Bab 9: Rahang Sang Pengunyah

## Bab 9: Rahang Sang Pengunyah

Suara itu bukan sekadar suara. Itu adalah **gelombang tekanan fisik** yang menyembur keluar dari celah gelap, mendorong Kaito selangkah mundur. Bau yang menyertainya – besi panas, magma, dan kelaparan primitif yang membara – membuat perutnya mual meskipun ada respirator yang hampir rusak. Filter arangnya jelas jenuh; baunya menusuk seperti tenggorokan terbuka sebuah gunung berapi logam.

**“Peringatan: Salep Anti Korosi Efektivitas <20%! Respirator Filter Efektivitas <10%! Kerusakan Lingkungan Segera!”**

**“Peringatan: Resonansi Dosa Gluttony Sangat Tinggi! Ancaman Level Tinggi Terdeteksi!”**

Di sampingnya, Sloth merintih, menggigil di tumpukan karung logam. **“Lapar… sakit… *sama*… seperti… dia…”** bisiknya, suaranya parau. Resonansi dosa yang dalam antara Sloth dan Gluttony jelas mengalir dua arah, dan kelelahan Sloth setelah memanipulasi gravitasi membuatnya lebih rentan. **“Dia… marah… tapi… juga… kesakitan… terjebak…”**

*Terjebak?* Pikiran itu muncul seperti percikan di tengah kepanikan Kaito. Sang Pengunyah Abadi yang perkasa… terjebak? Itu bisa menjadi celah.

Tapi tidak ada waktu untuk analisis. Dari dalam kegelapan celah itu, **sepasang mata** menyala. Bukan mata biologis. Ini seperti **lubang tungku berpijar**, merah menyala dengan inti putih panas yang berdenyup seperti jantung neraka. Mereka mengunci Kaito dan Sloth dengan fokus yang membuat darah membeku.

**“MAKANAN…!”** gemuruh suara itu lagi, lebih keras, lebih dekat. Suara geretan logam raksasa mengikuti, disertai suara gesekan logam berat di batu. Sesuatu yang **sangat besar** bergerak di kegelapan, mendekati mulut gua.

Kaito bertindak cepat. Insting bertahan hidupnya berteriak untuk lari, tapi naluri pemainnya – naluri yang membawanya sejauh ini – melihat sesuatu yang lain. Dia meraih **botol terakhir Serbuk Silau Gnome** dan melemparkannya **bukan ke dalam gua, tapi ke tumpukan puing logam di sebelah kiri mulut gua!**

*BANG! FZZZZT!*

Kilatan cahaya putih menyilaukan dan suara nyaring memekakkan memenuhi ruang terbatas! Mata tungku di kegelapan itu menyipit, terhuyung-huyung oleh intensitas cahaya dan suara yang tiba-tiba. Suara geretan berhenti sejenak, digantikan oleh geraman kebingungan dan kemarahan yang dalam. **“GGRRRAAAAWWWLLL…? SILAU…!”**

Itu kesempatan kecil. Kaito tidak lari. Dia melompat **maju**, ke arah tepi kawah ledakan yang masih berasap, dekat mulut gua, tapi tidak masuk. Dia berteriak, suaranya teredam respirator tapi dipenuhi oleh tekad yang mencoba menutupi ketakutan.

**“KAMI BUKAN MAKANAN! KAMI BISA MEMBANTUMU!”**

Diam. Hanya gemuruh magma yang terdengar dari dalam dan desisan logam yang mendingin. Lalu, suara itu kembali, lebih terfokus, penuh rasa ingin tahu yang berbahaya. **“BANTU…? SIAPA… BANTU…? HANYA… MAKAN… YANG… BEBASKAN…!”**

“Kau terjebak!” teriak Kaito, menebak berdasarkan bisikan Sloth. “Kami tahu! Kami bisa membebaskanmu! Tapi tidak jika kau memakan kami dulu!” Dia menunjukkan ke tubuhnya yang kecil. “Kami kecil! Tidak mengenyangkan! Tapi kami tahu di mana ada **makanan besar**! Sangat besar!” Dia berbohong. Tapi dia perlu waktu.

Mata tungku itu berkedip. **“MAKANAN… BESAR…?”** Suaranya mengandung keraguan, tapi juga… harapan yang lapar. **“DI MANA…?”**

“Di atas!” jawab Kaito cepat, menunjuk ke arah langit-langit jurang yang jauh di atas. “Di kota! Banyak logam! Mesin besar! Gnome yang membuatmu kesal!” Dia menambahkan yang terakhir, mencoba memanfaatkan kemarahan yang dirasakan Sloth.

