Cipratan darah dari dada Karr senior memercik ke pakaian putih Daley. Wajahnya kosong, matanya terpaku pada pisau bedah. Dia seserius dokter yang sedang mengoperasi pasien, dan setiap sayatan yang dia buat membuat Karr senior menggeliat-geliatkan tubuhnya.
'Dia pasti kesakitan!'
Aku berpikir dalam hati.
Melihat wajah Karr senior yang semakin pucat dan meringis, rasa senang muncul di hatiku. Dia mendapatkan apa yang pantas dia terima. Saat Daley bergerak, bau darah yang menyengat memenuhi gudang.
Baunya membuat kepalaku pusing dan aku menatap dada Karr senior yang berlumuran darah. Daley meletakkan pisau bedah di samping pada piring perak. Dia bahkan tidak memerlukan sarung tangan untuk merasakan luka-lukanya dengan tangannya.