## Bab 7: Bisikan di Kuburan dan Kotak yang Berdetak
Kepadatan pasar gelap Dis Patera terasa seperti mimpi buruk yang ramai dibandingkan dengan kesunyian yang menyelimuti pintu masuk **Catacomb of Whispers**. Lubang itu tersembunyi di balik reruntuhan kuil kecil yang didedikasikan untuk dewa kematian yang terlupakan, hanya ditandai oleh lengkungan batu hitam yang diukir dengan wajah-wajah penderitaan yang memudar. Udara di sini dingin, kering, dan berbau debu kuno, tulang, dan sesuatu yang lebih dalam – seperti kegelapan yang terkompresi.
Kaito merasakan bulu kuduknya berdiri. Denah dasar Grakk di tangannya terasa tidak berguna di bawah sinar bulan pucat yang menyelinap melalui celah-celah reruntuhan. **“Sloth, kau siap?”** bisiknya.
Sloth, yang bersandar di dinding batu yang dingin, membuka satu mata ungu. **“Gelap… sunyi… bagus… untuk… tidur… tapi… Ghoul… berisik… dalam… pikirannya…”** Dia menguap. **“Bisikan… banyak… bisikan…”**
Kaito mengangguk. Kaela telah memperingatkannya. Catacomb itu hidup, atau setidaknya diresapi oleh sisa-sisa energi magis dan penderitaan yang tak terhitung. Dia memeriksa perbekalannya yang masih sangat minim, diperoleh dengan harga mahal dari Kaela (dan menambah hutangnya):
* **Belati Perak Berpagar (Rusak Ringan):** +5 kerusakan pada makhluk unholy (Ghoul termasuk). Efektivitas berkurang 20%.
* **3 Botol Serbuk Silau Gnome:** Menciptakan kilatan cahaya menyakitkan dan suara nyaring (melawan Ghoul yang sensitif suara?).
* **Tali Kawat Tipis:** Untuk perangkap atau memanjat.
* **Antidote Umum (Dosis 1):** Untuk racun dasar.
* Tongkat Mana Retak-nya yang hampir hancur.
Tidak ada baju zirah. Tidak ada perlindungan sihir yang berarti. Dia dan Sloth harus mengandalkan keahlian, penipuan, dan… kemalasan strategis.
**“Quest ‘Kotak Musik Ghoul’ Aktif!”**
**“Peringatan: ‘Bisikan Catacomb’ Terdeteksi. Resisten atau hadapi gangguan mental.”**
Mereka menyusup ke dalam. Lorong sempit, diukir dari batu padat, menurun tajam. Udara semakin tebal dengan debu dan tekanan psikis. Kaito mendengarnya pertama kali sebagai desis angin, lalu sebagai gumaman samar. Kata-kata yang tidak terbentuk, erangan, tawa gugup. Suara-suara itu mencakar pikiran.
**“Kamu kecil… sia-sia…”**
**“Mati di sini… seperti yang lain…”**
**“Dia menunggumu… Vekk… dia lapar…”**
Kaito menggeleng, mencoba mengusirnya. Dia fokus pada langkahnya, pada nafasnya. Sloth, di belakangnya, tampak tidak terganggu, bahkan mengantuk. **“Hanya… suara… kosong… seperti… angin…”** bisiknya, acuh. Aura Lethargy-nya yang pasif mungkin memberikan perlindungan kecil terhadap gangguan mental.
Mereka mencapai persimpangan pertama. Denah Grakk menunjukkan lorong kiri menuju "Ruang Pengawet", kanan menuju "Lorong Tulang". Grakk memperkirakan Vekk bersemayam di ujung Lorong Tulang.
**“Mendeteksi… perangkap… pendengaran… di… kiri…”** Sloth menguap, menunjuk samar ke lorong kiri. **“Langkah… salah… bunyi… keras…”**
Kaito mengintip dengan hati-hati. Dia tidak melihat apa-apa, tapi mempercayai insting Sloth. Mereka mengambil kanan, memasuki Lorong Tulang. Namanya tepat. Dindingnya dipenuhi relung-relung berisi tengkorak dan tulang-belulang yang ditumpuk dengan rapi, seolah-olah dalam pajangan yang mengerikan. Mata-soket tengkorak seolah mengikuti pergerakan mereka. Bisikan di sini lebih keras, lebih jahat.
