## Bab 6: Mimpi Buruk yang Dipesan dan Rencana Berkarat
Bau tinta kering dan kulit hewan menyengat di udara pengap gudang yang rusak. Kaito menatap sketsa kasar di atas selembar kulit yang dijelaskan Kaela. Itu menggambarkan denah **‘The Fungal Delight’**, kedai pesaingnya, lengkap dengan titik masuk, ruang penyimpanan, dan – yang paling penting – kamar pribadi pemiliknya, **Boris**.
Boris, menurut Kaela, adalah Beastkin luak yang licik dan sombong (Level 28), terkenal karena jamur halusinogen berkualitas rendah dan kecenderungannya menyabotase pasokan jamur langka Kaela dengan menyuap pengangkut Goblin.
**“Target: Boris the Badger,”** bisik Kaela, jarinya yang bercakar menunjuk ke ruang tidur di sketsa. **“Aku ingin dia… sangat mengantuk. Besok pagi, dia punya pertemuan penting dengan pemasok Jamur Mimpi dari Lapisan Dalam. Jamur itu sensitif. Jika Boris tertidur saat menanganinya, atau salah hitung karena ngantuk…”** Senyumnya penuh arti. **“…Jamur Mimpi yang rusak bisa menyebabkan halusinasi yang sangat tidak menyenangkan. Sangat memalukan. Dan mahal.”**
Kaito melihat Sloth yang sedang duduk lesu di lantai berdebu, memeluk Grimoire-nya. **“Bisa…?”** tanyanya pada entitas malas itu.
Sloth membuka satu mata ungu. Dia melirik sketsa itu, lalu ke arah *The Burrow*. **“Tempat… tidur… Kaela… lebih… nyaman…?”**
Kaela menghela napas. **“Ya. Aku punya kasur bulu Shadowmink di ruang belakang. Kau bisa pakai. *Setelah* pekerjaan selesai.”**
Sloth mengangguk sangat pelan. **“Mimpi… buruk… kecil… untuk… Boris….”** Dia menutup matanya lagi, seolah sudah lelah hanya dengan berpikir. **“Tapi… butuh… sesuatu… miliknya… untuk… tautan…”**
Kaela mengangguk, mengeluarkan sepotong kecil kain dari saku rompinya. **“Serbet dari kedainya. Dia pakai kemarin.”**
Sloth mengulurkan tangan dengan malasnya. Jarinya menyentuh kain itu. Untuk sesaat, aura ungu tua yang lebih pekat dari biasanya mengelilinginya. Grimoire di pangkuannya berdenyut lemah. Kemudian, dia menarik tangannya, kain itu sekarang terlihat sedikit… kusam, seolah vitalitasnya tersedot. **“Cukup… nanti… malam… dia… mimpi… buruk… terjaga… tapi… tidur… dalam…”**
Itu semua. Sloth tampaknya langsung tertidur lagi, kepalanya tersandar ke tumpukan karung.
**“Quest ‘Sabotase Jamur’ Diterima!”**
**“Tujuan: Gunakan kemampuan Sloth untuk membuat Boris the Badger mengalami kantuk ekstrem dan kesalahan kritis saat menangani Jamur Mimpi besok pagi.”**
**“Reward: Akses ke kasur bulu Shadowmink untuk Sloth, perkenalan ke Grakk oleh Kaela.”**
Kaito menghela napas. Dia baru saja menyetujui serangan psikis lintas jarak. Moralitas di Dis Patera memang elastis. Dia fokus pada tugas berikutnya: mempersiapkan ekspedisi ke **The Rusted Gullet**.
“Sekarang, tentang Grakk dan Rusted Gullet,” kata Kaito.
Kaela menganggak. “Grakk adalah penjual tiket utama ke Neraka Logam itu. Tapi harganya gila. **Satu Astral Shard** per orang hanya untuk izin masuk area dangkal. Belum termasuk persewaan peralatan anti korosi dari Gnome, pemandu, dan ‘asuransi’ jika kau hilang atau dimakan.” Dia melihat Kaito yang miskin. “Kau tidak punya Shard, kan?”
Kaito menggeleng. Astral Shard adalah mata uang langka level menengah. Dia hanya punya 20 keping tembaga – bahkan tidak cukup untuk satu Shard Perak (setara 100 Tembaga).
“Pikir begitu,” lanjut Kaela. “Grakk mungkin menawarkan… pembayaran alternatif. Pekerjaan. Pekerjaan berisiko tinggi yang tidak ingin dia lakukan sendiri. Atau,” matanya menyipit, “dia mungkin tertarik dengan… ‘kemampuan khusus’ temanmu. Tapi hati-hati. Grakk suka memiliki orang. Jika dia tahu apa yang bisa dilakukan Sloth, dia akan menginginkannya untuk dirinya sendiri.”
Kaito mengangguk, mengingat mata berputar Grakk yang serakah. “Kami akan berhati-hati. Apa yang kami butuhkan untuk bertahan di Rusted Gullet?”