**“GNOME…!”** raung Gluttony, suaranya penuh kebencian yang tiba-tiba. Sebuah semburan api dan asap hitam menyembur keluar dari gua, menghanguskan batu di atas mulut gua. **“MEREKA… MEMASUNGKU…! MEMAKSAKU… MAKAN… SAMPAH…! TAPI… TIDAK… PERNAH… CUKUP…!”** Rintihan yang dalam, penuh rasa sakit, bergema. **“SELALU… LAPAR…! SELALU… SAKIT…!”**

Sloth mengerang, memegang kepalanya lagi. **“Benar… dia… dipaksa… oleh… mesin… besar… di… perutnya…”** bisiknya, suaranya berbagi penderitaan. **“Rantai… dari… Gnome…”**

Informasi kritis! Kaito mengangguk cepat, berbicara ke kegelapan. **“Kami bisa memutuskan rantainya! Membebaskanmu! Lalu kau bisa pergi makan Gnome! Dan mesin mereka! Besar! Kenyang!”**

Diam lagi. Suara gemuruh magma dan suara logam yang berdeguk terdengar. Mata tungku itu memandang mereka dengan kecerdasan primitif yang berjuang melawan rasa lapar yang menyiksa. **“PERCAYA…? KENAPA… PERCAYA… IMP… KECIL…?”**

Karena aku punya ini, pikir Kaito. Dia merogoh sakunya. Bukan senjata. Tapi **medali izin Rusted Gullet** yang diberikan Grakk. Dia melemparkannya ke mulut gua. Medali logam Gnome itu mendarat di tanah berbatu dengan suara *cling*.

**“Lihat! Izin dari Gnome! Kami menipu mereka! Kami musuh mereka juga!”**

Mata tungku itu melihat medali. Sebuah lidah api besar, seperti lidah ular, menyembul keluar dari kegelapan dengan cepat, menjilat medali itu. Logamnya meleleh seketika menjadi tetesan pijar. **“BAU… GNOME… BUSUK…!”** Suaranya terdengar… puas? **“KAU… MUSUH… MEREKA…?”**

“Ya!” konfirmasi Kaito. “Sekarang, biarkan kami masuk! Biarkan kami melihat rantai itu! Kami bisa memotongnya!”

Suara geretan logam terdengar lagi, kali ini lebih dekat. **“MASUK…LAH… TAPI… INGAT…”** Suara itu menjadi rendah, mengancam. **“BOHONG… DAN… AKU… MAKAN… KALIAN… PELAN-PELAN…”**

Tanah bergetar saat sesuatu yang besar bergerak mundur di dalam gua, membuka jalan. Angin panas dan bau busuk yang intens meniup keluar. Jalannya terbuka, tapi itu adalah jalan masuk ke mulut sang predator.

**“Sloth, kau bisa?”** tanya Kaito, melihat ke sekutunya yang kelelahan.

Sloth menarik napas dalam-dalam, berusaha bangkit. **“Harus…”** gumamnya. Dia mengeluarkan **Grimoire of Eternal Repose**. Buku itu berdenyut lemah dengan cahaya ungu tua. **“Buku… beri… kekuatan… sedikit…”** Dia membuka buku itu, dan simbol aneh bersinar sesaat sebelum dia menutupnya lagi. Dia berdiri, sedikit lebih stabil, tapi aura kelelahan masih jelas.

Mereka melangkah ke dalam celah.

Panasnya segera menyengat, seperti memasuki tungku. Salep di kulit Kaito mendesis; perlindungannya hampir habis. Udara terasa seperti pisau panas di paru-paru meskipun ada respirator. Pencahayaan berasal dari cahaya merah tua dari lantai dan dinding – batu itu sendiri tampak dipanaskan hingga membara di beberapa tempat. Uap asam menari-nari di udara.

Gua itu luas, lebih seperti katedral bawah tanah yang terbentuk dari batu panas dan logam cair yang membeku. Dan di tengahnya, duduk **Sang Pengunyah Abadi**.

