Bab 11: Sangkar Amarah dan Bayangan Sang Juggernaut

## Bab 11: Sangkar Amarah dan Bayangan Sang Juggernaut

Suara yang keluar dari balik retakan itu bukan sekadar teriakan. Itu adalah **gelombang fisik dari kebencian murni**. Kaito terhuyung ke belakang, seolah ditampar oleh tangan yang tak terlihat. Udara berubah padat dengan bau besi berkarat, darah kering, dan keringat ketakutan yang kuno. Cahaya merah tua yang menyembul dari celah bukanlah cahaya, tapi seperti **darah yang berpendar**, menerangi debu dengan nuansa neraka.

**“Peringatan: Aura 'Unholy Rage' Tingkat Ekstrem Terdeteksi! Efek: Panik, Agresi Tak Terkendali, Kemungkinan Gangguan Mental!”**

**“Resonansi Dosa Wrath Sangat Tinggi! Calon Bawahan Terdeteksi: Sang Juggernaut yang Dirantai!”**

Sloth merintih, merangkak mundur, Grimoire-nya ditekankan ke dahinya seperti perisai. **“Sakit…! Api… di… pikiran…!”** Cap Gluttony di dahinya berdenyut, menawarkan perlindungan kecil dari rasa lapar, tapi tidak dari amarah yang menghancurkan jiwa ini.

*BOOM! CRACK! BOOM!*

Pukulan lain menghantam dinding. Retakan membesar, membentuk pola seperti sarang laba-laba. Potongan batu seukuran kepalan tangan berjatuhan. Dari dalam, terlihat sekilas: **kegelapan yang lebih pekat**, **rantai besar yang berayun**, dan kilasan **kulit seperti besi tuang yang berwarna abu-abu arang dan penuh bekas luka**, berpijar merah di tempat yang terkena cahaya darah.

**“BEBASKAN AKUUU…!”** raung suara itu lagi, lebih dekat, lebih gila. **“ATAU AKU AKAN MEROBEK KULITMU DAN MEMAKAINYA SEBAGAI BENDERA PERANGKU…! IMP KECIL…! AKU MENCUMI BAUMU…!”**

Kaito menggigit bibirnya sampai berdarah. Ketakutan ingin membuatnya lari. Tapi naluri pemainnya, dan kebutuhan putus asa akan kekuatan dan jalan keluar, mengunci kakinya. Sistem Quest-nya berkedip: **Peningkatan Cap Gluttony vs Gnome**. Itu bisa jadi penyelamat jika Mordrem kembali atau jika Gnome mengejar mereka. Dan Item Kunci untuk Wrath… dosa ketiga bisa mengubah segalanya.

**“Sloth!”** teriak Kaito, suaranya nyaris hilang di tengah raungan kemarahan. **“Aura Lethargy! Terkuat yang kau bisa! Pelan-pelan dia!”**

Sloth mengerang, tapi mengangguk. Dia meremas Grimoire-nya, buku itu bersinar dengan cahaya ungu tua yang nyaris putih. **“Aura of Lethargy… MAXIMUM…!”** erangnya, darah segar mengalir dari hidung dan sudut matanya. Udara di sekitar mereka menjadi seperti aspal cair. Debu melayang lebih lambat. Suara pukulan dari balik dinding tiba-tiba menjadi… lebih dalam, lebih berat, seolah usaha yang lebih besar dibutuhkan untuk setiap pukulan. **BOOM… … … BOOM… … …**

**“Status: Aura Lethargy (Overclocked) Aktif! Memperlambat Entitas di Balik Dinding! Efek Samping: Sloth Mengalami Drain HP/MP Parah!”**

Kaito tidak membuang waktu. Dia menyambar **tali kawat tipis** dari perbekalannya yang menipis dan **belati peraknya**. Dia tidak menyerang dinding. Dia melihat ke **rantai besar** yang terlihat sesekali melalui celah. Rantai itu tebal, terbuat dari logam hitam legam, diikat dengan kuat ke cincin besar yang tertanam jauh di balik dinding dan… ke sesuatu yang besar di dalam kegelapan. Ujung yang terlihat di sisi mereka terpasang pada **baut penahan raksasa** yang tertanam di lantai gua, sudah retak karena pukulan bertubi-tubi dan usia.

