Di pagi yang cerah di kelas 6 SD, kelas ribut seperti biasanya sebelum bel masuk pembelajaran. Para siswa siswi saling bercanda satu sama lain, tertawa riang terdengar, berlarian sana sini. Seketika bel masuk tiba, kelas yang tadinya ramai seketika hening menunggu kedatangan ibu guru. Tidak lama kemudian Bu guru datang dengan siswi baru.
"Perhatian semuanya... Kelas kita kedatangan siswi baru," kata Bu guru sambil tersenyum.
Seketika kelas menjadi ramai kembali,mereka sangat penasaran dengan siswi baru itu.
"Siswi baru, lihat dia sangat cantik, kita kira siapa namanya,kenapa dari dia hanya tersenyum," salah satu kata darisiswa dan siswi.
Siswi itu hanya tersenyum tidak mengucapkan sepatah katapun.
"Sayang ayo perkenalkan dirimu," kata Bu guru sambil menepuk bahu nya.
Siswi itu mengangguk kan kepala nya, lalu ia mengeluarkan buku yang berjudul buku komunikasi di halaman depan. Para siswa dan siswi terheran heran karena melihat nya tidak berbicara sama sekali, dia hanya mengeluarkan buku dan mulai menulis.
"Hai namaku Listia salam kenal," tulisan yang di tunjukan oleh listia.
Kemudian listia mulai menulis kembali di bukunya.
"Aku tunarungu," Listia menunjukkannya kembali.
"Bu guru tunarungu itu apa," kata salah satu siswa.
"Biar Bu guru jelaskan, Listia ini anak yang dari lahir sudah memiliki masalah pada telinga nya,jadi dia tidak bisa mendengar dengan baik, karena itulah dia tidak bisa belajar berbicara dengan betul dan baik," kata Bu guru sambil merangkul bahu Listia.
Listia menatap Bu guru dan tersenyum
"Karena itu kalian harus akrab ya dengan nya, Listia silahkan duduk di bangku kosong itu ya," kata Bu guru sambil menunjuk tempat duduk nya.
Listia kemudian berjalan menuju ke tempat duduknya,di sana Listia satu bangku dengan siswi paling judes di kelas ini. Listia mencoba menyapa nya dengan senyuman,tapi dia mengabaikan nya dan bilang
"Apa apaan senyuman menjijikkan itu," suara dingin dan hampir tidak bisa terdengar.
Listia duduk di samping nya, lalu mulai menulis kembali di buku komunikasi nya. Dia melirik Listia dengan heran, lalu dia mengalihkan pandangan nya kembali.
"Bolehkah aku berkenalan dengan mu," isi tulisan nya Listia.
"Aku Kesya senang berkenalan dengan mu," dengan nada dingin, dia masih mengalihkan pandangannya dari Listia.
Listia kembali menulis di bukunya.
"Bisa kamu ulangi lagi apa yang kamu katakan aku tidak bisa mendengar nya dengan baik".
Dia menatap Listia dengan tatapan dingin dan sedikit marah, Listia hanya membalasnya dengan senyuman. Dia kemudian berkata sambil menulis di buku komunikasi nya Listia.
"AKU KESYA," isi tulisan nya sambil berkata dengan nada kesal.
Listia mulai menulis kembali.
"Ohhh Kesya senang bertemu denganmu,"sambil tersenyum.
Beberapa jam kemudian bel istirahat berbunyi, para siswa siswi langsung mengerumuni Listia. Mereka sangat penasaran dengan anak baru yang tunarungu
"Listia apa kamu benar benar tidak bisa bicara dan tidak bisa," kata seorang siswi.
Listia menarik napas dalam-dalam untuk memberanikan diri untuk berbicara
Akw tidk bws biara dwng baek, dwn itw trdanr anh," Listia berbicara sambil menggerakan tangan nya bahasa isyarat
"Kamu ngomong apaan sih aneh banget,"kata kesya dengan nada meremehkan.
"Iya kaya ODGJ di jalanan ahahahaha," kata salah satu siswa
Semua orang menertawakan Listia, Listia terdiam dan mulai menulis untuk menjelaskan apa yang tadi ia bilang. Mereka mengejek nya dengan keras. Tiba tiba ada yang memecahkan keramaian
"Hentikan menertawakan kekurangan orang lain," kata seorang siswa
"Eh Angga.. si pecundang itu peduli dengan orang lain, ahhahaha," kata seorang siswa
"Aku memang pecundang David, tapi aku tidak seperti mu, aku tidak tega jika seseorang yang lebih kuat menginjak injak yang lemah," kata Angga dengan nada tinggi
"Ohh jadi nantangin aku yah," kata David nada kesal dan marah
Tiba-tiba David memukul Angga. Angga langsung terkapar sambil memegangi perutnya, dia meringis kesakitan. Listia langsung berjalan cepat ke arah Angga.
"Bubar semuanya, bubar," kata David sambil membentak
semua siswa pergi dengan kesibukan masing-masing begitu juga David. Sementara Listia masih di samping angga dengan khawatir di wajahnya.
"Aku tidak papa kok, kamu jangan khawatir," kata Angga yang masih meringis kesakitan.
"Tapi kamu terluka gara-gara aku," menunjukkan tulisannya, tapi wajah nya masih khawatir.
