Insiden dengan pria tua penganyam keranjang telah meninggalkan jejak. Eudora bisa merasakan tatapan-tatapan aneh mengikutinya ke mana pun ia pergi. Anak-anak kecil akan bersembunyi di balik orang tua mereka ketika ia mendekat, dan beberapa orang dewasa akan secara tidak sadar menarik tangan mereka ketika ia mencoba menawarkan bantuan. Ia adalah anomali, sebuah variabel tak terduga dalam sistem sosial yang sudah mapan. Sebagai seorang ilmuwan, ia memahami konsep "pengganggu", tetapi tidak pernah menyangka akan menjadi salah satunya.
"Ini bukan salahku," gumam Eudora pada dirinya sendiri saat ia berjalan melewati pemukiman, mencoba mengabaikan bisikan-bisikan. "Ini adalah hasil dari interaksi medan energi yang tidak diketahui dengan bio-elektromagnetik tubuhku. Mungkin ada semacam resonansi. Atau mungkin aku hanya magnet untuk kesialan yang bermuatan listrik."
Ia melihat Balmond sedang berbicara dengan kepala suku di dekat api unggun. Kepala suku, yang rambutnya sudah kembali normal, tampak mendengarkan dengan saksama. Eudora merasa ia harus mencoba memperbaiki citranya. Ia perlu menunjukkan bahwa ia tidak berbahaya, bahwa kekuatannya hanyalah kecelakaan, bukan ancaman yang disengaja. Dan cara terbaik untuk melakukan itu adalah dengan menghadapi sumber otoritas secara langsung.
Dengan tekad bulat, Eudora melangkah mendekat. Balmond dan kepala suku menoleh ketika ia mendekat. Balmond mengangguk singkat, ekspresinya masih serius. Kepala suku menatap Eudora dengan tatapan yang dalam dan meneliti, seolah ia mencoba memahami teka-teki yang berjalan di depannya.
"Selamat pagi, Kepala Suku," Eudora memulai, mencoba menggunakan nada yang paling hormat yang bisa ia kumpulkan. "Saya… saya ingin meminta maaf atas insiden kemarin. Itu… itu kecelakaan. Saya tidak bermaksud menyakiti siapa pun." Ia menunjuk ke tangannya, lalu membuat gerakan seolah ada sesuatu yang tidak terlihat melompat. "Listrik. Tidak terkontrol."
Kepala suku mengerutkan kening, jelas tidak mengerti kata-katanya. Namun, ia bisa merasakan nada permintaan maaf dalam suara Eudora. Ia mengangguk perlahan, lalu mengulurkan tangannya ke arah Eudora. Itu adalah gerakan yang jelas, sebuah tawaran untuk berjabat tangan.
Jantung Eudora berdebar. Ini adalah kesempatan. Sebuah jabat tangan adalah simbol kepercayaan, sebuah jembatan universal. Jika ia bisa berjabat tangan dengan kepala suku tanpa insiden, mungkin ia bisa mulai membangun kembali kepercayaan.
"Oke, Eudora," pikirnya dengan panik. "Fokus. Kosongkan pikiranmu. Jangan ada muatan listrik. Jangan ada resonansi kuantum yang aneh. Anggap saja ini adalah kawat telanjang yang sangat sensitif."
Ia mengulurkan tangannya, sangat, sangat perlahan. Matanya terpaku pada tangan kepala suku, berusaha mendeteksi tanda-tanda energi yang tidak terlihat. Ia mencoba membayangkan dirinya sebagai isolator sempurna, sebuah bahan yang tidak akan menghantarkan listrik.
Jari-jari mereka bersentuhan. Eudora menahan napas. Tidak ada percikan. Tidak ada suara "tzzt!". Sebuah senyum lega mulai terbentuk di bibirnya.
"Bagus," bisiknya. "Berhasil."
Namun, senyumnya membeku di tempatnya. Saat tangan mereka bersentuhan, sebuah sensasi aneh menjalar dari jari-jari Eudora. Bukan percikan yang terlihat, melainkan sebuah gelombang energi yang terasa seperti getaran frekuensi tinggi. Kemudian, perlahan, helai demi helai, rambut kepala suku mulai berdiri tegak. Bukan hanya beberapa helai, melainkan seluruh kepalanya, membentuk mahkota rambut putih yang mengembang sempurna, seolah ia baru saja meletakkan kepalanya di atas generator Van de Graaff.
Kepala suku menatap Eudora, matanya membelalak karena terkejut. Ekspresinya adalah perpaduan antara kebingungan, sedikit ketakutan, dan sentuhan absurditas yang membuat Eudora ingin tertawa histeris. Balmond, yang berdiri di sampingnya, menahan napas, matanya bolak-balik antara rambut kepala suku dan Eudora.
"Oh, astaga," Eudora berbisik, menarik tangannya dengan cepat. "Tidak! Tidak lagi! Aku bersumpah itu tidak disengaja!"
