bab 1, Bayangan bintang

Pesantren dan Pataka: Kisah Seorang Santri Perwira - Bab 1: Bayangan Bintang

Mentari pagi menyinari atap-atap bangunan pesantren Al-Falah yang sederhana namun kokoh. Udara sejuk khas pedesaan masih menyelimuti halaman yang dipenuhi aroma khas tanah basah dan daun-daun kering. Di salah satu sudut, seorang santri muda bernama Fahri sedang berlatih silat. Gerakannya lincah, terlatih, menunjukkan dedikasi dan disiplin yang ia pupuk selama bertahun-tahun di pesantren. Tubuhnya yang atletis tak mencerminkan kelembutan yang terpancar dari wajahnya yang bersih, dihiasi sepasang mata yang menyimpan impian besar.

Fahri bukanlah santri biasa. Di balik semangatnya mempelajari kitab kuning dan menghafal Al-Quran, tersimpan cita-cita yang tak lazim bagi sebagian besar teman-temannya: menjadi perwira polisi. Impian itu tertanam sejak ia kecil, terinspirasi oleh sosok sang ayah yang dulu pernah bertugas sebagai anggota polisi sebelum meninggal dunia. Sebuah foto usang yang selalu ia simpan di dalam tasnya menampilkan sang ayah dengan seragam polisi, berdiri tegap dengan senyum ramah. Ia selalu menatap foto itu, membayangkan dirinya kelak mengenakan seragam yang sama.

Hari itu, usai latihan silat, Kyai Hamid, pimpinan pesantren, memanggil Fahri. Kyai Hamid, dengan tatapan bijaksana dan senyum ramahnya yang khas, menawarkan kesempatan langka bagi Fahri untuk mengikuti tes masuk Akpol. Informasi itu bagaikan angin segar yang menerpa jiwa Fahri. Meskipun ia tahu jalan yang akan ditempuh akan berat, ia merasa seperti mendapatkan petunjuk Ilahi.

"Cita-citamu mulia, Nak," ujar Kyai Hamid, suaranya lembut namun penuh wibawa. "Ingatlah selalu, tugas seorang polisi adalah menegakkan keadilan dan melindungi masyarakat. Semoga Allah SWT meridhoi langkahmu."

Doa Kyai Hamid menguatkan tekad Fahri. Ia mengangguk mantap, dada terasa penuh dengan semangat dan tekad yang membara. Namun, di balik kegembiraan itu, ia menyadari tantangan besar yang menanti. Ia harus bisa menyeimbangkan kehidupan pesantren dengan persiapan menghadapi tes masuk Akpol yang ketat. Ia harus bisa membuktikan bahwa seorang santri juga mampu menjadi perwira polisi yang tangguh dan berintegritas. Bayangan bintang di pundak seragam polisi itu semakin nyata, menuntun langkahnya menuju masa depan yang penuh tantangan.