Pulau Terpencil

Setelah mengatur napas, Jean perlahan duduk. Lengannya masih gemetar, tapi dia tidak mengeluh. Logan juga tidak berkata apa-apa. Tanpa saling memandang, keduanya meraih dayung lagi.

Kali ini, mereka tidak berdebat. Tidak ada komentar sarkastik. Tidak ada sindiran tajam.

Hanya keheningan.

Rakit itu bergoyang lembut saat mereka mendayung beriringan. Setiap kayuhan membawa rasa nyeri tumpul di otot mereka, tapi tidak ada yang berhenti. Keheningan di antara mereka tidak damai, melainkan dipenuhi dengan ketegangan yang tak terucapkan di antara mereka.

Badai telah berlalu, tapi ketegangan masih tersisa seperti memar.

Setelah terasa berjam-jam, Jean mengangkat kepalanya dan memicingkan mata ke depan. "Logan..." katanya pelan.

Dia mengikuti arah pandangan Jean dan di sanalah.

Daratan sekarang lebih dekat. Jauh lebih dekat. Pohon-pohon terlihat lebih jelas, bentuk gunung lebih terdefinisi. Mereka akhirnya sampai ke suatu tempat.

Tanpa bicara, mereka mempercepat kayuhan.