Bab 74 Ciuman Bibir

Keesokan paginya, aku bangun sebelum matahari terbit seperti remaja yang dilanda rasa bersalah setelah menyelinap keluar rumah.

Tidak mungkin Ashton tidak menyadari seluruh aksi pura-puraku semalam, dan aku tidak mau duduk berhadapan dengannya saat sarapan berpura-pura bahwa aku adalah manusia normal yang berfungsi dengan baik.

Jadi ya, aku mencoba untuk kabur.

Menyelinap turun, sepatu di tangan, tas berayun di sampingku.

Tapi coba tebak?

Dia sudah ada di sana.

Duduk di sofa seperti raja dunia bisnis.

Menonton berita.

Tenang.

Lengan kemeja digulung seperti ancaman kasual.

Aku hampir saja melempar tas tanganku ke wajahnya.

'Kamu bangun pagi sekali,' tuduhku.

Dia menoleh, tanpa ekspresi. 'Mau ke mana sepagi ini?'

Ketahuan.

Aku menggigit bibirku, pura-pura polos yang hanya mempan pada pria yang ingin dibohongi. 'Yvaine ingin sarapan bersama. Aku hanya akan... ya, pergi sebentar...'

Aku berjalan menyamping seperti kepiting menuju pintu.