bab3,ujian menghampiri

Waktu berlalu begitu cepat. Hari ujian masuk Akpol semakin dekat. Fahri semakin giat belajar, mengerjakan soal-soal latihan, dan berlatih fisik. Ia bangun pagi sebelum subuh untuk sholat tahajud dan membaca Al-Quran, sebelum memulai kegiatan belajarnya. Di siang hari, ia tetap mengikuti kegiatan pesantren, namun ia selalu menyempatkan diri untuk membaca buku atau mengerjakan soal latihan di waktu luang. Tubuhnya lelah, pikirannya penat, namun semangatnya tetap menyala.

Abdur selalu ada di sisinya, memberikan dukungan moral dan membantu Fahri dalam hal-hal yang ia kuasai. Mereka sering berdiskusi, berbagi cerita, dan saling menyemangati. Persahabatan mereka semakin erat, teruji oleh kesibukan dan tantangan yang mereka hadapi. Dukungan dari teman-teman santri lainnya juga sangat berarti bagi Fahri. Mereka mendoakan Fahri agar berhasil dalam ujiannya.

Namun, tak semua berjalan mulus. Beberapa minggu sebelum ujian, Fahri jatuh sakit. Demam tinggi dan batuk yang hebat membuatnya harus istirahat total selama beberapa hari. Ia merasa cemas, takut ketinggalan pelajaran dan tidak siap menghadapi ujian. Ia merasa beban yang ia pikul terasa semakin berat.

Di tengah rasa sakit dan kecemasannya, Kyai Hamid menjenguknya. Kyai Hamid memberikan nasihat dan doa, menenangkan hatinya yang gelisah. "Usahamu sudah maksimal, Nak," kata Kyai Hamid. "Serahkan sisanya kepada Allah SWT. Yang terpenting adalah kamu sudah berusaha sekuat tenaga. Itulah yang paling berharga."

Kata-kata Kyai Hamid memberikan ketenangan dan kekuatan baru bagi Fahri. Setelah beberapa hari beristirahat, Fahri kembali belajar, meskipun tubuhnya belum sepenuhnya pulih. Ia fokus pada materi-materi yang ia rasa masih lemah. Ia menyadari bahwa ia harus memanfaatkan waktu yang tersisa sebaik mungkin. Ujian akan segera tiba, dan ia harus siap menghadapinya dengan segala kemampuan yang ia miliki. Ia berdoa agar Allah SWT memberinya kekuatan dan kesehatan untuk menghadapi ujian yang akan datang. Ia merasa bahwa ujian ini bukan hanya ujian tulis dan fisik, melainkan juga ujian kesabaran, ketahanan mental, dan keikhlasan. Ia harus membuktikan bahwa seorang santri mampu melewati semua rintangan itu harus Fahri lewati jalur langit dan jalur darat dengan berdoa