Tubuh Jean terasa sakit, kepalanya berdenyut, dan kata-kata Logan bagaikan jarum, tapi dia tidak bisa membantahnya. Tidak sekarang. Dia tidak punya kekuatan untuk itu.
Pikirannya memutar kembali kilasan badai, dek kapal, wajah Farah yang ketakutan... dan kemudian ponsel itu. Jantungnya berdebar.
Dia telah menyelipkan ponsel itu ke dalam korset tubuhnya tepat sebelum ombak menghantam.
Mata Jean melebar, dan dia berpaling ke Logan, memegang lengannya dengan lemah. "Logan... aku memilikinya," katanya, dengan suara terengah. "Aku punya ponsel Farah."
Logan berkedip, bingung. "Apa?"
"Ponselnya," dia mengulangi, matanya penuh harapan. "Ponsel Farah, yang dia gunakan untuk memotret kita. Aku menyelipkannya ke dalam korsetku sebelum ombak... sebelum semuanya."
Dia menatapnya dengan tidak percaya.
Kemudian rahangnya mengeras.
"Kau bercanda," katanya perlahan, suaranya meninggi dengan frustrasi. "Kau hampir tenggelam. Kita hampir mati... dan kau mengkhawatirkan ponsel sialan itu?!"