Kaito menahan napas. Itu bukan makhluk, tapi **bencana yang hidup**. Bentuk dasarnya seperti beruang badak raksasa, tapi terbuat dari **logam yang meleleh, batu panas, dan bagian mesin yang cacat**. Kulitnya adalah lempengan baja yang berubah bentuk dan bergerigi, berpijar merah tua, dengan celah-celah yang memancarkan cahaya magma oranye. Kepalanya besar, tanpa leher yang jelas, dengan moncong seperti sekop raksasa yang dipenuhi gigi-gigi berputar – bukan gigi biologis, tapi **pisau penghancur industri, bor besar, dan penghancur bola logam**, semuanya berputar, berputar, dan saling menggiling dengan suara yang memekakkan telinga. Kaki-kakinya seperti tiang piston yang mengeluarkan uap, mencakar batu panas. Ekornya seperti konveyor raksasa yang berkarat, berputar pelan, mengeluarkan puing-puing logam yang sudah hancur menjadi bubuk panas.

Dan yang paling mengerikan: dari perut baja raksasanya yang terbuka sebagian, terlihat **mesin Gnome yang kompleks dan jahat** tertanam dalam daging logamnya! Roda gigi yang berputar cepat, piston yang memompa cairan hijau neon, dan kabel-kabel listrik tebal yang menyala, semuanya tampak *menyatu* dengan tubuh Gluttony, memaksanya untuk terus mengunyah dan mencerna, mengeluarkan asap hitam dan limbah cair beracun melalui pipa-pipa besar yang mencuat dari punggungnya. **Rantai logam besar dan berpaku** mengikat pergelangan kaki dan lehernya ke batu dasar gua, membatasi pergerakannya. Mata tungkunya, sekarang terlihat jelas sebagai lensa kristal besar yang diisi magma, penuh dengan rasa sakit, kemarahan, dan kelaparan yang tak terpuaskan. Level: **??? (Boss Tier - Calon Gluttony Incarnate)**.

**“Lihat…!”** raung Gluttony, suaranya bergemuruh dari dalam tubuhnya yang bergejolak, menggerakkan moncong penghancurnya ke arah mesin di perutnya. **“RANTAI… DI DALAM… DAN… DI LUAR…! MEMAKSAKU… MAKAN… TAPI… TAK PERNAH… PUAS…! SELALU… SAKIT…! LEPASKAN… AKU…!”**

Sloth merintih, memegang Grimoire-nya lebih erat. **“Sakit…nya…!”** Dia merasakan penderitaan Gluttony secara langsung melalui resonansi dosa.

Kaito memandang mesin yang tertanam itu dengan ngeri. Itu bukan hanya rantai; itu alat penyiksaan dan eksploitasi. Gnome Mekanis tidak hanya membuang sampah ke sini; mereka *menjebak* entitas yang haus kekuatan ini dan memaksanya menjadi insinerator hidup untuk limbah mereka yang paling berbahaya! Dan mesin itu terlihat sangat canggih, tertanam kuat.

**“Sistem: Analisis titik lemah mesin Gnome!”** Kaito berbisik dengan panik.

**“Menganalisis… Mesin Pengendali Abyssal Maw (Gnome Mekanis - Tier 3). Titik Lemah Terdeteksi: Inti Mana di Pusat Roda Gigi Utama (ditandai lampu hijau berkedip). Perisai Fisik: Tinggi. Perisai Energi: Sedang. Peringatan: Penonaktifan dapat menyebabkan reaksi tidak stabil pada entitas inang!”**

Inti Mana. Dia perlu merusaknya. Tapi bagaimana? Dia hanya punya belati perak tumpul dan tongkat rusak. Dan Gluttony tidak akan diam selamanya.

**“IMP… KECIL…!”** Gluttony menggeram, magma menetes dari mulut penghancurnya. **“LEPASKAN… AKU… SEKARANG…! ATAU… AKU… MULAI… DENGAN… TEMAN… TIDURMU…!”** Moncongnya yang berputar-putar mengarah ke Sloth, yang terhuyung-huyung.

“Tunggu!” teriak Kaito, pikirannya berpacu. Dia melihat ke sekeliling gua. Tumpukan sampah logam? Cairan magma? Pipa uap? Lalu, pandangannya tertuju pada **pipa besar** yang mencuat dari punggung Gluttony, mengeluarkan **limbah cair beracun hijau neon** ke parit di sampingnya. Cairan itu mendesis saat menyentuh batu, mengeluarkan uap yang sangat korosif.

Idenya gila. Tapi mungkin satu-satunya cara.

