Penghapus dari Langit

Langit yang tadinya biru jernih kini berubah menjadi merah gelap, seperti senja yang terbakar. Awan-awan hitam bergulung dari segala arah, membentuk pusaran di atas gua tempat Beast King tumbang. Udara bergetar. Angin membawa bisikan—bukan dari manusia, bukan dari makhluk hidup, tapi dari sistem.

"Pengguna ilegal terdeteksi. Proses pembersihan dimulai."

"Raka... itu barusan suara siapa?" tanya Lily pelan. Tangannya gemetar. Alira dan Zen sudah berdiri siaga, tangan mereka mencengkeram senjata masing-masing.

Raka memandang ke atas. Pupil matanya memantulkan cahaya merah langit.

"...Itu suara sistem. Suara dari engine inti dunia ini."

Dia menatap layar statusnya yang baru saja diperbarui.

---

> Status: Anomali Detected Level: 28 Class: Debugger (Overclocked) Passive Effect: Corrupted Presence

---

"Corrupted Presence...? Apa maksudnya ini?" gumam Raka.

Seketika, tanah di bawah mereka retak dan sebuah portal besar terbuka dari langit. Cahaya putih menyilaukan jatuh menembus awan dan menghantam tanah. Dari cahaya itu muncul sosok—tinggi, ramping, tapi tak punya wajah. Tubuhnya seperti disusun dari potongan kode, berkedip-kedip dengan huruf dan angka.

"INQUISITOR 0X-F"

Suara sistem mengidentifikasi makhluk itu.

Zen langsung melangkah maju, mengangkat pedangnya. “Apa ini boss baru?”

Raka menggeleng pelan. “Bukan. Itu... firewall.”

"Firewall?" Alira mengernyit. “Lo bercanda?”

“Enggak. Itu program pembersih yang aku tulis sendiri buat menghapus anomali sistem. Tapi... seharusnya cuma aktif kalau ada cheat player. Ini... ini kayaknya ngebaca aku sebagai virus.”

Makhluk itu bergerak tanpa suara, namun setiap langkahnya meninggalkan retakan di tanah dan gangguan visual di udara.

Tiba-tiba tangannya mengangkat—dan muncul proyektil cahaya ke arah mereka.

ZRAK!!

Zen mengangkat perisainya dan mental ke belakang, menghantam batu. Alira menyabetkan pedang api, tapi serangannya justru melewati tubuh makhluk itu seperti menembus kabut data.

“Serangannya enggak bisa kena!” seru Alira.

Lily mencoba casting Light Bloom, tapi saat kelopak cahaya menyentuh tubuh si Inquisitor, skill itu langsung terhapus dari udara, lenyap begitu saja.

Raka menggertakkan gigi. “Dia punya efek Code Clean. Semua script aktif yang mendekatinya bakal dibatalkan...”

Makhluk itu tiba-tiba melesat. Raka menunduk tepat waktu, tapi pundaknya tetap tergores. Luka itu bukan luka biasa—tubuhnya seolah terkikis, seperti file yang dihapus sebagian.

"Aku… bisa mati di sini…" pikir Raka, panik.

---

Mereka berempat mundur, mencari perlindungan di balik batu besar.

"Raka!" seru Lily. "Lo harus ngejelasin sekarang. Gimana kita bisa ngelawan itu makhluk!"

Raka menarik napas dalam-dalam.

“Makhluk itu gak bisa dilawan langsung. Tapi... ada satu celah.”

Mereka semua menatapnya.

“Setiap 10 detik, sistem harus ngumpulin ulang data posisi semua objek. Waktu itulah dia rentan.”

Alira langsung paham. “Artinya... ada delay kecil pas dia refresh?”

Raka mengangguk. “Cuma 1 detik. Tapi kalau kita bisa pakai itu…”

Zen berdiri, masih dengan tubuh berdarah. “Gue bisa tahan dia dalam satu gerakan pas momen itu.”

“Gue juga bisa kasih Shield Amplify ke Zen,” tambah Lily.

“Dan gue bakal nyerang dari atas,” kata Alira, “pakai Meteor Dance.”

Raka tersenyum, meski tubuhnya masih bergetar karena efek Corrupted Presence. “Oke. Gue yang akan trigger momen delay itu. Tapi kita cuma punya sekali kesempatan.”

---

Mereka mulai bergerak.

Raka maju lebih dulu, tangan kanannya terbakar dengan efek Flame Spike, tangan kirinya membawa Code Sync. Dia melesat ke arah si Inquisitor, lalu melompat tinggi sambil meneriakkan:

"System Call: Recompile Now!"

Suara bergema keras. Dunia berhenti sejenak.

[RECOMPILING SYSTEM...]

Inilah momennya.

Zen langsung meloncat dan menusukkan pedangnya ke tanah, membuat gelombang kejut yang menahan Inquisitor di tempat. Lily casting Shield Amplify pada Zen, membuat tubuhnya bersinar keemasan.

Alira melompat dari tebing di belakang gua, tubuhnya berputar dan dikelilingi meteor-meteor kecil.

"METEOR DANCE!"

Dalam satu detik itu, semua serangan bertumpuk ke arah Inquisitor.

Dan...

BAAAMMM!!!

Suara ledakan tak seperti biasanya. Dunia seakan runtuh. Tubuh si Inquisitor terseret ke belakang, goyah—kode-kode di tubuhnya mulai pecah, berkedip dan kehilangan bentuk.

Namun...

Dia belum mati.

---

"Apa... serangan itu gagal?" tanya Lily dengan suara gemetar.

"Enggak," jawab Raka. "Kita berhasil... melemahkannya."

Inquisitor berteriak. Suaranya bukan teriakan manusia—lebih mirip suara alarm yang dipelintir, menyakitkan di telinga.

Tapi saat itu juga... tubuhnya berhenti bergerak.

Dan satu notifikasi muncul:

---

> [System Override Detected] Entity INQUISITOR 0X-F is being recalled. Debugging program locked. Manual access required.

---

Tubuh Inquisitor terangkat ke udara, perlahan menghilang dalam pusaran cahaya. Saat dia benar-benar lenyap, dunia kembali tenang.

Namun suasana tegang masih menggantung.

"Dia… akan balik lagi, kan?" tanya Alira pelan.

Raka mengangguk. "Ya. Dan mungkin bukan cuma dia. Sistem ini makin rusak, dan kita semua—termasuk aku—dianggap sebagai gangguan."

Zen memandangnya tajam. “Jadi sekarang, kita harus lawan dunia ini sendiri?”

Raka menggenggam tangan. "Atau... kita cari jalan ke pusat sistem dan ambil alih kontrolnya. Sebelum sistem ini sepenuhnya menggila dan musnahkan semua yang hidup."