**“Kotak musik… milikku…”**
**“Sentuh dan mati…”**
**“Imp kecil… dagingnya segar…”**
Tiba-tiba, bayangan di ujung lorong bergerak. Bukan bayangan biasa, tapi bentuk kabur yang merayap di sepanjang langit-langit, hampir menyatu dengan kegelapan. Levelnya muncul: **Ghoul Stalker - Level 18.**
**“Musuh!”** Kaito berbisik, meraih belati peraknya. Sloth hanya mendengus, duduk di lantai berdebu dengan malasnya, bersandar di dinding tulang. **“Kecil… repot…”**
Ghoul Stalker meluncur turun dari langit-langit, cakar tulangnya mengarah ke kepala Kaito, mulut tanpa bibirnya menganga menunjukkan gigi-gigi tajam. Kecepatannya mengerikan.
*Fwish!*
Gerakannya tiba-tiba melambat secara tidak wajar saat memasuki radius Aura Lethargy Sloth. Kaito, yang sudah siap, menyelip ke samping. Belati perak berpagarnya menyambar, bukan ke tubuh utama, tapi ke sendi lutut tipis yang terbuka saat Ghoul itu melambat.
*Krak!*
Tulang lutut itu pecah. Ghoul Stalker menjerit – suara parau yang mengerikan – dan jatuh ke lantai, pincang. Kaito tidak berhenti. Dia menginjak punggung makhluk itu dan menghunjamkan belatinya ke dasar tengkoraknya. Jeritan itu terputus.
**“Ghoul Stalker (Level 18) dikalahkan! EXP +120!”**
**“Level Up! Kaito Kurogane mencapai Level 6! Stat meningkat!”**
Energi hangat mengalir, menyembuhkan ketegangan. Dia menarik napas lega. Sloth, tanpa bangkit, memberi semacam anggukan lesu. **“Tidak… buruk…”**
Tapi kemenangan kecil itu segera dihantui. Bisikan-bisikan di dinding tiba-tiba menjadi teriakan histeris, berpadu menjadi satu suara yang mendesis, dingin, dan penuh kebencian:
**“PEMBUNUH! KAU MEMBUNUH PENJAGAKU! SEKARANG AKU TAHU KAU DATANG, SERANGGA! AKAN KUPATAHKAN TULANG-TULANGMU SATU PER SATU DAN AKU DENGAR NYANYIANNYA!”**
Suara Vekk the Silent. Tidak lagi diam.
**“Status: Vekk the Silent - Waspada dan Murka!”**
**“Peringatan: ‘Bisikan Catacomb’ Diperkuat oleh Vekk! Efek gangguan mental meningkat!”**
Kepala Kaito berdenyut. Gambar-gambar mengerikan muncul di pikirannya: dirinya terkulai, tulangnya dihancurkan, dihidupi oleh Ghoul. Dia menggigit bibirnya, mencoba fokus. Sloth mengerang. **“Berisik…! Berhenti…!”** Aura ungu tua Sloth berdenyut lebih kuat, mendorong kembali bisikan-bisikan itu untuk sementara, menciptakan gelembung kecil keheningan relatif di sekitar mereka. **“Aura of Lethargy (Active) - Level meningkat sementara menahan gangguan mental!”**
Mereka melanjutkan dengan lebih hati-hati. Lorong berakhir pada ruang melingkar yang lebih besar – **Chamber of Echoes**. Di tengah ruangan, di atas tumpukan permadani kusut dan kain lapuk, duduk **Vekk the Silent**.
Dia lebih besar dari Ghoul biasa. Kulitnya abu-abu baja, kencang di atas otot rangka yang padat. Matanya menyala hijau pucat, tanpa pupil, penuh kecerdasan dingin dan kemarahan. Tangannya, bukan cakar tulang, tetapi seperti tangan manusia yang keriput dan terlalu panjang, berakhir dengan kuku hitam runcing. Di pangkuannya, dia memegang **sebuah kotak persegi kecil** yang terbuat dari kuningan mengkilap dan kayu gelap, dihiasi dengan roda gigi Gnome yang rumit. Kotak itu berdenyup dengan cahaya biru redup. Level Vekk: **25**, seperti yang diperkirakan. Sistem memberi label: **Vekk the Silent - Ghoul Lord / Necrotic Whisperer**.
**“Akhirnya,”** suara Vekk mendesis, keluar bukan dari mulutnya yang terkatup, tapi seolah dari dinding itu sendiri, menggema di seluruh ruangan. **“Grakk mengirim sampah untuk mengambil kembali mainannya? Atau mungkin Rubah Licik itu?”** Matanya yang hijau menyapu Kaito dan Sloth. **“Dan apa ini? Seekor Imp yang sedikit… berbeda. Dan sesuatu yang tidur? Baunya aneh. Tidak enak. Tapi… menarik.”**
Kaito mengencangkan genggamannya pada belati. Melawan langsung tidak mungkin. Dia perlu rencana. Kotak musik itu ada di pangkuan Vekk.
