Tugas Pertama dan Kentang Rebus yang Penuh Harapan

Astraem bangun pagi-pagi dengan semangat. Bukan karena dia sudah terbiasa dengan dunia fana, tapi karena malamnya dia mimpi makan nasi padang level surga. Sayangnya, begitu bangun, yang ada cuma uap dingin, bau kandang ayam, dan kentang rebus setengah empuk.

Ia duduk di atas dipan kayu, menatap layar biru transparan yang melayang di depannya.

> 🪐 [SISTEM]

Selamat pagi, Astraem.

Hari ini: Hari ke-2 dalam dunia ujian.

Status: Manusia biasa, belum punya rumah, belum punya uang, belum punya gebetan.

Tugas hari ini:

1. Membantu warga desa menyelesaikan satu tugas harian.

2. Tidak membuat keributan.

3. Tidak mempermalukan sistem. (Tolong, jangan lagi makan sabun karena dikira jelly surga.)

Hadiah: 10 Poin Kehormatan & 1 Roti Gandum Level F.

Astraem menggaruk-garuk kepala. “Baiklah… tugas pertama. Apa susahnya bantu warga?”

Begitu dia keluar rumah, sinar matahari menyambutnya. Desa itu—Desa Nandoria—masih sepi, tapi suara ayam dan dentingan besi dari bengkel tukang mulai terdengar. Anak-anak berlarian sambil main lempar batu, dan seorang ibu tua tengah mengangkat ember besar dari sumur.

Tanpa mikir panjang, Astraem langsung mendekat si ibu tua. “Bu, boleh saya bantu angkat embernya?”

Ibu tua itu menoleh. Matanya menyipit curiga. “Kamu siapa, Nak? Anak baru ya? Mukamu kayak anak hilang.”

Astraem tertawa kecil. “Iya, Bu. Saya baru pindah ke sini. Ingin bantu-bantu kalau bisa.”

“Ya sudah, angkatin ini ke dapur, ya.”

Astraem mengangkat ember itu. Berat. Banget. Lebih berat dari hati yang ditinggal pas lagi sayang-sayangnya.

> [SISTEM]

+1 Poin Kekuatan

+5 Poin Kehormatan

[Prestasi Baru]

💪 “Si Ember Galon Desa Nandoria” — kamu sukses mengangkat ember paling berat milik Nenek Marsinah.

Astraem terbatuk-batuk saat sampai dapur. “Buat apa sih ini, Bu?”

“Buat nyuci kentang,” jawab Nenek Marsinah. “Hari ini desa ada acara makan-makan, kamu bantu ngupas, ya.”

Mata Astraem berbinar. Makan-makan? Mungkin akan ada nasi, daging, bahkan—dia menelan ludah—sambal.

Sayangnya, acara makan-makan itu ternyata untuk memperingati 7 hari meninggalnya kambing kesayangan kepala desa.

Dan menunya… kentang rebus. Semua. Seratus biji. Tanpa garam.

---

Setelah acara selesai, Astraem duduk di dekat sumur, mengelus perutnya yang sedikit kenyang tapi kecewa. Ia membuka sistem.

> [SISTEM]

🎉 Misi Harian Selesai!

+10 Poin Kehormatan

+1 Roti Gandum Level F

Peringkatmu di antara para kandidat dewa: 1.001 dari 9.999.

Komentar Dewa Pengawas: “Lumayan. Setidaknya kamu tidak makan sabun hari ini.”

Astraem menghela napas. “Kenapa dari 9.999 kandidat, aku yang dipilih turun duluan ya?”

Tiba-tiba, suara bergema muncul di dalam kepalanya. Suara Dewa Pengawas.

> “Karena kamu yang paling banyak tidur di surga. Waktu kami rapat soal siapa yang bakal dikirim duluan, kamu masih ngorok di bawah pohon apel abadi.”

Astraem memukul kening sendiri. “Jadi aku turun karena ketiduran?!”

> “Tapi hei,” lanjut suara itu, “kamu dapat hadiah tambahan karena bantu warga. Sekarang waktunya kamu mulai misi sampingan.”

> 🛡️ [MISI SAMPINGAN TERBUKA]

Judul: “Bayangan di Balik Hutan”

Deskripsi: Warga desa mulai kehilangan ayam. Telusuri hutan di barat dan temukan penyebabnya.

Hadiah: 1 Senjata Level F, 20 Poin Kehormatan, dan telur dadar.

Catatan: Telur dadar bukan halusinasi. Ini nyata.

---

Astraem langsung bangkit. Ini kesempatan emas. Selain bisa dapet senjata, dia juga bisa makan telur dadar sungguhan!

Dia pun berjalan ke arah barat, melewati ladang gandum dan semak berduri. Tak lama, ia menemukan hutan kecil. Pepohonan tinggi, suara burung aneh, dan aroma… hmm… kentut gorila? Entahlah.

Di tengah hutan, ia melihat sebuah kandang ayam yang hancur. Bulu ayam berserakan.

“Jangan-jangan ini kerjaan rubah?” gumam Astraem.

Tiba-tiba, semak di depannya bergerak. Astraem langsung bersiap dengan... sebatang tongkat kayu yang ia temukan di jalan.

Keluar dari semak-semak itu seekor makhluk kecil. Badannya seperti rakun, tapi matanya menyala biru.

> [SISTEM]

Musuh Terdeteksi:

Nama: Greelin

Level: 2

Status: Lapar dan Pemarah

Saran Sistem: Lari. Kamu cuma bawa tongkat.

Greelin itu mendesis, lalu menerjang!

Astraem panik. Dia melempar tongkatnya, lalu jatuh ke tanah. Tapi tongkat itu—secara ajaib—menancap ke tanah dan membuat si Greelin tersandung. Makhluk itu mental, lalu pingsan.

> [SISTEM]

🎉 Kamu mengalahkan Greelin!

+2 Poin Pengalaman

+1 Item: “Gigi Greelin (Tidak Higienis)”

Prestasi Baru: “Pahlawan Tongkat!”

---

Astraem membawa bangkai ayam yang masih utuh ke desa. Setelah diperiksa, ternyata ayam itu lari sendiri ke hutan dan mati karena panik.

Tapi Astraem tetap dipuji sebagai pahlawan. Ia mendapat senjata baru—sendok besar berbahan perak yang katanya bisa memantulkan sihir. Dan ya, telur dadar-nya nyata.

Malam itu, Astraem duduk di atap rumah, memandangi langit. Bintang-bintang berkilauan, dan layar sistem menampilkan status barunya.

> 🪐 Astraem

Level: 1

Poin Kehormatan: 35

Kekuatan: +2

Senjata: Sendok Besar Perak (Level F)

Misi Aktif: Belum Ada

Catatan Dewa Pengawas:

“Kalau kamu terus seperti ini, mungkin di bab 50 kamu beneran naik pangkat jadi Dewa.”

Astraem tersenyum. “Baiklah dunia fana... kita lihat siapa yang jatuh cinta duluan. Aku... atau ayam rebus lagi.”