dalam selnya.

"5 menit kemudian, Naya ditarik kasar oleh anak buah pak Toni, dia melangkah terseok-seok mengikuti langkah lebarnya".

"Lapas...! Ucap Naya sambil memukuli tangan kekar yang menarik kuat tangan'nya, Naya merasa kesakitan seolah tangan'nya akan patah".

"Bruk...!

"Naya di dorong keras hingga jatuh nyusruk ke lantai". "Ssttt...!" Naya meringis ngilu kalah tangan dan lututnya terluka, dia menatap was-was ke arah sekumpulan pria paru baya itu".

"Pak Toni berjongkok, mengapit dagu Naya dengan tangan'nya". Wow sangat cantik, ucap'nya dengan menatap penuh mesum".

"Cup..!"

"Pak Toni menelan salivana dengan kasar, bibir Naya nampak sangat merah menggoda". Tanpa ragu dia mengecup bibir Naya sekilas.

"Plak..!"

"Naya menampar keras pak Toni", tatapan Naya menyala tajam. "Anda jangan kurang ajar, ya". Ucap Naya sambil menunjuk pak Toni penuh dengan emosi.

"Plak..!"

"Brengsek..!" Pak Toni mengumpat geram, lalu dia menampar balik Naya dengan kuat sampai bibir'nya robek mengeluarkan darah".

"Kamu akan jadi mainan kita selama di sini, jadi jangan berontak". Kalau tidak mau saya pukul tubuhmu sampai remuk. "Ucap pak Toni penuh tekanan".

"Kalian berdua telanjangi dia dan lempar ke atas meja, ucap pak Toni menunjuk dua tekan'nya, sambil melepas semua pakaian'nya".

"Tidak...! Lepas. Tolong...! Tolong...!"

"Naya berontak dalam cekalan kuat salah satu anak buah pak Toni, sedangkan yang satunya lagi melucuti pakaian Naya sampai tak tersisah".

"Brug..!"

"Naya di lempar ke atas meja kerja dengan kasar". "Sstttt...! Naya meringis kesakitan. Hiks..! Tolong lepasin saya. "Ucap Naya memohon sambil terisak".

"Naya merasa sangat ketakutan, dia menangis terisak sambil memeluk tubuhnya polos'nya. tubuh'nya bergetar saat melihat tatapan mereka seakan ingin memakan'nya sampai habis.

"Naya meringsut mundur ketakutan di atas meja Kalah ketiga lelaki paru baya itu mendekat ke arahnya dengan senyum dan tatapan yang nampak menakutkan di mata Naya ".

"Bruk..!"

"Kaki Naya di tarik kasar oleh pak Toni hinggah terlentang di atas meja, dengan kepala yang membentur keras meja".

"Duk...! Aaakkk...!"

"Teriakan Naya penuh kesakitan menggema dibruangan itu". Seketika pening menghantam kepala'nya, "Ssstt..!" Naya meringis sambil memijat kepalanya yang berdenyut sakit dengan kedua tangan kecilnya.

"Meskipun kurus tapi aset mu sangat montok sayang". Menurutlah maka kami akan perlakukan kamu dengan lembut". Ucap pak Toni sambil meremas skuisi kembar'nya.

"Bug...!"

"Naya langsung menendang kuat perut pak Toni, hingga terjungkal ke belakang". Dia tidak terima di lecehkan begitu saja oleh'nya.

"Jalang...! Brengsek...! Umpat pak Toni murka sambil bangun dari lantai dan memegang pantat'nya yang berdenyut nyeri". Tatapan pak Toni menyalang tajam penuh amarah ke arah Naya.

"Kalian berdua lebarkan pahanya dan pengang erat tangan kecilnya". Tampar mulutnya kalau masih berontak.

" Dengan senang hati bos ". Saut para anak buah'nya dan langsung maju ke depan melaksanakan tugasnya dengan senyum lebar penuh dengan tatap mesum.

"Tidak...! Lepas..! Tolong...!"

"Naya merontah sambil teriak kala pahanya di buka lebar-lebar sampai akan robek". Tangan'nya dipengan kuat di setiap sisi oleh dua anak buah pak Toni.

"Plak..! Plak..!

"Brisik sentak anak buah'nya sambil menampar kuat kedua pipi Naya sampai sudut bibir'nya mengeluarkan darah".

"Jleeebb..!"

"Pak Toni langsung majuh menghentakan kuat junior'nya yang hitam buluk gemuk dan panjang ke dalam bagian inti tubuh milik Naya dalam ke ada'an kering".

"Akkkkkk...!"

"Naya teriak terisak penuh kesakitan kalah bagian intim'nya berasa akan robek karena di masukin paksa". Naya berontak dalam cekalan kuat anak buah'nya namu tidak membuahkan hasil. "Naya hanya bisa menangis dalam diam".