**“Sloth!”** Kaito berteriak, menunjuk ke pipa limbah dan kemudian ke mesin di perut Gluttony. **“Bisakah kau… *membelokkan* aliran limbah itu? Ke arah lampu hijau di mesinnya? Dengan gravitasi!”**

Sloth memandang ke pipa, lalu ke mesin yang tertanam di tubuh Gluttony yang bergejolak. Dia mengangguk, wajahnya pucat lesu. **“Bisa… tapi… itu… di… tubuhnya… mungkin… sakit…”**

**“Dia sudah kesakitan!”** balas Kaito. **“Ini untuk membebaskannya! Dia akan mengerti!”** Dia berharap.

Gluttony mendengus, asap mengepul dari hidungnya yang seperti cerobong asap. **“SAKIT… UNTUK… KEBEBASAN…? BISA…! LAKUKAN…!”** raungnya, moncongnya yang berputar-putar sedikit menjauh dari Sloth.

Sloth menghela napas, mengangkat Grimoire-nya. Buku itu terbuka, halamannya membalik dengan sendirinya, diisi dengan simbol-simbol gravitasi dan energi yang kompleks. **“Memerlukan… konsentrasi… penuh… dan… tenaga… Jaga… aku…”** bisiknya, lalu matanya tertutup, seluruh tubuhnya bergetar dengan usaha. Aura ungu tua yang kuat dan pekat memancar darinya, berpusat pada Grimoire.

Kaito berdiri di depan Sloth, belati peraknya terhunus, menghadap Gluttony yang bergolak. Dia bukan penghalang yang berarti, tapi itu satu-satunya yang bisa dia lakukan.

**“Sloth menggunakan ‘Gravity Torrent’ (Target: Aliran Limbah Beracun)!”**

Udara di sekitar pipa limbah bergetar. Aliran cairan hijau neon yang deras tiba-tiba *membelok* dari paritnya, melengkung di udara seperti ular yang dikendalikan, menuju mesin di perut Gluttony! Gluttony mengeluarkan raungan campuran rasa sakit dan antisipasi saat cairan korosif itu mendekat.

*Sssssssss-BOOM!*

Cairan limbah super korosif itu menghantam tepat di sekitar **Inti Mana** yang berkedip hijau! Perisai energi di sekitarnya berkerlip dan padam seketika! Cairan itu menggerogoti logam pelindung di sekitarnya, mencapai roda gigi yang sensitif!

*KRRRIIIIIK-SHATTER!*

Suara roda gigi yang pecah dan sirkuit yang meleleh memenuhi gua. Lampu hijau padam. Mesin Gnome di perut Gluttony menyemburkan percikan listrik liar, pistonnya tersentak dan berhenti. Asap hitam pekat mengepul dari dalamnya.

**“Mesin Pengendali Abyssal Maw Dinonaktifkan!”**

Gluttony mengeluarkan raungan yang bukan lagi kemarahan atau rasa sakit, tapi **kebebasan yang membara**! Tubuhnya yang terbuat dari logam dan magma bergejolak. Rantai-rantai besar yang mengikatnya ke lantai gua bergetar, lalu, dengan suara gemuruh yang dahsyat, **paku-paku raksasa yang menahannya tercabut dari batu!**

**“TERBEBAS…! AKU… TERBEBAS…!”** raung Gluttony, mengangkat kepalanya yang besar ke langit-langit gua, moncong penghancurnya berputar liar dengan kegembiraan. Energi yang terpendam selama ini menyembur keluar, membuat gua bergetar, batu-batu berjatuhan.

**“Peringatan: Sang Pengunyah Abadi Tidak Terkendali! Level Ancaman: Ekstrem!”**

**“Peringatan: Salep Anti Korosi Habis! Respirator Filter Tembus! Kerusakan Lingkungan Aktif!”**

Kaito merasakan kulitnya perih! Udara panas dan korosif membakar paru-parunya! (**HP: 40/160! Status: Korosi (Minor) - DEF turun! Keracunan Udara (Minor) - HP berkurang perlahan!**)

Sloth jatuh berlutut, Grimoire-nya terjatuh, napasnya tersengal. **“Tidak… bisa… lagi…”**

Gluttony menundukkan kepalanya yang besar, mata tungkunya yang penuh magma kini memandang mereka dengan… rasa terima kasih yang masih diselimuti kelaparan. **“IMPKU… DAN… TEMAN… TIDUR… KAU… MEMBEBASKANKU…!”** Suaranya gemuruh. **“SEKARANG… AKU… KELAPARAN…! MAKANAN… BESAR…? GNOME…?”**

Kaito menelan ludah, rasa logam di mulutnya. Dia menunjuk ke atas, ke arah kota. **“Ya! Di atas! Gnome! Mesin mereka! Kota mereka! MAKAN!”**