**“Sistem! Analisis titik lemah baut penahan!”**

**“Menganalisis… Baut Penahan Soulforged Steel (Tier 4). Titik Lemah: Sambungan Las ke Lantai (Sudah Retak), Inti Enchantment Pelindung (Energi Melemah).”**

Sambungan las! Kaito mendekati baut penahan sebesar batang pohon itu. Dia melihat retakan di pangkalnya, di mana logam menyatu dengan batu dasar gua. Dia mengangkat belati peraknya – kecil dan hampir lucu dibandingkan baut raksasa itu. Tapi belati itu anti-unholy, dan sambungannya sudah lemah.

**“Untuk… kebebasan…mu…!”** teriak Kaito ke arah celah, berharap entitas yang marah itu mendengar dan mungkin… hanya mungkin… berhenti memukul sebentar. Dia mulai mencungkil dan menggergaji retakan itu dengan belati, memanfaatkan kekuatan Level 9-nya. Percikan logam beterbangan. Perlahan, sangat perlahan, retakan itu melebar.

*BOOM… … … BOOM… … …* Pukulan dari dalam lebih jarang, lebih berat. Entitas itu mungkin merasakan usaha Kaito. Atau mungkin Sloth membuatnya terlalu lelah untuk marah sepenuhnya.

Keringat bercampur darah mengalir di wajah Kaito. Tangannya yang terbakar berdenyut sakit. Tapi dia terus mendorong, menggergaji, mencungkil. Sloth di belakangnya terisak-isak, Grimoire-nya berdenyut semakin lemah, darah mengalir lebih deras dari hidungnya. Aura-nya adalah satu-satunya yang menahan amukan Wrath.

*CRACK!* Suara nyaring! Sepotong logam seukuran kepalan tangan terlepas dari sambungan! **“Sistem: Sambungan Lemah! Kerusakan 30%!”**

Kaito mengerahkan lebih banyak tenaga! *CRACK! CRACK!* Lebih banyak serpihan terlepas! Retakan melebar dengan cepat! **“Kerusakan 70%!”**

*BOOM!* Pukulan terakhir dari dalam terdengar lebih ganas, seolah entitas itu merasakan kelemahannya. *SNAP!* Dengan suara seperti senapan, **baut penahan yang retak itu patah di dasarnya!**

**“Baut Penahan Hancur! Satu Rantai Bebas!”**

Rantai besar yang terikat padanya jatuh ke lantai dengan suara gemerincing yang menggelegar. Dari dalam kegelapan, terdengar raungan kemenangan yang mengerikan, penuh kekuatan yang terpendam. **“SATU…! LEPASKAN… YANG… SATUNYA…!”**

Tapi Kaito sudah bergerak. Rantai kedua terikat ke baut penahan serupa di sisi lain dinding yang retak. Dia melompat ke sana, belatinya siap. Pekerjaan kali ini lebih cepat; retakan di sambungan sudah ada, dan semangatnya berkobar. *CRACK! CRACK! CRACK!* Serpihan logam beterbangan. *SNAP!* Rantai kedua jatuh!

**“Rantai Kedua Bebas! Penahan Fisik Utama Dinonaktifkan!”**

Dinding batu yang sudah retak itu bergetar hebat. Tanpa rantai yang menahannya dari dalam, tekanan yang terkumpul menjadi terlalu besar. *KRRRAAAK-BOOOOOM!* Bagian tengah dinding itu meledak ke dalam! Batu beterbangan, debu mengepul tebal, diterangi oleh cahaya darah yang menyembur dari dalam!

Kaito dan Sloth terlempar ke belakang oleh gelombang kejut. Kaito mendarat dengan keras di dekat genangan limbah, menahan erangan kesakitan (**HP: 40/190**). Sloth terpelanting seperti boneka kain, Grimoire-nya terlepas, cahayanya padam. Dia tidak bergerak.

Dari bayangan debu dan puing-puing, sesuatu bangkit.

Bukan hanya besar. **Ia memenuhi ruang**. Tingginya hampir menyentuh langit-langit gua setinggi sepuluh meter. Tubuhnya adalah **gunung otot dan daging yang disilang jaringan parut**, kulitnya seperti baja tahan peluru yang cacat dan meleleh di beberapa tempat, berwarna abu-abu arang dan merah bara di persendian yang menegang. Wajahnya tersembunyi di balik **helm logam primitif** yang dilas ke tengkoraknya, hanya menyisakan dua celah untuk mata – mata yang bukan mata, tapi **dua kolam magma cair yang bergejolak penuh kebencian tak berujung**. Tangannya yang besar, masing-masing seukuran tubuh Kaito, terkepal, bekas borgol rantai besar yang patah masih melingkar di pergelangannya yang seperti batang pohon. Di punggungnya, tertanam di antara otot-otot bahunya yang seperti batu, ada **pilar logam besar yang rusak** – sisa-sisa alat penyiksaan atau mungkin sumber kekuatannya yang dirusak. Level: **??? (Boss Tier - Calon Wrath Incarnate)**. Sistem memberi label: **Krothan the Unbound - The Sundered Juggernaut**.

