Lama setelah matahari terbenam, mobil Tyler masih menyala di jalan yang sepi di belakang Adams estate. Dari tempat parkirnya, dia bisa melihat samar-samar jendela kamar tidur Jean di lantai dua.
Ketika lampu kamarnya menyala, dia mencondongkan tubuh ke depan di kursinya. Jean muncul dalam pandangan, terbalut handuk, rambut basahnya tergerai di punggungnya. Dia tidak menutup tirainya.
Tyler tidak berkedip.
Ketika Jean akhirnya menghilang dari pandangan, Tyler bersandar kembali ke dalam bayangan, matanya berkilau dengan kepuasan yang menyimpang.
"Dia tidak tahu sama sekali," bisiknya.
_____________________________
Sementara itu orangtua Jean…
Pintu tertutup di belakang mereka dengan suara berdebum berat. Derek bersandar pada meja, melonggarkan dasinya. Darla berjalan perlahan, hak sepatunya berdetak tajam di lantai kayu.
"Dia akan membuat keributan," kata Darla dengan kejengkelan yang nyaris tidak tersembunyi. "Kau tahu bagaimana Jean kalau dia merasa seseorang memaksanya."