BAB 43

James berkedip. Kesombongan di wajahnya goyah, hanya sekejap. Tapi Cora belum selesai.

"Aku buta. Sangat buta," gumamnya, hampir pada dirinya sendiri, tapi cukup keras untuk didengarnya. "Dibutakan oleh cinta. Oleh perasaan bodoh. Kau cinta pertamaku, James. Kita bertemu di sekolah. Aku percaya padamu. Aku melihat potensimu, ambisimu, rasa laparmu. Kupikir itu berarti kau akan menjadi pria baik. Pria yang bisa kuajak membangun kehidupan bersama."

Suaranya sedikit pecah, tapi matanya tetap kering dan garang.

"Tapi kau tidak lebih dari sampah sekarang. Ular berbaju rapi. Pria yang hidup dari pengkhianatan dan manipulasi. Dan aku malu... bukan karena aku mencintaimu tapi karena aku tidak pergi lebih cepat."

Mendengar apa yang baru saja dikatakan Cora, James membuka mulutnya, mungkin untuk melontarkan hinaan lain, tapi Cora mengangkat tangannya.

"Jangan. Aku belum selesai."

Dia melangkah maju, hak sepatunya berbunyi click saat menyentuh lantai, berdiri tepat di depannya.