56 Dia Adalah Iblis

Aku mengangkat sikuku dan menghantamkannya ke rahang Karr, tapi dia tidak bereaksi. Dampak sikuku bagaikan gigitan nyamuk baginya. Dia menarik rambutku dan membanting kepalaku ke dinding. Mataku berkunang-kunang dan kepalaku berputar.

Aku bisa merasakan jari kasar yang menyodok masuk ke dalam rokku dari belakang. Aku ingin melawan, tapi pikiranku masih kacau.

"Pantat yang bagus!" Pria itu mengeluarkan tawa mesum.

Kemudian dia memasukkan dua jari, tiga. Aku mengerang kesakitan saat dia dengan kasar mencoba merobekku dari belakang. Kepalaku tertekan ke dinding, tanganku menepuk-nepuk udara.

Tiba-tiba, dari arah tangga terdengar suara langkah kaki yang cepat, dan kemudian aku merasakan beban di belakangku tiba-tiba menghilang. Seseorang menarik Karr ke samping.

"Apa yang kau lakukan?" Seorang pria berteriak. "Anggota dewan tidak ada di sini saat ini. Pasti ada yang tidak beres!"