Kaela mulai membuat daftar: **Salep anti korosi Gnome** (wajib, kecuali ingin kulit meleleh), **masker respirator** (udara penuh logam berat dan sihir busuk), **pemeta dasar** (walau tidak akurat), **sumber cahaya kuat** (bukan api, karena bisa memicu gas), dan **senjata tumpul/energi** (benda tajam kurang efektif melawan logam hidup atau hantu karat).
“Dan,” tambah Kaela, suaranya serius, “kalian butuh anggota tim. Satu Imp dan satu pemimpi malas tidak cukup. Kalian butuh seseorang yang tahu medan, atau setidaknya bisa bertarung. Beastkin tahan korosi, atau Golem kecil. Tapi itu berarti lebih banyak biaya.”
Daftarnya semakin panjang, begitu juga hutang Kaito yang potensial pada Kaela dan Grakk. Dia merasa kewalahan, tapi tekadnya mengeras. Gluttony ada di bawah sana. Kekuatan dosa kedua. Dia harus mengambil risiko.
Malam itu, Kaito tidur gelisah di lantai gudang, sementara Sloth, entah bagaimana, sudah berada di kasur bulu Shadowmink Kaela (Kaela menggerutu tapi mengizinkan, demi "investasi"). Di tengah malam, Kaito terbangun oleh sistem:
**“Peringatan: Resonansi Dosa Gluttony Meningkat! Sang Pengunyah Abadi sedang aktif!”**
Bersamaan dengan itu, Sloth, yang tidur di ruangan lain, tiba-tiba duduk di kasurnya. Mata ungunya terbuka lebar, tidak seperti biasanya. **“Lapar…!”** bisiknya, suaranya bergetar dengan intensitas yang aneh. **“Sangat… lapar…! Makan… kota…?”**
Kaito melompat. “Apa? Makan kota? Sloth, apa yang kau lihat?”
Sloth menggeleng, tampak binggung. **“Bukan… aku… *Dia*… di bawah… bangun… lapar… merasakan… logam… di… atas…”** Dia menggosok pelipisnya. **“Mimpi…nya… kuat… mengganggu… tidurku…”**
Mimpi Gluttony begitu kuat hingga meresap ke Sloth! Itu menunjukkan kekuatan dan kelaparannya yang luar biasa. Kaito merasakan desakan yang lebih besar. Mereka harus bergerak cepat.
**“Quest ‘Sabotase Jamur’ Selesai!”** Sistem tiba-tiba memberi tahu. **“Boris the Badger mengalami episode kantuk ekstrem dan disorientasi selama penanganan Jamur Mimpi. Kontaminasi terjadi. Kerugian besar dan insiden memalukan dilaporkan di ‘The Fungal Delight’! Reward Dikirim.”**
Sloth, bahkan dalam keadaan setengah sadar, telah menyelesaikan tugasnya. Kaela akan senang.
Pagi harinya, Kaela tersenyum puas saat mendengar kabar dari bawahannya. “Bagus. Sangat bagus. Boris sekarang jadi bahan tertawaan pasar.” Dia menepuk bahu Kaito (dia menghindari menyentuh Sloth). “Sekarang, mari kita temui si Buta.”
Mereka menemukan Grakk di tendanya, sedang menghitung tumpukan koin perak dengan mata-mata bahunya. Dia mendengar mereka datang dan menyeringai.
“Rubah! Dan… Imp kecil yang berani!” suaranya serak. “Dengar tentang Boris. Kecelakaan menyedihkan.” Tawa seraknya menggema. “Kaela bilang kau tertarik dengan tur ke Kerongkongan?”
“Ya,” jawab Kaito. “Kami perlu ke Rusted Gullet. Area terdalam yang mungkin.”
Mata Grakk berputar cepat. “Terdalam? Kau ingin bunuh diri, anak kecil? Area dangkal saja cukup untuk membuat Golem meleleh. Tapi…” dia mengendus-endus udara, “...bau ketidaksabaran dan… sesuatu yang manis-busuk padamu. Menarik.” Dia mencondongkan badan. “Aku bisa atur. Izin masuk area **Sedang** – bukan terdalam, tapi lebih dalam dari pemulung biasa. Termasuk pemandu Gnome dasar, salep anti korosi untuk dua orang, respirator, dan peta usang. Harganya…”
Dia berhenti untuk efek dramatis. **“Dua Astral Shard. Atau…”** matanya mengunci ke arah Sloth yang sedang bersandar di pintu tenda, hampir tertidur lagi, **“...dia bekerja untukku. Satu malam. Melakukan… hal khusus. Seperti yang dilakukannya pada Boris, tapi dengan target *ku*.”**
Tawaran yang diharapkan. Kaito menggeleng. “Dia tidak untuk disewa. Kami bisa bayar dengan pekerjaan. Pekerjaan berisiko. Untukmu.”
Grakk tertawa. “Kau? Level 5 sekarang? Menarik, tapi apa yang bisa kau lakukan yang anak buahku tidak bisa?”