Dia tidak berteriak. Dia **mendesah**. Suara gemuruh rendah yang penuh kepuasan mengerikan yang membuat tulang Kaito bergetar. **“Ahhhhhh… AKHIRNYA…”** Dia melangkah maju, keluar dari reruntuhan. Setiap langkahnya membuat lantai gua bergetar. Matanya yang magma menyapu ruangan, mengunci Kaito yang terluka dan Sloth yang tidak sadarkan diri. **“Dan… aku… berhutang… budi… pada… seekor… Imp…?”** Suaranya penuh rasa tidak percaya dan cemoohan yang berbahaya.

Krothan membungkuk, wajah helmnya yang mengerikan hanya berjarak beberapa meter dari Kaito. Panas dan bau besi panas menyengat. **“Kau… kecil… tapi… kau… memutuskan… rantai….”** Salah satu tangannya yang besar meraih, bukan ke Kaito, tapi ke **rantai besar yang tergeletak di lantai**. Dengan mudah, seperti memegang tali, dia melilitkan rantai sepanjang lima meter itu di kepalan tangan kirinya, logamnya berderit di bawah cengkeramannya. **“Rantai… ini… pernah… mengikatku… sekarang… mereka… akan… menghancurkan… yang… pernah… mengikat…!”**

Dia berdiri tegak, memandang ke arah terowongan tempat Mordrem menggila. **“Aku… mendengar… keributan… di atas… Gnome…? Ya… GNOME…!”** Magma di matanya menyala lebih terang. **“MEREKA… YANG… MEMBUAT… PENDERITAAN INI…! MEREKA… YANG… MENJAHIT… ALAT… PENYIKSA… INI… KE… TULANG… BELAKANGKU…!”** Suaranya meningkat menjadi raungan. **“DARAH… MEREKA… AKAN… MEMUASKAN… AMARAH… KU…!”**

Dia melangkah maju, menuju terowongan, niatnya jelas: bergabung dengan kekacauan di atas dan memusnahkan Gnome.

**“Quest ‘Rantai yang Berdarah’ Update: Calon Wrath (Krothan the Unbound) Terbebas! Tujuan: Cegah dia menghancurkan segalanya secara membabi buta atau Ciptakan Ikatan!”**

Menciptakan ikatan? Bagaimana? Sistem belum memberi petunjuk. Krothan hampir tidak menganggap Kaito ada. Dan Sloth tidak sadarkan diri.

**“TUNGGU!”** teriak Kaito, berjuang berdiri. **“Kau bebas karena aku! Kau berhutang padaku!”**

Krothan berhenti, menoleh perlahan. Suara geramannya seperti gemuruh batu nisan yang bergeser. **“Hutang…? KAU… BICARA… TENTANG… HUTANG… PADAKU…?”** Dia tertawa, suaranya mengerikan. **“DUNIA… BERHUTANG… DARAH… PADAKU…! TAPI… KAU… MEMBEBASKANKU….”** Dia memandang Kaito, matanya yang magma memandangnya dengan intens. **“AKU… TIDAK… AKAN… MEMBUNUHMU… HARI… INI… ITU… BALASAN… KU…!”** Dia berbalik lagi.

“Tapi kau akan mati!” teriak Kaito, putus asa. “Gnome sudah mengaktifkan Juggernaut mereka! Kau sendirian! Marah tapi tidak fokus! Kau butuh sekutu!”

Krothan membeku. Kata "Juggernaut" membuatnya berbalik lagi, lebih cepat. **“JUGGERNAUT…?”** Suaranya bergetar dengan emosi baru: **pengakuan yang berbahaya**. **“MEREKA… MENGGUNAKAN… DESAIN… KU…? MEREKA… MENCOBA… MEMBUAT… LAGI… SEORANG… SEPERTI… AKU…?”** Amarahnya berubah, menjadi lebih dingin, lebih berbahaya. **“TIDAK… AKAN…! AKU… AKAN… MENGHANCURKAN… TIRUAN… CACAT… ITU… DAN… MEMAKAN… JANTUNG… MESINNYA…!”**

**“Kami bisa membantu!”** Kaito bersikeras, menunjuk dirinya sendiri dan Sloth yang tidak sadarkan diri. **“Kami kuat! Kami punya rencana! Kami juga membenci Gnome!”** Dia menunjukkan Cap Gluttony di dadanya, yang berdenyut. **“Lihat! Kami membebaskan yang lain! Yang lapar! Dia sedang mengunyah distrik Gnome sekarang!”**

