"Kau pernah bilang padaku nama mereka ada di daftar kematianmu, bukan? Kalau aku tidak salah ingat!"
Suaranya rendah dan berat, seperti seorang pendeta yang akan memimpin ibadah. Aku tidak yakin apakah dia bisa berbicara seperti itu. Tapi aku sangat tahu bahwa apa yang akan terjadi ada hubungannya dengan ritual tersebut.
"Jawab aku." Dia menatapku dengan tenang.
"Ya," kataku, dan tanpa kusadari, suaraku mulai seperti suaranya. Ada sesuatu yang magis pada tubuhnya, dan itu memengaruhiku. Hal ini membuatku sedikit tidak nyaman, jadi aku berusaha menjaga pikiranku tetap jernih. Aku tidak bisa menahan diri untuk mundur selangkah. Mungkin sebaiknya aku segera pergi dari tempat ini.
"Pernahkah kau berpikir untuk membunuh mereka sendiri?" Dia bertanya. "Katakan padaku, apa motifmu ingin membunuh mereka?"
Aku melirik saudara Karr, kepala mereka tertunduk dan kelopak mata mereka turun, terikat pada tiang gantungan. Suara napas dari hidung mereka serendah napas orang sekarat.