Seketika setelah dua gulungan menyatu, tubuh Leng Wuxian menggigil hebat. Bukan karena dingin dari es di sekelilingnya, tapi karena energi asing yang meledak dari dalam darahnya sendiri.
“Ghh—arghh...!”
Tubuhnya terangkat dari tanah, diselimuti aura merah tua bercampur kabut es. Simbol-simbol aneh mulai membentuk pola di punggung dan dadanya—membakar, tapi tak melukai.
> “Sinkronisasi warisan meningkat: 65%
Status: Aktivasi awal ‘Kutukan Darah Es’”
Seketika itu pula, Wuxian pingsan.
---
1. Dalam Mimpi Darah
Dalam kegelapan pikirannya, Wuxian berdiri di padang salju hitam. Di hadapannya, sosok berjubah berdiri—wajahnya diselubungi kabut, hanya matanya yang tampak… mata yang sama seperti milik Wuxian.
“Anak dari darahku, warisan ini milikmu. Tapi bersamanya… kutukan yang membelenggu tujuh generasi akan terbangun.”
“Aku tak peduli kutukan,” sahut Wuxian tenang.
“Kau akan,” balas suara itu dingin. “Karena kutukan ini… bukan hanya membunuhmu, tapi semua yang mendekatimu.”
Seketika, salju berubah merah. Sosok-sosok muncul—ibu, teman masa kecil, bahkan murid-murid lain… semuanya terbakar oleh api darah dari tubuhnya sendiri.
---
2. Bangkit dari Es
Wuxian terbangun di gua dalam labirin. Nafasnya berat. Tubuhnya penuh luka, tapi bekas luka itu… perlahan menutup sendiri.
Tangannya gemetar. Tapi di dalamnya, aura energi yang sebelumnya tak pernah ia rasakan—kuat, mengancam, dan dingin bagai kematian.
“Warisan ini… menakutkan,” gumamnya.
Namun ia tahu satu hal—ia tidak bisa mundur.
Langkahnya terayun keluar dari gua, saat suara langkah mendekat cepat.
---
3. Musuh dalam Bayangan
Bai Renshu kembali. Tapi kali ini, tak sendiri.
Di belakangnya muncul seorang gadis—rambut ungu panjang, mata tajam, membawa kipas es. Namanya Qing Mei, murid dari klan es elit, kekuatannya di atas para murid biasa.
“Kau terlalu lama di dalam, bocah darah beku,” ucap Qing Mei sambil membuka kipas. “Kau bawa sesuatu yang harusnya tidak kau miliki.”
Wuxian berdiri, meski tubuhnya belum pulih.
Bai Renshu mengangkat pedangnya. “Gulungan itu… warisan itu… serahkan sekarang.”
Tapi Wuxian tak menjawab. Ia hanya menarik napas. Tanda di punggungnya mulai bersinar.
> “Aktivasi formasi Warisan Darah Lv.3
Teknik: Pembekuan Darah Sepuluh Langkah”
Udara di sekelilingnya membeku. Tanah retak. Dinding labirin runtuh sebagian.
Qing Mei tersentak, “Teknik tingkat itu—tidak mungkin kau kuasai tanpa…”
Wuxian menatapnya dengan mata kosong. “Tanpa rasa takut.”
---
4. Kutukan Terungkap
Serangan mereka bertiga meledak di tengah lorong. Formasi demi formasi aktif. Tapi Wuxian kini melangkah dalam irama kutukan.
Setiap serangan dari musuh… berbalik dan melukai mereka sendiri. Darah yang mengalir dari luka mereka menguap, dan terserap oleh tanda di tubuh Wuxian.
“Dia… menyerap darah kami?!”
Qing Mei tersentak mundur, “Itu… itu teknik terlarang dari zaman kuno…”
Wuxian melangkah pelan, membekukan kipas Qing Mei dan mematahkan pedang Renshu.
Tak membunuh mereka. Hanya menghancurkan harga diri mereka.
“Pergilah. Kalian tidak siap.”
---
5. Di Ujung Labirin
Wuxian berdiri di depan gerbang keluar Labirin Es. Suaranya parau, tubuhnya goyah, tapi matanya tetap tajam.
Ia telah berubah.
Bukan lagi murid rendahan yang dibenci semua orang.
Kini ia adalah pemegang warisan kuno yang terlupakan.
Ia adalah kutukan yang berjalan.
Dan saat pintu terbuka, dunia luar menyambutnya kembali… dengan tatapan takut dan bingung.