## Prolog: Kematian Seorang Gamer, Kelahiran Sebuah Kutukan
Kaito Kurogane mati sepulang sekolah.
Bukan dengan teriakan heroik, atau dalam pelukan tragedi yang dramatis. Kematiannya datang dalam bentuk **korsleting listrik** dari pod VR *Eldoria: Abyss & Ascension* yang dia beli dengan uang tabungan setahun. Satu detik, dia merasakan sensasi menusuk tajam di pelipis, bau ozon menyengat, dan kegelapan yang lebih hitam dari layar monitor mana pun. Detik berikutnya, dia terbangun.
Tapi bukan di ruang putih penuh malaikat, atau di neraka yang berapi-api sesuai imajinasi populer.
Dia terbangun di **tumpukan sampah yang membusuk**, di bawah langit yang dihiasi **dua bulan pucat kehijauan**, menghirup udara yang berbau seperti **kotoran, besi berkarat, dan kemurkaan yang mengkristal**. Tubuhnya... bukan tubuhnya lagi. Kulitnya kasar, abu-abu kebiruan. Tangannya kurus, berkuku hitam runcing. Ada **dua tonjolan kecil dan sakit** di dahinya – benih tanduk. Sebuah suara mekanis bergema di kepalanya:
**"Sistem Pemula Terdeteksi. Menyinkronkan... Sinkronisasi selesai. Selamat datang di Eldoria, Kaito Kurogane. Status: Reinkarnasi. Ras: Imp (Sub-Ras Iblis, Tingkat Terendah). Kelas: Peon Abyss. Level: 1."**
*Imp? Peon Abyss? Level 1?* Pikirannya berputar. Ini seperti skenario isekai game paling klise, tapi dengan **twist yang kejam**. Dia bukan pahlawan terpilih. Dia bukan keturunan raja yang tersembunyi. Dia bahkan bukan manusia biasa. Dia adalah **kasta terendah di ras yang seringkali menjadi kasta rendahan pula**. Seekor **hama**, **bahan percobaan**, atau paling baik, **budak**.
Memori terakhirnya menyergap: Antusiasme membeli game VRMMORPG terbaru yang dielu-elukan sebagai "pengalaman hidup-mati", *Eldoria: Abyss & Ascension*. Dunia yang menjanjikan sihir megah, ras eksotis, dan perjuangan epik antara Surgawi dan Abyssal. Dia memilih sisi Abyss saat pembuatan karakter – karena katanya, jalur kriminal/iblis selalu lebih menantang. Dia bahkan sempat memimpikan menjadi Archdemon perkasa, menyemburkan api neraka. Ironi pahitnya kini menyesakkan: dia terlahir sebagai *Imp*, tikus Abyss, versi paling menyedihkan dari apa yang dia pilih.
**"Titel: Bangsawan Terbuang (Dinonaktifkan)."**
*Bangsawan Terbuang?* Gelar itu seperti ejekan. Seperti mengatakan seekor kecoa adalah keturunan raja yang dicampakkan. Apa artinya di dunia di mana kekuatan dan ras menentukan segalanya?
* **Celestials** berkuasa di kota-kota cahaya, memandang rendah semua ciptaan dengan hukum mutlak mereka.
* **Naga** purba tidur di atas gunung emas dan manacrystals, kekuatannya setara dewa.
* **Archdemons, High Lords, Elf Mulia** berkuasa atas wilayah dan pasukan, mengatur permainan politik dengan tangan besi.
* **Manusia, Beastkin, Iblis Biasa** berjuang untuk bertahan, menjadi pion dalam permainan yang lebih besar.
* **Goblin, Orc Terjajah, Slime** diperbudak atau dibasmi.
* Dan di dasar paling bawah... **Imps** seperti dia. Sekadar gangguan, angka statistik kematian yang tidak berarti.
Kaito merasakan keputusasaan menggigit. Hidupnya sebagai siswa SMA yang biasa-biasa saja, yang pelarian utamanya adalah dunia virtual, telah berakhir dengan sia-sia. Dan dia terdampar di realitas yang jauh lebih kejam, dalam bentuk yang lebih hina dari yang pernah dia bayangkan. Dia ingin menjerit, tapi tenggorokannya terasa kering dan asing.
