Langit di atas Sekte Xueyin mendadak terbelah.
Awan bergulung, dan dari celahnya muncul kapal langit raksasa, dilapisi formasi sihir berwarna ungu tua. Di haluan, simbol petir dan angin menyatu dalam lambang berbentuk mata naga.
> “Itu… simbol Sekte Langit Timur!”
“Mereka tidak pernah turun kecuali untuk… perekrutan langsung?”
---
1. Kedatangan Tak Terduga
Para tetua Sekte Xueyin keluar menyambut dengan wajah tegang.
Tapi dari atas kapal, suara seorang pria muda menggema dingin:
> “Kami mencium darah warisan beku kuno. Keluarkan murid bernama Leng Wuxian.”
Semua murid langsung memalingkan pandangan ke arah satu titik—ya, ke arah Wuxian.
Wuxian berdiri di pinggir tebing, jubahnya berkibar pelan oleh angin. Ia menatap kapal itu… tanpa rasa takut.
---
2. Ujian Kelahiran Baru
Dari kapal langit, turun tiga orang:
Seorang pria berambut perak dengan tongkat petir
Gadis bermata ungu dengan sabit es
Dan satu lelaki tua yang hanya duduk di atas formasi melayang
> “Kami tidak datang untuk memaksa… tapi untuk menilai.”
“Jika kau lolos uji kami, maka kau berhak masuk Gerbang Inti Langit Timur.”
Mereka melemparkan sebuah cincin tantangan ke tanah.
Lingkarannya menyala. Di tengahnya, muncul… bayangan naga es.
---
3. Naga Penjaga
> “Langkah pertama, lawanlah bayangan jiwa naga ini.
Jika kau bisa membuatnya membuka matanya… maka kau layak.”
Semua murid Xueyin mundur ketakutan. Bahkan para tetua pun ragu.
Tapi Wuxian melangkah ke tengah lingkaran. Tak berkata sepatah kata. Tak menoleh ke siapa pun.
Begitu kakinya menyentuh simbol, naga itu menggeram. Udara membeku. Darah seolah berhenti mengalir di seisi lembah.
---
4. Serangan Dingin Tanpa Nama
Bayangan naga menyerbu, tapi Wuxian… tidak menghindar.
> Aku tahu rasa ini… ini bukan kekuatan naga. Ini… rasa dari tubuhku sendiri.
Ia mengangkat tangan.
Mengaktifkan teknik darah barunya—Cakar Beku Jiwa.
Sekali sabetan, udara di sekitar pecah. Serangan itu mengenai dahi bayangan naga.
Mata sang naga… terbuka.
---
5. Pengakuan dari Langit
Orang tua dari Sekte Langit Timur berdiri.
Matanya menajam.
> “Darah beku kelas tinggi. Teknik pembekuan insting.
Anak ini… bukan hanya berbakat. Dia mungkin… kunci dari zaman berikutnya.”
Gadis bermata ungu mendekati Wuxian.
> “Namaku Qian Lian. Mulai hari ini, kita akan satu sekte.”
---
6. Pilihan Terakhir
Tetua Xueyin mencoba menahan.
> “Tunggu! Dia murid kami—dia tidak bisa direbut begitu saja!”
Tapi Wuxian menatap mereka dingin.
> “Kalian tak pernah benar-benar menginginkan aku ada di sini.
Sekarang, biarkan aku pergi… atau aku akan mencairkan sekte ini jadi sungai darah.”
Semua terdiam.
Dan dalam cahaya ungu petir, Wuxian melangkah ke atas kapal… meninggalkan segalanya.