**“Kami hanya ingin kotak itu, Vekk,”** kata Kaito, mencoba terdengar percaya diri. **“Serahkan, dan kami pergi.”**
Vekk terkekeh, suaranya seperti batu nisan yang bergeser. **“Kotak ini? Ini bukan mainan, serangga. Ini kunci. Kunci ke tempat tidur yang sangat dalam.”** Dia membelai kotak itu dengan lembut. **“Dan Grakk tidak akan memilikinya. Tidak pernah.”** Dia mengangkat satu tangan. **“Tapi karena kau sudah datang… aku akan menambahkan tulangmu ke koleksiku. Dan teman tidurmu… mungkin aku akan mempelajarinya.”**
Vekk tidak bangkit. Dia hanya mengangkat tangannya. **“Bangkitlah, para penjaga! Rasakan daging segar!”**
Tanah berpasir di sekitar tumpukan tempatnya duduk bergejolak. **Tiga kerangka utuh** merangkak keluar, tulang-tulangnya berwarna hitam legam, mata-soketnya menyala merah. Mereka memegang pedang tulang berkarat. Level: **15 - Skeletal Guards (Necrotic Enhanced).**
**“Sloth, bisakah kau—?”** Kaito mulai bertanya, tapi Sloth sudah mengangkat satu jari dengan enggan.
**“Dream… Dust… untuk… tulang…?”** Dia meniup lembut ke arah kerangka yang mendekat. Serbuk ungu tua menyelimuti mereka. Kerangka-kerangka itu tersentak, berhenti sejenak. Cahaya merah di mata-soket mereka berkedip, seolah bingung. Satu bahkan menggaruk tengkoraknya dengan pedangnya. **“Status: Skeletal Guards - Terkena Dream Dust. Disorientasi (Sedang).”**
Itu kesempatannya! Kaito tidak menyerang kerangka. Dia melemparkan **satu botol Serbuk Silau Gnome** ke lantai di antara dia dan Vekk.
*BANG! FZZZZT!*
Kilatan cahaya putih menyilaukan dan suara nyaring yang memekakkan memenuhi ruangan! Vekk menjerit kesakitan – suara fisik kali ini – menutup mata hijau pekanya yang sensitif. Kerangka-kerangka itu bergoyang, lebih bingung lagi.
Kaito memanfaatkan kekacauan. Dia bukan menuju Vekk, tapi ke **dinding ruangan**, di mana dia melihat sesuatu saat kilatan cahaya: **sebuah celah sempit di balik tumpukan tengkorak**, mungkin ventilasi atau jalan rahasia. Dia merangkak masuk dengan cepat. Ini jalan pintas? Atau jebakan?
Dia menemukan dirinya di lorong sempit yang gelap, penuh sarang laba-laba. Di ujungnya, dia melihat cahaya biru redup. Dia merangkak ke depan, hati-hati. Lorong itu bermuara di balik **singgasana tumpukan kain Vekk**. Dia bisa melihat punggung Ghoul Lord yang masih menggosok-gosok matanya, dan kotak musik yang berdenyap di pangkuannya, hanya berjarak beberapa meter!
Ini saatnya. Kaito mengeluarkan **tali kawat tipis**. Dia membuat simpul cepat, membentuk laso kecil. Dengan hati-hati, sangat hati-hati, dia mengulurkannya melalui celah di tumpukan kain, mengarahkannya ke kotak musik di pangkuan Vekk. Dia mengatur nafas. Satu gerakan salah…
*Whoosh!*
Dia melemparkan laso. Kawat itu mendarat sempurna di sekeliling kotak musik kecil! Kaito menarik dengan sekuat tenaga!
Kotak musik itu terbang dari pangkuan Vekk, meluncur melalui udara menuju celah tempat Kaito bersembunyi! Vekk terkejut, meraih ke udara kosong.
**“TIDAK!”** raung Vekk, kemarahan murni memenuhi ruangan. Dia berbalik, mata hijau menyala menemukan celah dan Kaito yang sedang menarik kotak musik itu.
Kaito meraih kotak yang berdentang saat menyentuh tanah. Dingin! Dan berdenyup… seperti jantung kecil. Dia tidak punya waktu. Dia memasukkannya ke dalam kantung pinggangnya dan berbalik untuk merangkak kembali melalui lorong sempit.
**“KAU PENCURI!”** Vekk mengamuk. Dia mengangkat tangannya, energi hijau tua menyala di ujung jarinya. **“MATI DALAM BISIKAN!”**
Sebuah **tusukan energi nekrotik hijau** menyembur menuju Kaito! Tidak ada waktu untuk menghindar sepenuhnya di ruang sempit. Dia memutar tubuhnya.