Kemudian, suara sistem kembali berbunyi, berbeda kali ini. Lebih dalam, lebih bergema, seperti guntur yang terpendam di dasar gua.
**"Menganalisis Keunikan Pemula... Terdeteksi! Warisan Unik: Sin Lord System."**
Sinar ungu tua yang redup tapi mengerikan menyembul dari dadanya, membentuk antarmuka baru yang tumpang tindih dengan statusnya yang menyedihkan. Tujuh slot kosong, masing-masing bertanda nama dalam bahasa kuno yang mengerikan namun langsung dipahaminya: **PRIDE. GREED. LUST. ENVY. GLUTTONY. WRATH. SLOTH.**
**"Sin Lord System: Memanggil dan mengikat tujuh bawahan yang mewujudkan Tujuh Dosa Mematikan. Potensi: Tak Terbatas. Biaya: Mahal. Risiko: Kematian."**
Penjelasan singkat mengalir: Kekuatan luar biasa, tetapi membutuhkan pengorbanan besar – EXP, sumber daya langka, resonansi dengan esensi dosa itu sendiri. Kegagalan berarti kehancuran.
Dan kemudian, sebuah indikator berkedip lemah di slot **SLOTH**:
**"Calon Bawahan Sloth Terdeteksi di Proximitas Dekat. Resonansi: Minimal. Kualifikasi: Terpenuhi. Biaya Pemanggilan Awal: 10 EXP."**
10 EXP. Itu bisa didapat. Harapan liar, beracun, dan berbahaya, menyala dalam dadanya. Dari jurang keputusasaan, sebuah tangga gantung muncul – terbuat dari duri dan dosa.
Dengan tubuh baru yang ringkih dan menjijikkan, Kaito Kurogane, mantan gamer, kini Imp terbuang, berdiri di atas tumpukan sampah dunia yang memusuhinya. Di depan, kota iblis **Dis Patera** menjulang suram dan penuh bahaya. Di sekelilingnya, makhluk-makhluk sepertinya mengais sisa-sisa kehidupan. Di dadanya, benih sistem terkutuk yang menjanjikan kekuasaan tertinggi dengan mengorbankan segalanya. Dan di suatu tempat dalam kegelapan yang berbau busuk ini, entitas kemalasan abadi menunggu untuk dibangunkan.
Dia melihat tangannya yang kasar dan abu-abu. Bukan tangan siswa, bukan juga tangan pahlawan. Tapi mungkin... tangan seorang **Tuan Dosa**.
Sebuah teriakan kasar Orc memecah kesunyian. "Oi, sampah! Ngapain disitu?"
Kaito menoleh. Dua Orc bertubuh besar, pentungan di tangan, mata merah penuh kebencian, mendekat. Level 15. Ancaman kematian yang sangat nyata.
Kepanikan dan naluri bertahan hidup menyergap. Tapi di bawahnya, seperti magma di bawah kerak bumi yang tipis, menggelegak sesuatu yang lain: **ambisi**. Ambisi yang dipicu oleh keputusasaan dan godaan sistem terkutuk. Ambisi untuk tidak menjadi korban. Ambisi untuk meraih apa yang dijanjikan oleh "Bangsawan Terbuang" dan "Sin Lord" itu, betapapun gelap jalannya.
Dia tidak punya senjata. Tidak punya skill. Hanya tubuh rapuh Level 1 dan sistem yang mematikan.
*10 EXP,* bisik pikirannya. *Aku butuh 10 EXP.*
Matanya, kuning menyala seperti mata iblis sejati dalam kegelapan, menyapu lingkungan: tumpukan sampah, genangan cairan hijau menyala beracun, bongkahan logam berkarat... dan dua Orc bodoh yang mendekat.
Senyum tipis, dingin, dan sama sekali tidak seperti senyum Kaito si siswa, merekah di wajah barunya yang kasar.
**Game dimulai.**