BAB 44

Dia menyeringai, suaranya semakin keras dan teatrikal saat berusaha menyelamatkan muka. "Teruslah berjalan, Oliver. Teruslah berpura-pura menjadi pria berprinsip. Suatu hari, cangkirmu akan penuh—dan ketika tumpah, seluruh dunia akan melihat ke arah mana air itu mengalir."

Oliver tidak berbalik. Dia tidak memberi James kepuasan dengan sebuah jawaban.

Sebagai gantinya, dia membuka pintu restoran dan berjalan keluar ke cahaya sore, menahannya tetap terbuka cukup lama agar Cora bisa mengikuti. Dia berjalan melewati James tanpa sekalipun melirik.

Begitu di luar, kebisingan dan ketegangan larut dalam semilir angin yang segar. Udara terasa berbeda—lebih bersih. Lebih ringan.

Tapi Cora, masih terbakar oleh kejadian tadi, melirik ke arah Oliver dan menyipitkan matanya dengan jenaka. "Oke, jujurlah," katanya, dengan suara rendah yang bercampur kecurigaan dan keingintahuan. "Apa yang kau lakukan di sana? Apa kau menguntitku?"