Serangan di Desa Gurem

Pagi itu, Astraem baru saja selesai menyisir rambut Chibi yang kini tinggal di dalam kantong bajunya. Anak ayam sakti itu makin hari makin cerewet.

“Papa, kenapa matahari enggak bisa dimatiin aja sih? Silau banget,” rengeknya sambil menyembunyikan kepala di balik rambut Astraem.

“Kau pikir ini saklar? Itu namanya matahari, bukan lampu tidur, Chibi,” jawab Astraem sambil menarik napas panjang.

Tapi belum sempat sarapan nasi jagung dan telur asin, langit tiba-tiba menggelap. Bukan karena mendung. Tapi karena sesuatu sedang melayang besar di atas langit desa.

Astraem menatap ke atas, dan mulutnya menganga. “Itu... kapal terbang? Tapi bentuknya kayak ikan paus!”

TING!

> [Sistem Peringatan]

Serangan dari Faksi Kegelapan terdeteksi.

Lokasi: Desa Gurem

Waktu tersisa sebelum invasi penuh: 08:00 menit.

---

Tanpa pikir panjang, Astraem berlari ke arah balai desa. Di sana sudah berkumpul para tetua, termasuk Nenek berjanggut dan Pak RT Berkepala Ubi.

“Kita tak punya banyak waktu!” seru Nenek. “Mereka datang untuk mencuri sumber energi ilahi yang tersembunyi di bawah sumur desa!”

Astraem menelan ludah. “Sumur yang aku sering cebok di situ?!”

“Betul!” jawab Pak RT. “Ternyata selain bisa buat cebok, sumur itu adalah segel energi kuno yang harus dijaga!”

Astraem langsung sadar: inilah saatnya. Saat ujian sesungguhnya.

---

07:23 menit tersisa

Di atas langit, kapal berbentuk paus itu mulai menurunkan tali-tali hitam yang bergelantungan seperti benang-benang jahat. Dari tali-tali itu turun makhluk-makhluk aneh. Mirip manusia, tapi wajahnya seperti… sepatu!

“Eh... kok kayak sepatu crocs, ya,” gumam Astraem.

> [Info Sistem]

Pasukan Solemak – Faksi Kegelapan

Kekuatan: Sedang

Jumlah: 45 unit

Kemampuan: Menendang perasaan, menghancurkan harapan

Astraem berdiri di depan gerbang desa, mengambil posisi. Chibi muncul dari saku dan berdiri di kepalanya.

“Papa, waktunya kita tunjukkan siapa ayam dan anak manusia yang paling keren!”

Astraem tersenyum. “Baik, mari kita mulai... gaya Power Ranger!”

---

06:01 menit tersisa

Pasukan Solemak mulai menyerbu. Desa Gurem tak punya banyak pejuang. Sebagian besar warganya adalah petani, pengrajin sandal, dan tukang pentol keliling.

Astraem pun bergerak cepat.

“AKTIFKAN SKILL: TOS BERTENAGA ILAHI!”

Seketika tangannya menyala biru. Ia melompat ke depan dan TOSSS!!—menyentuh dada satu musuh, yang langsung terpental dan menabrak tiga temannya sekaligus.

BOOM!

Chibi di atas kepalanya ikut meluncurkan “Serangan Cuit Merah Menyala!”—sebuah proyektil dari suaranya yang bisa bikin gendang telinga musuh pecah.

“Ternyata ayam juga bisa jadi granat hidup,” pikir Astraem sambil melompat menghindar tendangan Solemak.

---

04:32 menit tersisa

“Ini terlalu banyak!” teriak Astraem. “Aku cuma satu orang! Bahkan Naruto butuh kloningan!”

Tiba-tiba, suara sistem muncul.

> [Sistem Membuka Akses Skill Cadangan]

Skill Baru Tersedia:

– Bayangan Ilahi (Level 1)

– Lemparan Ember Sakti

Astraem langsung memilih Bayangan Ilahi. Dalam sekejap, tiga bayangan dirinya muncul di samping kanan-kiri.

“WOI KEMBARANKU! LAWAN MEREKA DULUAN, AKU MAU MINUM!” serunya.

Ketiga bayangan langsung meluncur ke kerumunan musuh seperti fans yang rebutan tiket konser K-Pop.

Sementara itu, Astraem mengambil satu ember air di pinggir jalan dan melemparnya ke arah Solemak.

BLESP!

Musuh itu berhenti gerak.

> [Efek Khusus: Ember Sakti Melumpuhkan Musuh 5 Detik]

Astraem tertawa sambil berkata, “Siapa sangka... ember bisa jadi senjata Dewa.”

---

02:19 menit tersisa

Chibi mulai terlihat lelah.

“Papa... energiku tinggal 10%. Aku butuh ayam goreng sebagai sumber kekuatan.”

“JANGAN CANNIBAL DONG!” jawab Astraem panik.

Tiba-tiba, salah satu Solemak yang tampaknya adalah komandan, muncul. Wajahnya lebih lebar, dan suaranya... berdengung seperti speaker rusak.

“KAMI AKAN MENGAMBIL SUMUR ILANGAN!”

“Bukan ‘ilangan’, pak. Ilahi,” sahut Astraem refleks.

Komandan itu marah. “BERANI KAU MEMPERBAIKI UCAPANKU?!”

Lalu... serangan pamungkas diluncurkan: Tendangan Rasa Trauma Masa Kecil!

Astraem tertangkap. Ingatannya tentang saat ditinggal mantan saat ulang tahun langsung muncul. Ia gemetar.

“Wah... ini serangan terlalu pribadi...” katanya dengan suara lemas.

---

01:01 menit tersisa

Chibi, meski lelah, melihat Astraem tersungkur. Matanya menyala.

“Aku nggak akan biarkan Papa jadi korban masa lalu!”

Chibi pun berubah wujud — dari anak ayam menjadi Ayam Bersayap Emas! Sayapnya menyala, dan matanya memancarkan cahaya.

“AKTIFKAN SERANGAN: CIUMAN CAHAYA!”

Komandan Solemak tertampar oleh gelombang cinta dari Chibi, langsung berubah menjadi... boneka ayam.

“Eh kok bisa?” tanya Astraem bingung.

Chibi menjawab, “Kadang... cinta adalah solusi.”

---

00:00 menit

Serangan musuh berhasil digagalkan. Langit cerah kembali. Kapal paus hitam mundur pelan-pelan sambil membunyikan klakson. Seperti minta maaf.

Penduduk desa bersorak. Pak RT sampai nangis di pangkuan kambing peliharaannya.

Nenek berjanggut mendekati Astraem dan menepuk pundaknya.

“Kau tak hanya lulus ujian kekuatan, tapi juga ujian perasaan.”

Astraem mengangguk. “Tapi kayaknya trauma masa kecilku masih nyangkut…”

---

Malam itu, di bawah bintang, Astraem menatap Chibi yang sudah kembali ke bentuk kecilnya.

“Chibi, kau luar biasa.”

“Papa juga... walau suka ngiler pas tidur.”

Keduanya tertawa.

> [Sistem Update]

Misi Tambahan Tersedia:

– Jelajahi Kota Ilahi

– Temui Mentor Tingkat Lanjut

– Ungkap Misteri Kelahiran Chibi

Astraem menarik napas. “Perjalanan ini masih panjang... Tapi, aku siap.”