Pesantren dan Pataka: Kisah Seorang Santri Perwira - Bab 4: Hari Penentuan
Hari ujian tiba. Fahri berangkat pagi-pagi sekali, didoakan oleh Kyai Hamid dan seluruh santri Al-Falah. Ia mengenakan baju koko putih bersih dan sarungnya yang sederhana, menunjukkan kesederhanaan dan keikhlasannya. Di dalam tasnya, selain alat tulis, tersimpan secarik kertas kecil berisi ayat-ayat Al-Quran yang selalu ia baca sebelum menghadapi tantangan.
Suasana di tempat ujian sangat tegang. Ratusan calon peserta ujian tampak serius dan fokus. Fahri berusaha untuk tetap tenang, mengingat nasihat Kyai Hamid agar ia menyerahkan semuanya kepada Allah SWT. Ia memulai ujian tulis dengan berdoa, memohon petunjuk dan kemudahan.
Ujian tulis berlangsung selama beberapa jam. Soal-soal yang diberikan cukup sulit, meliputi berbagai bidang ilmu pengetahuan, kemampuan penalaran, dan juga tes kepribadian. Fahri mengerjakan soal-soal tersebut dengan teliti dan hati-hati, memanfaatkan semua pengetahuan dan kemampuan yang ia miliki. Ia tak merasa terbebani, melainkan tertantang. Ia menganggap ujian ini sebagai kesempatan untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya.
Setelah ujian tulis, ia mengikuti tes kesehatan dan tes fisik. Tes kesehatan berjalan lancar. Namun, tes fisik terasa lebih berat. Tubuhnya yang belum sepenuhnya pulih dari sakit beberapa waktu lalu merasa sangat terbebani. Ia harus berlari sejauh beberapa kilometer, melakukan berbagai macam latihan fisik yang menguras tenaga, dan menjalani tes lainnya. Ia merasakan sakit dan kelelahan yang luar biasa, namun ia tetap berjuang, terdorong oleh impiannya yang begitu besar.
Hari itu terasa sangat panjang dan melelahkan. Saat matahari mulai terbenam, ujian selesai. Fahri merasa lega, namun juga penat. Ia merasa telah memberikan yang terbaik, dan ia menyerahkan sisanya kepada Allah SWT. Ia berdoa agar Allah SWT memberinya hasil yang terbaik, sesuai dengan usaha dan ikhtiarnya. Ia pulang ke pesantren dengan hati yang tenang, mendapatkan banyak pelajaran berharga dari seluruh proses yang telah ia lalui: bahwa kerja keras, ketabahan, dan keikhlasan akan membuahkan hasil yang terbaik. Ia menunggu pengumuman hasil ujian dengan penuh harap, yakin bahwa apapun hasilnya, ia telah memberikan yang terbaik. Perjuangannya di antara kitab suci dan impiannya untuk menjadi perwira polisi belumlah berakhir.