Chap 9 - Ujian Permunian Darah

Tiga hari setelah keluarnya Wuxian dari Labirin Es, Sekte Xueyin mengumumkan peristiwa langka:

Ujian Pemurnian Darah – ritual kuno untuk memilih murid berbakat demi naik ke Paviliun Inti.

Biasanya hanya murid tingkat atas yang diundang. Tapi entah kenapa… kali ini, nama Leng Wuxian tercantum paling atas.

---

1. Tanda dari Langit

Di atas ruang pengumuman, batu pemanggil spiritual memancarkan cahaya merah darah saat nama Wuxian terpahat. Para murid bergumam panik:

“Kenapa murid bawah bisa ikut?”

“Dia pasti bawa kutukan dari Labirin Es!”

“Kalau dia lolos... itu berarti akhir dari sistem sekte ini!”

Wuxian hanya berdiri diam, menatap papan nama dengan wajah dingin.

---

2. Ujian Dimulai

Ujian diadakan di Lembah Awan Darah—tempat legendaris yang hanya dibuka 1 kali tiap 10 tahun.

Instruksi sederhana:

“Masuk. Bertahan selama tiga hari. Jika kau keluar hidup-hidup, maka darahmu akan dianggap layak.”

Tapi… tak pernah ada murid tingkat bawah yang selamat dari tempat itu. Bahkan banyak murid atas pun gugur.

---

3. Dunia dalam Darah

Begitu Wuxian melangkah masuk ke lembah, langit berubah merah pekat.

Lembah itu bukan sekadar tempat… tapi dunia tersendiri, dipenuhi makhluk ilusi, darah kental di udara, dan bayangan kutukan masa lalu.

Langkah pertamanya saja membuat tanah di bawahnya membeku.

Kekuatan darahku... bereaksi dengan tempat ini.

Bayangan muncul—bentuk dirinya sendiri, tapi dengan wajah penuh kebencian.

“Kau membunuh mereka semua demi kekuatan, Wuxian...”

---

4. Pertarungan Bayangan

Bayangan Wuxian menyerangnya. Setiap serangan seperti mencabik dari dalam pikirannya.

“Kau pengecut. Kau hanya bertahan karena takut mati!”

Wuxian menatap bayangannya.

“Bukan. Aku bertahan... karena belum selesai membunuh siapa pun yang menghalangiku.”

Seketika tubuhnya meledak dalam aura es. Bayangan itu hancur.

Dan sebuah simbol baru muncul di tubuhnya:

Formasi Jiwa Beku – Tingkat Kedua

Efek: Ketahanan darah +20%, Resistensi sihir +10%

---

5. Hari Ketiga: Kematian atau Naik

Wuxian kini berdiri di tengah lembah. Di sekelilingnya, tubuh-tubuh murid lain yang tumbang satu per satu.

Dari 31 peserta, tinggal 4 orang yang masih berdiri… dan hanya satu yang tak mengalami luka berat: dia sendiri.

Seketika suara bergema dari langit:

"Leng Wuxian… darahmu diterima."

Langit kembali biru. Gerbang Lembah terbuka.

---

6. Dunia Luar Menyambut

Saat ia keluar dari lembah, seluruh sekte menatapnya… dalam diam. Bahkan para tetua tak lagi berkata apa-apa.

Wuxian tak mengucapkan sepatah kata pun. Ia hanya menatap langit timur, yang perlahan mulai diselimuti kabut ungu.

“Sekte lain akan datang… Dunia ini tak akan membiarkanku hidup tenang.”