"Aahhh...!"

"masih sangat sempit ternyata punya'nya jalang kecil ini". Ucap pak Toni sambil mendesah nikmat. Pak Toni langsung menggempur kuat dan cepat tubuh Naya tanpa rasa iba sama sekali.

"Dua anak buah'nya meremas-remas kasar skuisi kembar Naya sambil mencium brutal bibir'nya, yang satu'nya lagi menyedot kuat Boba kecil milik Naya".

"Naya hanya bisa menangis dan pasrah, dia merasa sangat terhina dan kotor". Selama hidupnya dia tidak pernah mendapatkan perlakuan buruk. Dia selalu disayang dan di manjah oleh ayahnya.

"Namun Hari ini Naya harus menerima kenyataan pait". Bahwa hidup'nya sekarang benar-benar hancur, dia disiksa bahkan di dilecehkan oleh beberapa orang yang tidak dia kenal".

"Mereka semua bergantian memainkan tubuh Naya sampai merasa puas. "Mereka bahkan memperlakukan Naya sangat kasar dan tidak manusiawi". Sudah 3 jam Naya di dalam ruangan itu.

"Semua bagian inti tubuhnya kini terisi penuh oleh junior mereka". Mereka bergerak brutal dengan sesuka hati mereka tanpa memikirkan kesakitan dan permohonan Naya. Mereka semua begitu sangat menikmati mainan'nya yang tergeletak tak berdaya di atas meja.

"Akkkk...! Sakit..! "

"Tolong berhenti pintah'nya dengan suara lirih". Naya merasa perut'nya sangat sakit, seperti di lilit dan di remas kuat". Hingga akhir'nya keluar darah yang sangat banyak dari selangkangan'nya.

"Bos dia berdarah ucap salah satu anak buah'nya". Bukanya berhenti mereka malah semakin kuat menggempur tubuh Naya sampai mencapai pelepasan".

"4 jam kemudian...! Aaaahhhh...! Teriak ketiganya mendesah lega setelah mencapai pelepasan bersama".

"Tubuh Naya sudah lemas tak bertulang muka'nya pucat seperti kehabisan darah".

"Bruk..!"

" Tubuh Naya ambruk dan terjatu di lantai, dia pingsang kerana sudah tidak kuat menahan rasa sakit di setiap inci tubuhnya".

"Ketiga orang itu panik, kalah lantai itu sudah digenangi banyak darah". Cepat bawah ke rumah sakit bodoh. Sentak pak Toni, kalah melihat dua anak buah'nya berdiri mematung.

"Bos kalau dia mati gimana ? Tanya anak buah'nya sambil memakaikan asal baju Naya. Mereka bergegas pakai baju lalu menggendong Naya ke rumah sakit terdekat".

0o0__0o0

"Rumah sakit..! kondisi Naya kritis di ruang operasi, dia menjalani operasi sesar, dok detak jantung pasien lemah, kata asisten dokter dengan nada panik".

"Di ruang operasi para dokter berjuang keras menyelamatkan nyawa Naya". Tambah kantung darah lagi. Ucap sang dokter.

"2 jam kemudian, mereka keluar dari ruangan operasi".

"Ceklek..! Gimana keadaan'nya dok ? tanya pak Toni panik".

"dia keguguran akibat guncangan keras memasuki inti tubuh'nya dan pukulan keras yang dia terima". Pasien masih kritis, karena telat mendapatkan pertolongan. Jelas sang dokter

"Dia akan di pindahkan ke ruang ICU, sambung sang dokter". untuk beberapa hari kedepan kami akan terus pantau pasien. Saya permisi...! Pamit sang dokter".

0o0__0o0

"1 bulan penuh Naya di rawat di rumah sakit. Setelah sembuh Naya balik lagi kepenjara neraka itu".

"Setiap hari Naya di cambuk, ditendang, di pukul, bahkan di jadikan pemuas napsu para petugas". Di dalam penjarah Naya di perlakukan seperti binatang. Tidak ada belas kasihan, yang ada hanya hinaan dan bahan tertawaan.

"Naya menjalani hidup itu selama 2 tahun sampai dia mengalami trauma berat". Tapi untung'nya dia masih waras dan tidak gila. "Melihat berat'nya ujian hidup'nya Naya memilih untuk tetap bertahan".

"Dia selalu merasa ingin mati, tapi Naya menahan'nya. Dia harus tetap hidup untuk mencari keadilan buat almarhum Ayah'nya dan juga dirinya sendiri".

0o0__0o0

Note : "jangan mudah terbuai oleh cinta semu, hinggah akhir'nya cinta itu mendorongmu menuju jurang ke hancuran".