Krothan mendekat lagi, menatap cap di dada Kaito. Dia mengendus-endus udara. **“Aura… si… Pemalas… dan… si… Rakus… kau… memang… aneh… Imp…”** Tangannya yang besar meraih, tapi kali ini ke arah **Sloth yang tidak sadarkan diri**. Dia mengangkat tubuh Sloth yang ringkih dengan satu tangan, seperti memeriksa boneka. **“Dia… lemah… tapi… baunya… tua… dan… dalam… seperti… tidur… abadi…”**

**“Jangan sakiti dia!”** teriak Kaito, panik.

Krothan menggeram, tapi meletakkan Sloth dengan relatif lembut di dekat Kaito. **“Dia… menarik… tapi… tidak… berguna… sekarang…”** Matanya kembali ke Kaito. **“Kau… punya… rencana… untuk… Juggernaut… Gnome…? Bicar… cepat… sebelum… amarahku… mencari… sasaran… lain…”**

Kepala Kaito berpacu. Dia tidak punya rencana nyata. Tapi dia tahu dia harus mengikat Krothan, atau setidaknya mengarahkan amarahnya. **“Juggernaut itu besar! Kuat! Tapi kau lebih besar! Kau aslinya! Tapi dia punya dukungan! Gnome akan mengerahkan segalanya untuk melindunginya!”** Dia menatap mata magma itu. **“Kau butuh gangguan! Sesuatu yang membuat mereka sibuk! Biarkan si Rakus terus mengunyah! Dan biarkan aku… aku bisa menyusup! Menemukan titik lemah Juggernaut! Tapi aku butuh… tanda! Sinyal! Atau… kekuatan!”**

Dia mengatakannya. Dia meminta kekuatan dari Amarah yang berwujud.

Krothan diam. Suara gemuruh magma di matanya satu-satunya suara. Lalu, dia mengangkat tangan kirinya, yang masih dililit rantai besar. Dengan gerakan cepat dan kasar, dia mencabut **sebuah paku logam besar dan bengkok** – mungkin bagian dari borgolnya yang hancur – dari daging lengan bawahnya yang seperti baja. Darah hitam pekat mengalir, tapi dia mengabaikannya. Dia meremas paku itu di kepalan tangannya. Logamnya memerah, lalu berpijar putih panas, dibentuk oleh amarahnya yang terkonsentrasi.

*Sizzle!*

Dia melemparkan paku yang berpijar itu ke kaki Kaito. Itu membara, membentuk simbol sederhana di batu: dua kapak yang bersilangan. **“Cap… Amarahku…”** Krothan menggeram. **“Bawa… itu… Dekati… Juggernaut… dan… cap… ini… akan… TERIAK… padanya… tantang… dia… tarik… perhatiannya…!”** Senyum mengerikan terlihat di balik celah helm. **“DAN… KETIKA… DIA… TERALIHKAN… AKU… AKAN… MENGHANCURKANNYA… DARI… BELAKANG…!”**

**“Item Diperoleh: Brand of Defiance (Paku Kemarahan Krothan).”**

**“Efek: Saat digunakan di dekat entitas mekanis/musuh kuat, memicu Tantangan Otomatis (High Aggro Generation), meningkatkan kemarahan target dan menarik perhatian penuh. Efek Samping: Pemegang item menerima sebagian kemarahan yang dipantulkan (Resistansi diperlukan).”**

**“Cap Wrath Sementara Terpasang! (Berkaitan dengan Brand) Efek: +20% STR sementara, Resistansi terhadap Fear/Intimidate meningkat. Resiko: Kemarahan Tak Terkendali jika HP rendah.”**

Paku itu terbakar di tangan Kaito, mentransfer gelombang kekuatan panas dan amarah terkontrol ke tangannya. Dia merasa otot-ototnya mengencang, ketakutan mereda, digantikan oleh keinginan berahi untuk bertarung. **“Baik!”** dia raungkan, suaranya lebih dalam dari biasanya. **“Aku akan menarik perhatian si Juggernaut! Kau hancurkan dia!”**

Krothan mengangguk puas, memukulkan rantai yang dililit di tangannya ke telapak tangan lainnya. *CLANG!* **“GNOME… AKAN… BELAJAR… MEMBUAT… AMARAH… TANPA… MENGHADAPI… KONSEKUENSINYA…! SEKARANG… PERGI…! SEBELUM… AKU… BERUBAH… PIKIRAN… DAN… MEMULAI… DENGANMU…!”**

Dia tidak perlu diberi tahu dua kali. Kaito menyambar Grimoire Sloth dan dengan susah payah mengangkat tubuh Sloth yang tidak sadar ke bahunya. Dengan kekuatan tambahan dari Cap Wrath, itu terasa lebih mudah. Dia melirik Krothan terakhir kali – raksasa amarah yang siap menghancurkan dunia – lalu berlari ke dalam terowongan yang digali Mordrem, menuju kekacauan di atas, membawa Sloth yang sekarat dan Brand of Defiance yang berdenyut di tangannya.