*Sizzle!*
Energi itu mengenai bahunya, bukan jantungnya. Rasa sakit yang membeku dan menusuk menyebar! (**HP: 80/140! Status: Necrotic Chill (Minor) - Kecepatan -10%**)
Kaito menjerit kesakitan tapi terus merangkak. Dia bisa mendengar Vekk merobek tumpukan kain di belakangnya. Dia mencapai ujung lorong, jatuh ke Chamber of Echoes. Sloth masih di sana, dikelilingi oleh tiga kerangka yang tampak sangat bingung dan bergerak sangat lambat karena kombinasi Dream Dust dan Aura Lethargy yang terus-menerus. Salah satu kerangka mencoba mengayunkan pedang, tetapi gerakannya sangat lambat sehingga Sloth hanya memiringkan kepalanya untuk menghindarinya.
**“Pergi!”** teriak Kaito pada Sloth, bergegas ke arah lorong keluar. Sloth berdiri dengan sangat lambat, menguap, lalu tiba-tiba *meluncur* ke belakang dengan kecepatan yang mengejutkan, seperti dia tergelincir di atas es yang tidak terlihat, melewati kerangka dan menyusul Kaito. **“Minor Kinetic Slide,”** bisiknya, terdengar sedikit terengah-engah untuknya.
Mereka berlari kembali melalui Lorong Tulang, diikuti oleh teriakan kemarahan Vekk yang menggema dan langkah berat Ghoul Lord yang semakin dekat. Bisikan-bisikan di dinding menjadi jeritan histeris, mencoba menyesatkan mereka, menjanjikan jalan buntu.
**“Ke kiri! Bukan kanan!”** Kaito membentak, mengabaikan bisikan yang mendesak ke kanan. Dia mengandalkan ingatannya yang ditingkatkan sistem. Mereka mencapai persimpangan. **“Perangkap pendengaran di kiri!”** dia ingat peringatan Sloth. Mereka mengambil kanan, kembali ke lorong masuk.
*BOOOOM!*
Suara ledakan keras memekakkan telinga dari lorong kiri yang mereka hindari, disusul jeritan amarah Vekk yang teredam. Perangkap itu telah terpicu, menghambatnya!
Mereka memuntahkan diri keluar dari Catacomb, kembali ke udara malam yang kotor tapi segar Dis Patera. Kaito bersandar di reruntuhan, napasnya tersengal, bahunya berdenyut sakit. Tapi dia berhasil. Kotak musik itu ada di sakunya, berdenyup dengan tenang.
**“Quest ‘Kotak Musik Ghoul’ Selesai! Reward: Akses ke Rusted Gullet (Area Sedang) untuk dua orang + peralatan dasar dari Grakk.”**
**“Level Up! Kaito Kurogane mencapai Level 7! Stat meningkat! (Kemenangan atas rintangan signifikan).”**
Sloth duduk di batu, sudah terlihat setengah tertidur. **“Lelah… berisik…”**
Kaito mengangguk, rasa lega bercampur rasa sakit. Dia melihat ke kotak musik Gnome. Apa yang Vekk maksud dengan "kunci ke tempat tidur yang sangat dalam"? Grakk pasti tahu lebih banyak. Dan mereka harus menemui Grakk untuk klaim hadiah mereka – tiket ke Rusted Gullet.
Namun, saat dia berdiri, dia merasakan sesuatu. Bukan dari kotak musik, tapi dari bawah. Getaran samar di tanah, diikuti oleh bisikan sistem yang tiba-tiba:
**“Peringatan: Resonansi Dosa Gluttony Meningkat Secara Drastis! Sang Pengunyah Abadi Sedang Aktif! Aktivitas seismik minor terdeteksi di bawah Distrik Industri Timur!”**
Bersamaan dengan itu, Sloth mengerang, memegang kepalanya. **“Lapar…! Sangat… lapar…! Dia… bangun… dan… marah… tidak… cukup… makan…!”**
Kemarahan Gluttony? Apakah aktivitas mereka di catacomb mengganggunya? Atau sesuatu yang lain? Kaito melihat ke arah Distrik Industri Timur. Di sanalah **The Rusted Gullet** berada. Perjalanan mereka ke bawah tidak bisa ditunda.
Mereka harus menemui Grakk sekarang. Dapatkan peralatan. Dan menghadapi Sang Pengunyah Abadi sebelum kelaparannya melahap lebih dari sekadar logam berkarat. Ancaman Vekk yang pendendam dan Vyrk yang mengintai adalah masalah untuk nanti. Di bawah kakinya, dosa kedua menunggu, dan kelaparannya menggemuruh seperti gempa yang akan datang.