“Aku kecil. Tidak mencolok. Dan,” Kaito menatap mata Grakk, “baru saja membuat Borgaz si Api Hitam malu habis-habisan dan lolos hidup-hidup. Aku bisa masuk ke tempat yang tidak bisa dimasuki anak buahmu.”
Grakk mengernyit, lubang matanya yang kosong seolah menyipit. “Hmm… Benar juga.” Dia menggaruk dagunya yang berkerak. “Baik. Ada satu pekerjaan. Targetku adalah **Vekk the Silent**. Ghoul pasar. Dia menyimpan… barang yang dia curi dariku. **Sebuah kotak musik Gnome** yang sangat berharga. Dia tinggal di **Catacomb of Whispers**, kuburan tua di bawah distrik timur. Tempatnya sempit, penuh perangkap, dan Vekk… pendiam tapi mematikan. Level 25. Aku butuh kotak musik itu kembali. Utuh.”
**“Quest: ‘Kotak Musik Ghoul’**
* **Tujuan:** Masuk ke Catacomb of Whispers, temukan Vekk the Silent (Level 25), ambil kotak musik Gnome, dan bawa kembali ke Grakk.
* **Peringatan:** Area sempit, perangkap, Ghoul kuat. Tingkat Kematian: Tinggi.
* **Reward:** Akses ke Rusted Gullet (Area Sedang) untuk dua orang + peralatan dasar.
* **Kegagalan:** Kematian atau menjadi budak Grakk.”
Kaito menelan ludah. Level 5 melawan Level 25 di sarang Ghoul? Ini hampir mustahil. Tapi hadiahnya adalah tiket ke Gluttony. Dia melihat Sloth. Bisakah Sloth membantu di ruang sempit? Aura Lethargy dan Dream Dust bisa berguna. Tapi Ghoul mungkin punya resistensi.
“Kami membutuhkan informasi lebih,” tuntut Kaito. “Denah catacomb. Kelemahan Vekk. Apa yang ada di kotak musik itu sehingga sangat berharga?”
Grakk menggerutu. “Denah dasar saja. Kelemahan? Ghoul benyi suara magis tinggi. Kotak musik? Bukan urusanmu.” Dia melemparkan selembar kulit kasar dengan sketsa lorong-lorong. “Pekerjaan harus selesai sebelum tengah malam besok. Tidak ada kotak musik, tidak ada tur ke Kerongkongan.”
Kaito mengambil denah itu. Ini adalah pilihan yang mengerikan. Tapi tidak ada jalan lain. “Kami akan melakukannya.”
Saat mereka meninggalkan tenda Grakk, Kaela menarik Kaito ke samping. “Vekk the Silent… dia bukan Ghoul biasa. Dia mantan penyihir manusia yang terdegradasi. Dia mungkin masih punya trik. Dan Catacomb of Whispers… tempat itu hidup. Dindingnya berbisik. Bisa membuatmu gila.” Dia menatap Kaito. “Kau yakin?”
“Tidak,” jawab Kaito jujur. “Tapi aku harus.” Dia melihat ke Sloth. “Apa pendapatmu?”
Sloth menguap. **“Gelap… sempit… mungkin… bisa… tidur… di… sana…?”** Bisiknya acuh. **“Tapi… Ghoul… berisik… mengganggu… tidur…”**
Kaito menghela napas. Sekali lagi, dia akan memasuki lubang neraka, ditemani oleh perwujudan kemalasan, untuk menemukan perwujudan kerakusan. Ironi hidupnya di Abyss tak pernah berakhir. Dia memeriksa belati berkarat dan tongkat Mana Retak yang hampir hancur. Dia membutuhkan persiapan.
“Kaela,” katanya, “kami butuh senjata yang lebih baik. Dan mungkin… racun atau alat pengalih.”
Kaela tersenyum tipis. “Tentu. Aku punya beberapa barang. Tapi tentu saja… dengan harga.”
Daftar hutang Kaito bertambah lagi. Saat dia mengikuti Kaela kembali ke *The Burrow* untuk melihat “barang-barangnya”, pikirannya berputar pada rencana untuk menyusup ke kuburan hidup dan mencuri dari Ghoul penyihir. Di bawah kakinya, jauh di Rusted Gullet, Sang Pengunyah Abadi mungkin sedang mendengkur, mimpi kelaparannya beresonansi lemah dengan jiwa Sloth. Dan di suatu tempat dalam bayangan, mata kuning Vyrk dan pembunuhnya mengawasi, menunggu kesempatan untuk membalas dendam atas penghinaan dan gangguan terhadap mangsanya.
Perjalanan ke dalam kegelapan, baik di atas maupun di bawah, baru saja dimulai. Dan Kaito, Sin Lord Imp yang baru lahir, harus belajar berjalan di tepi jurang, di mana satu kesalahan berarti dimakan oleh Ghoul, dijual oleh Grakk, atau dilahap oleh dosa yang dia cari sendiri.