"Apelnya rasanya manis dan renyah sekali!" kata Qing dengan penuh semangat.
Dia mengambil beberapa gigitan lagi dari apel itu dan tampak sangat menikmati buah tersebut.
Gu Chaoyan mengambil satu apel dan memakannya juga.
Dia menemukan bahwa, seperti yang Qing katakan, apel itu memang terasa lebih manis dan renyah dibandingkan apel biasa.
Segera, sebuah rencana baru muncul di kepala Chaoyan. Dia akan menanam beberapa anggur untuk membuat minuman beralkohol. Ketika restorannya dibuka nanti, dia akan memanfaatkan anggur hasil fermentasi itu sebagai produk unggulan.
Dengan ide itu dalam pikirannya, Gu Chaoyan menjadi sangat senang. "Baiklah, ayo kita pergi makan."
Qing mengambil satu apel lagi dan melemparkan tatapan penasaran pada Nonanya. Dia tidak tahu apa yang membuat Nonanya senang. Namun, yang Qing pikirkan adalah selama Nonanya bahagia, semuanya akan baik-baik saja.
Setelah makan malam, Gu Chaoyan pergi mandi, setelah itu dia langsung tertidur.
—