Ruangan itu remang-remang, disinari cahaya keemasan dari lampu di samping tempat tidur. Di luar, kebisingan kota telah mereda menjadi dengungan lembut, jauh dan samar... seolah dunia tahu sesuatu yang sakral baru saja terjadi di dalam empat dinding ini.
Meskipun Logan tidak melakukannya sampai tuntas seperti yang biasa dia lakukan dengan wanita lain. Dia tetap puas karena bisa merasa lebih dekat dengan Jean sekarang.
Jean berbaring meringkuk di dada Logan, tubuhnya masih bergetar, jantungnya masih berdebar kencang... tapi untuk pertama kalinya, bukan karena ketakutan.
Lengan Logan melingkari punggungnya, protektif namun longgar, membiarkannya bergerak jika dia mau. Dia tidak bergerak. Tangan Logan yang lain bermain dengan helai-helai rambutnya, sesekali mendaratkan ciuman di puncak kepalanya. Tidak ada kata-kata yang terucap. Tidak perlu ada.
Sampai Jean berbicara, suaranya nyaris berbisik.
"Itu... pertama kalinya aku tidak merasa... takut."
Tangan Logan berhenti di rambutnya.