"Jangan pernah salah kan diri sendiri,lagi pula aku dah biasa kok," kata Angga mulai duduk
"Beneran gak papa apa perlu ke uks," menunjukkan tulisannya
"Aman... Oiya aku Angga salam kenal," Kata Angga sambil tersenyum
Listia menganggukkan kepalanya, dan kemudian tersenyum dan mengatakan.
"Maksekh".
Angga mencoba menahan tawa karena suara listia begitu lucu. Listia membelakak terkejut dan mulai sedih, yang awal nya baik ternyata sama saja dengan yang lainnya. Angga yang menyadari nya langsung menenangkan nya.
"Maafkan aku gak bisa menahan nya, maafin aku kumohon jangan sedih ya," kata Angga sambil menunduk nundukan kepala nya
Listia mengangukan kepala lalu tersenyum. Senyuman nya begitu manis bahkan setara dengan cahaya bulan sehingga hatinya angga meleleh dan merasakan jatuh cinta. Angga langsung mengalihkan pandangannya. Listia yang melihat kelakuan Angga bingung.
Malam hari waktu makan malam, keluarga listia makan bersama seperti biasanya. Dengan hidangan masakan terlezat dari buatan ibunya.
"Listia bagaimana sekolah nya hari ini apakah menyenangkan,"kata ayahnya sambil bahasa isyarat.
Listia menganggukan kepala
"Ya akw daat tean Aru ayah," [aku dapat teman baru ayah] kata Listia sambil bahasa isyarat.
"Wah pasti menyenangkan ya, trus bagaimana dengan kamar mu dan rumah baru ini," kata ayahnya sambil bahasa isyarat.
"Hmm bauss" kata Listia sambil bahasa isyarat dan menggunakan kepala.
"Kamu tidak dinakali kan Tia," kata ibunya dengan nada khawatir.
Listia menggelengkan kepalanya mengatakan tidak
"Syukurlah," perasaan lega dari ibunya
Setelah selesai makan listia langsung pergi ke kamar nya dan menulis buku hariannya. Listia menulis kan kejadian menyenangkan hari ini, dia bersyukur dapat di tolong oleh Angga. Beberapa menit kemudian ayahnya datang untuk mengeceknya. Pintu kamar perlahan terbuka.
"Listia belum tidur," kata ayahnya
Listia tersenyum dan menyembunyikan buku hariannya.
"Sedang ngapain sih, ohhh nulis buku harian ya," kata ayahnya sambil tersenyum.
"Selesai menulis langsung tidur ya, selamat malam sayang ku," kata ayahnya sambil tersenyum.
Ayahnya pergi lalu menutup pintu. Listia kembali menulis, setelah selesai menulis Listia langsung merangkak ke tempat tidur, mematikan lampu lalu tertidur. Keesokan harinya saat Listia mulai memasuki kelas, Listia melihat David dan teman-temannya Rio dan Balqis sedang menulis di papan tulis. Listia melihat tulisan di papan tulis. Tulisan di papan tulis itu adalah "Listia orang tuli gila tidak waras". David menyadari keberadaan Listia.
"Ohh siapa yang nulis kalimat yang jahat seperti ini... Jahat banget," kata David dengan kata mengejek
"Hei pid dia sudah melihat kamu menulis lah," kata Balqis
"Benar juga ya, ahahaha nih ada penghapus papan tulis kamu hapus sendiri ya" kata David sambil melempar penghapus ke wajahnya Listia.
Listia melindungi wajah nya dengan tangan. Tangannya memar dan kotor karena masih ada sisa kapur di penghapus. Listia hanya bisa menahan air mata nya.
"Aduh pid kasian dia cewek tau," kata Rio
"Ah maaf tangan ku melakukan nya sendiri," kata David dengan nada mengejek
"Mending kita pergi guys, cus lah ngapain ngurusin orang tuli," kata Balqis
"Dadah tuli... hapus yang bersih ya," kata David
David dan teman-temannya pergi meninggalkan Listia sendirian. Listia pun mengambil penghapusan yang terjatuh saat David melemparkannya ke wajahnya. Listia mulai menghapus di papan tulis. Listia sudah tidak terkejut atas perlakuannya karena Listia sudah biasa di perlakukan begitu di sekolah sebelumnya. Angga yang baru datang mulai memasuki kelas. Angga melihat Listia menghapus papan tulis dan memar di tangan nya Listia.
"Listia kamu kenapa kok memar di tangan mu," kata Angga, wajahnya menunjukkan kekhawatiran.
Listia menggelengkan kepalanya. Angga langsung melihat ke papan tulis dan tau ini perbuatan siapa.
"Ke uks dulu yuk, obati memarmu aku dah tau ini perbuatan siapa," kata Angga sambil memegang tangannya Listia.
Listia mengangguk dan mengikuti Angga menuju uks. Di UKS memarnya Listia di obati oleh Angga. Listia meringis kesakitan saat Angga menempelkan salep ke tangannya.
"Biar ku tebak pasti ulah David kan," kata David
Listia mengangguk
"Sudah kuduga berurusan dengan nya memang merepotkan, tapi jika kamu di ganggu oleh mereka kamu jangan sungkan meminta tolong kepada ku," kata Angga
"Sudah selesai, udah agak mendingan kan sekarang" sambung Angga
"Maksh" kata Listia suara kecil sambil tersenyum
"Oke... Ingat kata kata ku ya Listia, kamu tidak sendirian disini ada aku yang selalu membantu mu oke," kata Listia
Listia tersenyum dan menganggukan kepalanya