0o0__0o0
"Rumah sakit jakarta...! Brankar Naya didorong kencang menuju ruang operasi oleh suster, dokter dan juga Tiger yang menatap khawatir melihat kondisi Naya".
"Lebih cepat..! Titah sang dokter saat melihat tubuh Naya kejang-kejang". Brangkat itu melaju semakin cepat ke ruang operasi.
"Brak...! Pintu ruang operasi tertutup rapat". meninggalkan Tiger yang merosot di bawah lantai dengan muka yang sangat kacau.
"Apa yang terjadi sama hidup kamu kak ? Kenapa bisa hidup kamu sekacau ini ? Bukankah seharus'nya kamu hidup bahagian dengan suami yang kamu cintai". Tapi apa yang aku lihat sekarang.
"Arrrghhh..! Bug...! Bug...! Bug...! Tiger geram penuh amarah sambil menonjok lantai dengan keras, dia tidak peduli jari-jari tangan'nya terluka". Perasaan amarah membakar tubuh'nya, hati'nya terasa tercabik-cabik melihat kondisi orang dia sayang berakhir mengenaskan seperti itu.
"Aku akan balas mereka semua berkali-kali lipat, aku janji tidak akan melewatkan mereka satupun". Ungkap Tiger terduduk dengan tatapan penuh amarah.
0o0__0o0
"Tidak jauh dari posisi'nya terdapat sosok cewek cantik tinggi, putih, rambut sebahu warna abu-abu dengan pakaian celana jeans hitam dan juga jaket hitam. Usia'nya sekitar 26 tahun seusia Naya".
"Tap..! Tap..! Tap..! Dia melangkah tegas dengan pandangan mata tak lepas dari objek di depan'nya yang nampak kalut, kacau, dan berantakan".
"Berdiri..! Ucap'nya datar dan dingin saat dia sudah ada di depan Tiger yang masih terduduk lemas di lantai dingin depan ruang operasi".
"Tiger menatap sepatu hitam boots yang ada di depan lalu perlahan mendongak ke atas". Di sana terdapat sosok cewek cantik, berpenampilan Badas, dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mungil'nya dan bibir tipis berwarna merah.
"Siapa ? Tanya Tiger singkat sambil berdiri di depan wanita yang tinggi'nya sebahu".
"Set...! Naya Verdof ucap'nya sambil menaikan kaca mata'nya ke atas kepalah". Kini pandangan keduan'nya bertemu. Tiger menatap terkejut melihat muka dia yang begitu mirip dengan muka Naya.
"Siapa sebenar'nya Lo Dan ada urusan apa ? Tanya'nya to the poin sambil menatap lekat mata tajam Naya". Dia bisa merasakan kalau sosok yang berdiri di hadapan'nya bukanlah sosok gadis lemah. Melainkan gadis yang kuat.
"Loe bisa cari tau sendiri, dan gue berdiri disini buat cari tau kabar kembaran gue". Saut Naya datar sambil menatap pintu ruang operasi di depan'nya.
"Apa yang terjadi ? Tanya'nya lagi".
"Entahlah..! Aku menemukan dia didalam club dengan kondisi yang sangat buruk". Jelas'nya dengan tangan terkepal kuat dan tatapan menajam.
"Klik..! Naya menekan earphone yang ada di tangan'nya dia menelfon anak buah'nya yang ikut bersama'nya dari luar negri".
"Cari tau semua, apa yang terjadi sama saudaraku, 2 jam info itu harus ada di tanganku". Ucap'nya tegas dan datar.
"Baik..! Nona, saut anak buah'nya dari sebrang telfon".
"Tut...! Panggilan berakhir". Naya memutar tubuh'nya lalu duduk tenang di kursi tunggu sambil bersendekap dada dan mata'nya menatap lurus ke depan ruang operasi. "Entah kenapa dia merasakan nyeri pada ulu hati'nya". Apa yang terjadi di hidup'nya dan bagaimana keadaan dia selama ini ? "Guman Naya bertanya-tanya dalam hati".
"Tiger mondar mandir di depan pintu ruang operasi dengan raut wajah cemas". Aaarghh...! Teriak Tiger frustasi sudah hampir 2 jam ruang operasi itu tertutup rapat
"Duduk..! Ucap Naya datar dan tegas". Dia merasa terganggu melihat Tiger yang nampak seperti orang gila di depan pintu ruang operasi.
"Jangan ngatur gue". Saut Sarkas Tiger tajam.
"Pergi dari sini". Usir Naya dengan menatap dingin dan tajam ke arah Tiger yang mulai tersulut emosi mendengar ucapan'nya.
"Bug..! Tiger menonjok keras ke arah muka Naya, namun Naya dengan santai menangkis tangan Tiger hanya dengan satu tangan dan tetep duduk diam dengan muka datar".
"Gue bisa aja patahin tangan loe sekarang, pilih diam atau pergi selama'nya". Ucap Naya sambil menatap tajam mata Tiger yang memerah.
"Bug..! Satu tendangan mengenai perut Tiger, membuat'nya mundur ke belakang dan terbentur tembok dengan keras".
"Tiger tetap berdiri sambil memegang perut'nya yang teramat sakit, dia semakin yakin kalau orang yang ada di hadapan'nya bukan orang sembarangan". Akhirnya dia memilih ngalah dan duduk di samping Naya.
"Haah...! Tiger menghelah nafas kasar sambil memejamkan mata'nya".