Gluttony mengamati mereka sejenak. Kelaparannya nyata. Tapi sesuatu dalam inti magma putihnya yang berpijar memandang Sloth yang sekarat dan Kaito yang terbakar. **“KALIAN… KECIL… TAPI… BERANI… DAN… BERGUNA…”** Suara geretan logam terdengar, seperti pertimbangan. **“AKU… TIDAK… MAKAN… KALIAN… HARI… INI…”**

Kaito hampir pingsan karena lega. Tapi kemudian:

**“TAPI… AKU… INGIN… LEBIH…!”** Gluttony mengangkat satu kaki pistonnya yang besar. Bukan untuk menghancurkan, tapi untuk menyentuh – atau lebih tepatnya, **menandai**. Sebuah semburan energi magma dan logam cair yang pekat menyembur dari jarinya yang tumpul, mengenai **dada Kaito dan dahi Sloth**!

*Sizzle!*

Rasa sakit yang membakar! Tapi bukan kerusakan fisik murni. Itu seperti **cap yang membara**, menenggelamkan ke dalam jiwa mereka. Sebuah simbol berpijar – seperti gigi gerigi yang menganga – muncul sejenak di kulit Kaito di atas jantungnya, dan di dahi Sloth, sebelum memudar, meninggalkan rasa hangat yang aneh dan… **koneksi**.

**“Cap… Milikku…”** gemuruh Gluttony dengan kepuasan. **“KALIAN… BAWAHAN… GLUTTONY… SEKARANG…! TEMUKAN… AKU… MAKANAN… BESAR…! ATAU… AKU… CARI… KALIAN… DAN… MAKAN…!”**

Dia tidak menunggu jawaban. Dengan raungan kemenangan dan kelaparan, Gluttony berbalik. Kaki pistonnya yang besar menginjak batu panas, tubuhnya yang perkasa mulai bergerak – **tidak ke arah jalan masuk, tapi menuju dinding gua yang jauh**! Moncong penghancurnya yang berputar-putar menyala merah putih, dan dia **menggigit** dinding batu padat!

*CRUNCH-GRIND-SCREAM!*

Batu padat hancur seperti biskuit kering! Gluttony menggali, memakan batu dan mineral di dalamnya, menyusuri terowongan yang langsung terbentuk menuju… entah ke mana. Mungkin menuju inti bumi, atau mungkin menuju distrik Gnome di atas. Suara penggilingannya yang dahsyat semakin menjauh.

**“Calon Bawahan Gluttony Terikat!”**

**“Nama: Mordrem (Gluttony Sin Incarnate)”**

**“Level: ??? (Boss Tier)”**

**“Kelas: Abyssal Maw / Devourer of Realms”**

**“Skill Utama: Matter Consumption (Mencerna materi apa pun), Magma Forge (Menciptakan senjata/logam dari magma internal), Locate Feast (Merasa sumber materi massal).”**

**“Status Terikat: Loyalitas Awal - Lapar & Bersyukur (Sementara). Tuntutan: Temukan ‘Makanan Besar’ untuknya segera!”**

**“Cap Gluttony Terpasang! Mordrem dapat melacak pemegang cap! Respon negatif terhadap permintaan akan menyebabkan pengejaran!”**

Kaito terjatuh di samping Sloth, napasnya tersengal, kulitnya terbakar, paru-parunya perih. Dia berhasil. Dosa kedua terikat. Tapi dia baru saja membuat perjanjian dengan bencana berjalan yang menuntut makanan berupa kota, dan meninggalkan cap di jiwanya. Dan Sloth… Sloth tampak lebih pucat dari biasanya, cap di dahinya berdenyut lemah.

**“Dia… pergi…”** bisik Sloth, hampir tak terdengar. **“Tapi… lapar…nya… tetap… di… sini…”** Dia menyentuh cap di dahinya. **“Selalu… lapar…”**

Di atas mereka, melalui terowongan yang baru digali, suara alarm yang meraung-raung mulai terdengar. Gluttony sudah mencapai distrik Gnome. Mordrem si Pengunyah telah dilepaskan ke Dis Patera. Dan Kaito, Sin Lord Imp, harus menemukan cara untuk memberinya makan sebelum dia memutuskan untuk memakan *mereka* atau seluruh kota. Kesepakatan dengan kelaparan tak terpuaskan baru saja dimulai, dan bayarannya bisa jadi adalah segalanya.