Beberapa orang suku yang sedang mengamati dari kejauhan melihat pemandangan itu. Bisikan-bisikan segera berubah menjadi seruan kaget, lalu tawa geli yang tertahan. Anak-anak kecil yang tadi bersembunyi kini mengintip, dan ketika mereka melihat rambut kepala suku, mereka tertawa terbahak-bahak, menunjuk ke arahnya.
Kepala suku menyentuh rambutnya, ekspresinya masih terkejut. Ia mencoba merapikannya, tetapi setiap kali ia menyentuhnya, rambutnya hanya semakin mengembang. Ia menatap Eudora dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Itu bukan tatapan marah, melainkan tatapan yang mengatakan, 'Apa sebenarnya makhluk ini?'
Balmond akhirnya tidak bisa menahan diri. Sebuah tawa kecil keluar dari tenggorokannya, yang segera ia sembunyikan di balik tangannya. Namun, bahunya bergetar, dan Eudora bisa melihat senyum kecil di sudut bibirnya.
"Ini tidak lucu, Balmond!" Eudora mendesis, merasa sangat malu. "Aku baru saja menyetrum kepala sukumu! Ini adalah bencana hubungan masyarakat!"
Kepala suku, setelah beberapa saat mencoba merapikan rambutnya yang tak terkendali, akhirnya menghela napas pasrah. Ia menatap Eudora lagi, lalu menggelengkan kepalanya perlahan. Ia mengucapkan beberapa kata dalam bahasa mereka, yang Eudora duga berarti sesuatu seperti "wanita aneh dengan rambut berlistrik" atau "penyihir statis".
Sejak saat itu, julukan itu melekat pada Eudora. Ia menjadi "wanita aneh dengan rambut berlistrik" di mata suku. Setiap kali ia mendekat, beberapa orang akan secara tidak sadar menyentuh rambut mereka, seolah memastikan tidak ada muatan listrik yang melompat. Anak-anak kecil, di sisi lain, mulai melihatnya dengan campuran rasa takut dan penasaran. Beberapa bahkan akan mencoba mendekat, berharap rambut mereka juga bisa berdiri tegak.
Eudora mencoba mengabaikan semua itu. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya di pinggir pemukiman, mengamati lingkungan, mencoba memahami fenomena Aether yang menyebabkan kekuatannya bermanifestasi. Ia mencoba melakukan eksperimen kecil, seperti menggosokkan tangannya ke berbagai permukaan—kulit pohon, batu, bahkan kulit binatang—untuk melihat apakah ia bisa memicu atau mengendalikan listrik statisnya. Hasilnya bervariasi: kadang-kadang percikan kecil, kadang-kadang tidak ada sama sekali, dan kadang-kadang, ia hanya berhasil menyetrum dirinya sendiri.
Jurnal Observasi Aetheria, Hari Kelima:
Insiden dengan Kepala Suku mengkonfirmasi hipotesis: muatan listrik statis tampaknya terus-menerus dihasilkan oleh tubuhku, mungkin sebagai efek samping dari paparan Aether selama insiden portal. Muatan ini tidak stabil dan mudah dilepaskan melalui kontak fisik. Perlu mencari cara untuk mengukur dan mengendalikan pelepasan ini. Mungkin ada cara untuk menyalurkannya secara aman. Ini adalah tantangan yang signifikan, tetapi juga peluang untuk memahami sifat Aether itu sendiri.
Ia juga mulai memperhatikan pola di lingkungan. Ada semacam kristal yang tumbuh di beberapa pohon, memancarkan cahaya redup. Ketika ia mendekatinya, ia merasakan sedikit getaran di ujung jarinya, sensasi yang mirip dengan listrik statis, tetapi lebih halus. Mungkinkah kristal ini adalah sumber Aether, atau setidaknya, konduktornya?
Ia mencoba menyentuh salah satu kristal dengan hati-hati. Tidak ada percikan. Namun, ia merasakan sensasi hangat yang aneh menjalar di lengannya. Ketika ia menarik tangannya, ia melihat rambut di lengannya sedikit berdiri tegak.
"Menarik," gumamnya. "Jadi, kristal ini berinteraksi dengan medan listrikku. Ini adalah petunjuk."
Eudora tahu ia harus berhati-hati. Dunia ini penuh dengan bahaya yang tidak ia mengerti. Tetapi sebagai seorang ilmuwan, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak menyelidiki. Setiap anomali adalah sebuah teka-teki yang menunggu untuk dipecahkan, sebuah misteri yang menunggu untuk diungkap. Dan di tengah semua kesalahpahaman dan kecanggungan sosial, ia menemukan tujuan baru: memahami Aether, memahami kekuatannya, dan mungkin, hanya mungkin, menemukan cara untuk menggunakannya untuk kebaikan. Bahkan jika itu berarti ia harus terus menjadi "wanita aneh dengan rambut berlistrik" untuk sementara waktu. Ini adalah harga yang bersedia ia bayar untuk pengetahuan.