0o0__0o0
"Di mansion Miller...! Adrian meneguk wine di ruangan bar kecil yang ada di Mansion'nya". Dia nampak kacau dan berantakan mengingat tatapan benci dari mata Naya.
"Berani sekali jalang itu menatapku seperti itu", geram Adrian sambil meminum wine langsung dari botol'nya.
"Apa yang terjadi selama dia di dalam penjarah ? tubuh'nya banyak luka memar dan tubuh intim'nya sangan longgar". Berani sekali dia membagi sesuatu yang harus hanya milik aku. Rahang Adrian mengeras mengingat itu semua.
"Tunggu hukuman mu sayang..! Kamu sekarang begitu sangat berani, dulu kamu nampak manis, imut dan penurut layak'nya kucing". Dan sekarang kamu berubah jadi anjing yang sangat liar.
"Prang..! Brengsek..! Umpat Adrian penuh amarah, mata'nya memerah efek alkohol yang mulai menyerang tubuh'nya".
"Bug..! Bug...! Bug..! Adrian menuju keras meja bar mini yang ada di depan'nya, dia sangan marah mengingat Naya hanya diam saja saat tubuhnya dipakai 5 lelaki di depan mata'nya sendiri".
"Kenapa kamu tidak berontak Hem ? Kenapa kamu hanya diam saja sayang ? Racau Adrian tanpa sadar dia mengeluarkan air mata'nya".
"Harus'nya mulut kecil kamu itu gunakan untuk memohon kepadaku". tapi apa..? kamu hanya diam tanpa suara dan terus menantang aku dan menatap penuh permusuhan. "Racau'nya lagi".
"Aaaaaa...! Prang...! Prang...! Adrian teriak emosi bercampur frustasi melihat perubahan Naya setelah 2 tahun tidak bertemu". Adrian mengamuk dan menggila di dalam ruangan itu membanting semua botol Wine sampai hancur tak tersisah.
"Nafas'nya memburu naik turun, emosi menguasai tubuh'nya dengan perasaan campur aduk yang sulit di jelaskan". Naya..! Racau Adrian sambil terduduk di lantai dengan muka frustasi dan penampilan yang sangat berantakan.
"Dret..! Dret..! Hp Adrian bergetar di dalam saku celana'nya, dia langsung merogoh saku'nya dan menarik keluar hp'nya".
"Tanpa melihat siapa yang menghubungi-nya Adrian langsung mengangkat telfon itu dengan suara lirih".
"Ada apa ? Tanya Adrian to the poin".
"Hallo bos..! Gawat, Nona Naya menghilang dari club". Beber Edo dengan nada panik. Dia dari tadi sudah menyelusuri ruangan club,namun keberadaan Naya tetap tidak di temukan.
"Edo tadi ke toilet sebentar karena sakit perut, namu saat dia kembali ruangan itu nampak kosong tanpa jejak sedikitpun".
"Jangan main-main Edo..! Balas Adrian dengan datar, raut muka'nya langsung dingin mendengar info dari sang asisten".
"Saya serius bos nona menghilang, dari tadi saya sudah menyelusuri ruangan club namun tidak menemukan jejak nona sama sekali". Jelas Edo tegas.
"Brengsek...! Apa yang kau lakukan hah ? Sampai bisa kehilangan'nya". Aku menyuruhmu mengurus'nya bukan menghilangkan 'nya. Murka Adrian dari sebrang telfon dengan rahang yang mengetat.
"Maaf bos..! Saya lalai". Ucap Edo dengan rasa takut menggerogoti tubuh'nya, dia tau bos'nya itu orang yang sangat kejam dan tidak pandang bulu dan kali ini dia melakukan kesalahan fatal yang bisa saja menghilangkan nyawa'nya.
"Cari sampai ketemu". Kalau sampai besok Naya tidak ada di hadapan saya, maka kepalahmu taruhan'nya. Sergah Adria dengan datar dan dingin. Tangan'nya menggenggam erat Hp dengan tatapan menajam.
"Tut...! Panggilan Adrian akhiri tanpa mendengar balasan dari sang asisten, giginya bergemelatuk dengan rahang yang mengeras".
"Bajingan mana yang berani membawa Naya ? Sampai ketemu ku potong tangan lancangmu itu". Geram Adrian sambil jalan keluar menuju kamar'nya. Dia perlu mendinginkan tubuh'nya yang terasa panas akibat amarah dan alkohol yang bercampur jadi satu.
0o0__0o0
"Bella sialan...! Umpat Edo sambil nyetir mobil menyelusuri jalan ibu kota jakarta". Kemana dia membawa nona Naya ?
"Edo melirik jam tangan'nya ternyata sudah pukul 24.00 malam". Aku harus segerah temukan Nona, bisa di penggal kepalahku besok kalau sampai tidak ketemu. Guman Edo frustasi
"Anjing...! Umpat Edo keras kalah nomor Bella tidak dapat di hubungi sama sekali, dia langsung membantu earphone yang ada di telinga'nya saking geram'nya".
"Jalang itu terus saja cari masalah...! Ucap Edo dengan tangan mengepal kuat di setir mengemudi". Dia semakin kuat menginjak pedal gas'nya, dia juga sudah perintahkan seluruh anak buah'nya untuk menyebar mencari keberada'an Naya.
0o0__0o0
Note : "berfikir lah dengan kepala dingin, sebelum kamu menyesali keputusan yang kamu ambil".