Dominic menunggu sampai Mirabelle Vance menghilang di ujung jalan sebelum kembali masuk, tas cucian menggantung di lengannya.
Di meja depan, salah satu resepsionis menghentikannya.
'Dom, siapa wanita tadi?'
Dia berusaha terlihat santai, tapi Dominic bisa melihat penyesalan terpancar di wajahnya.
Jelas dia tadi menganggap Mirabelle sebagai orang tidak penting dan sekarang ingin memperbaiki kesalahannya.
'Dia tidak menyebutkan namanya. Apa benar dia ingin bertemu dengan bos besar? Kenapa dia tidak punya janji? Kupikir—'
'Berhenti bertanya terlalu banyak,' kata Dominic, nyaris tanpa memperlambat langkahnya. 'Lain kali dia datang, jangan buat dia menunggu. Langsung persilakan masuk. Mengerti?'
Gadis itu menelan ludah. 'Y-ya. Mengerti.'
Dominic menuju lift dan naik ke lantai enam puluh delapan, tempat kantor para eksekutif berada.
Bosnya sedang berdiri di depan jendela dari lantai ke langit-langit, memunggunginya.