RiyaSarkar24

[PERINGATAN: MENGANDUNG KEKERASAN FISIK DAN PEMERKOSAAN]
------------------------------------------------------

"Apa yang kau lakukan, Logan?"  

Suara Jean terdengar tajam, namun tubuhnya mengkhianatinya dengan condong ke kehangatan napasnya saat bibir Logan menelusuri jalan penuh dosa di lehernya.  

"Kau berjanji padaku sebuah ciuman setiap hari, ingat?" gumam Logan, seringainya melengkung di kulitnya.  
"Atau haruskah aku membacakan kontraknya lagi untukmu?"  

Dia seharusnya menjauh. Dia tahu ini salah.  

Tapi melawan Logan Kingsley?  

Itu tidak pernah ada dalam rencana.

------------------------------------------------------

Jean Adams telah menghabiskan seluruh hidupnya di bawah kendali keluarganya yang mencekik, dibentuk menjadi putri sempurna, wanita bisnis yang sempurna, dan pewaris yang tak tersentuh. Namun ketika orangtuanya melewati batas terakhir, menuntutnya menikah dengan pria yang pernah menghancurkannya, dia menolak menjadi bidak mereka lagi. Jika mereka menginginkan pernikahan, dia akan memberikannya. Tapi dengan syaratnya.

Logan Kingsley, musuh bebuyutannya. Seorang miliarder yang sukses dengan reputasi selalu menang, Logan telah menghabiskan bertahun-tahun bertarung melawan Jean di ruang rapat dan di luar. Mereka tidak pernah sependapat, kebencian mereka telah membara sejak masa kecil. Tapi ketika Jean menawarkan kesepakatan, pernikahan kontrak yang menguntungkan keduanya, dia tidak ragu-ragu.

Bagi Logan, menikahi Jean adalah langkah strategis. Bagi Jean, itu adalah pembalasan dendamnya yang paling sempurna. Mengikatkan diri pada Logan adalah cara sempurna untuk membebaskan diri dari cengkeraman keluarganya, mempermalukan mereka, dan menghancurkan masa depan yang mereka coba paksakan padanya. Tapi saat pernikahan palsu mereka berlangsung di depan mata publik, rencana yang telah mereka susun dengan hati-hati mulai berantakan.

Luka lama muncul kembali. Batas antara kepura-puraan dan kenyataan menjadi kabur. Dan satu hal yang Jean bersumpah tidak akan pernah dia pertaruhkan, hatinya, mungkin menjadi korban terbesar dari semuanya.

Dalam permainan kekuasaan, pengkhianatan, dan gairah yang tak terduga, Jean dan Logan harus memutuskan: Apakah pernikahan mereka hanya senjata untuk balas dendam, atau telah menjadi sesuatu yang jauh lebih berbahaya?

Istri Balas Dendam CEO yang Kejam

Setelah beberapa saat, Jean duduk di sampingnya, keduanya menatap tumpukan bahan-bahan seadanya.


"Kau tahu," kata Logan setelah jeda sejenak, "kita tidak terlalu buruk."


Jean menghela napas pelan. "Kita masih hidup. Itu sesuatu yang patut disyukuri."


Mata mereka bertemu sekilas. Ada sesuatu yang rapuh menggantung di antara mereka, gencatan senjata tak terucap yang disegel bukan oleh kepercayaan, melainkan kebutuhan.


Jean berdiri lagi. "Ayo terus bekerja. Malam akan segera tiba."


Logan memperhatikannya berjalan menjauh, sedikit pincang, tetapi tetap penuh tekad seperti biasa. Dan untuk pertama kalinya sejak mereka terdampar di pulau ini, dia tidak merasa seperti ini adalah hukuman.


Mungkin bertahan hidup bersama tidak akan terlalu buruk.


Jean menggosok-gosokkan tangannya, melirik ranting dan daun kering yang telah mereka kumpulkan. "Kita perlu membuat api. Kita tidak akan bertahan malam tanpa kehangatan."


Aku tidak akan menyakitimu, Jean