Dia membuka lakban dari mulut Karr yang lebih muda. Karr langsung mendongak. Wajahnya pucat dan matanya penuh ketakutan. Rambut hitamnya sudah basah oleh keringat.
"Mulai pengakuanmu!" Daley menatap Karr yang lebih muda seolah-olah dia adalah seorang pendeta yang menunggu untuk mendengar pengakuan dosa.
"Aku..." Karr yang lebih muda menatapku. Dahinya berkerut kesakitan, seolah-olah mengakui kesalahannya adalah hal yang sangat sulit untuk dikatakan. Dia berpaling untuk menatap Daley lagi, dan ketika matanya bertemu dengan tatapan dingin Daley, dia langsung ketakutan dan menundukkan kepalanya.
"Jangan buang-buang waktu!" Kata Daley.