**“Quest ‘Rantai yang Berdarah’ Selesai Sebagian! Reward Parsial Diterima: Brand of Defiance, Cap Wrath Sementara, EXP Besar! Kaito mencapai Level 10! Sloth Level ??? meningkat!”**

Energi level up mengalir, menyembuhkan sebagian lukanya (**HP: 100/200**), tapi Cap Wrath di tangannya terasa seperti bara api yang menuntut untuk digunakan. Di atas, suara perang mencapai puncaknya: penggilingan Mordrem, ledakan energi Gnome, dan sekarang… langkah kaki logam yang sangat berat, teratur, dan mengancam yang menggema seperti lonceng kematian.

**“Peringatan: Gnome Juggernaut (Level ?? - Boss Tier) Terdeteksi! Sinyal Energi: Sangat Tinggi! Pendekatan!”**

Kaito memacu diri, memelintir dan berbelok di terowongan yang berdebu. Dia melihat cahaya di ujungnya – cahaya yang terdistorsi oleh asap dan sihir yang berkelap-kelip. Dia tiba di mulut terowongan, menyembul ke distrik Gnome yang hancur.

Pemandangan itu mengerikan. Bangunan logam hancur berantakan. Mesin-mesin besar tercabik-cabik. Genangan magma dan limbah kimia menyala. Di kejauhan, Mordrem si Pengunyah menerjang seperti bencana alam, mengunyah menara pengawas Gnome. Tapi pusat perhatiannya sekarang adalah **sesuatu yang bergerak di jalan utama yang hancur**.

**Gnome Juggernaut**.

Tingginya hampir sama dengan Krothan, tapi di mana Krothan adalah amarah organik yang dibungkus logam, ini adalah **keputusasaan mekanis murni**. Bentuknya humanoid, terbuat dari lempengan Voidsteel hitam legam yang diukir dengan rune perisai. Tangannya adalah meriam plasma kembar yang masih mendingin. Kakinya adalah tumpukan hidrolik besar yang menghancurkan puing-puing di bawahnya. Kepalanya adalah menara sensor berbentuk baji, dengan satu mata sensor besar berwarna biru dingin yang memindai kehancuran. Dari punggungnya, mencuat **senjata gravitasi berbentuk palu** besar yang berdenyup dengan energi biru tua. Level: **??? (Boss Tier - Gnome Annihilator Class)**.

Juggernaut itu memutar tubuhnya yang besar, mata birunya yang dingin mengunci ke arah Kaito yang baru saja muncul dari terowongan, Sloth di pundaknya, dan Brand of Defiance yang berpijar di tangannya.

Waktunya telah tiba. Kaito mengangkat Brand yang berpijar itu tinggi-tinggi, rasa amarah dari Cap Wrath dan item itu sendiri mengaliri nadinya. **“HEI! KALENG BESAR! LIHAT KESINI!”** teriaknya, suaranya menggema di tengah kehancuran. **“KAU HANYA TIRUAN MURAH! KROTHAN SANG ASLI ADA DI SANA, DAN DIA AKAN MENGHANCURKANMU JADI RONGSOKAN!”**

**“Mengaktifkan Brand of Defiance! Tantangan Diumumkan!”**

Mata biru Juggernaut itu berubah menjadi **merah menyala**! Suara sirine peringatan yang meraung-raung keluar dari tubuhnya. Seluruh tubuhnya berputar, meriam plasma-nya mengangkat dengan gerakan mekanis yang cepat, terkunci ke arah Kaito! Energi biru tua terkumpul di larasnya!

Kaito membeku, ketakutan murni membekukan darahnya. Dia telah menarik perhatian sang pembunuh kota. Dan di belakangnya, dari dalam terowongan yang gelap, terdengar suara langkah kaki yang lebih berat, disertai gemerincing rantai dan raungan amarah yang sangat senang…

**“AKU… DATANG… UNTUKMU… TIRUAN…!”**