Malam itu, Hana nggak bisa tidur.
Kepalanya muter terus, ngulang pesan aneh yang muncul di akhir stream:
"Aku tahu kampusmu. Aku tahu siapa kamu."
Jantungnya masih deg-degan. Bahkan suara kipas pun kedengaran kayak musik horor.
Di layar HP, dia lihat DM dari Null:
Null: "Aku serius sekarang. Kamu harus kasih aku semua akses."
Lumi: "Semua?"
Null: "Akun utama, email backup, bahkan device kamu. Aku janji gak bakal sentuh yang gak perlu. Aku cuma mau satu hal: amankan kamu."
Hana ragu.
Null selalu baik. Tapi ini semua mulai terlalu nyata.
Tapi... dia satu-satunya orang yang bisa dia percaya.
---
Sementara itu di kamar Rei...
Laptopnya terbuka tiga jendela sekaligus:
Monitor jaringan Lumi
Peta IP anonim yang mulai merayap masuk sistem
Dan... satu folder kecil berjudul "Lumi_Trace"
Rei nyalain satu software buat lacak jalur sinyal si pengganggu. Polanya terlalu familiar.
Cara masuknya, struktur pesannya, dan... pemilihan kata.
"Apa ini... si NEX?" gumam Rei.
NEX adalah nama lama dari hacker toxic yang pernah dia kalahkan dua tahun lalu. Dulu si NEX ini suka nyebarin data pribadi streamer, tapi kabarnya udah hilang dari radar.
Ternyata belum.
Dan sekarang targetnya adalah Lumi.
---
Besok paginya, kampus terasa beda.
Rei nunggu Hana di tangga belakang kampus. Biasanya dia males ikut kegiatan, tapi hari ini beda. Dia harus pastiin Hana aman.
Waktu Hana datang, matanya merah. "Aku gak bisa tidur..."
Rei buka tasnya, kasih kotak kecil berisi... USB.
"Aku udah pasang sistem pelindung. Ini pasang di laptopmu. Semua komunikasi bakal lewat server terenkripsi."
Hana terdiam. "Kamu... kayaknya udah tahu lebih dari yang aku kasih tahu."
Rei senyum tipis. "Kamu juga."
Mereka saling pandang, lama.
Hana mau tanya, tapi takut.
Rei mau ngomong, tapi nahan.
---
Sore harinya, Lumi live sebentar. Cuma lima menit.
Sekedar kasih tahu bahwa dia baik-baik aja, dan nggak akan diem meski diancam.
Penonton langsung banjiri kolom chat dengan semangat dan dukungan.
Tapi... ada satu pesan yang muncul diam-diam di console. Bukan di layar utama.
"Kalau kamu nggak berhenti, aku akan buka semua. Bahkan nama aslimu, Hana."
Lumi langsung freeze.
Dia nggak pernah nyebutin nama aslinya... ke siapa pun.
Kecuali ke satu orang.
---
Malamnya, Hana nggak tahan lagi.
Dia langsung DM Null:
Lumi: "Kamu... tahu namaku dari mana?"
Null: "Hah?"
Lumi: "Seseorang ngirimin aku ancaman. Pakai nama asliku. Yang kamu juga tahu. Jangan bilang kamu yang..."
Null: "Bukan aku. Sumpah. Aku bahkan nggak buka datamu. Tapi... aku tahu siapa yang mungkin."
Lumi: "Siapa?"
Null: "Orang yang pernah aku kalahkan dulu. Dan sekarang... dia balik buat kamu."
Lumi: "Kenapa aku?"
Null: "Karena aku... sayang sama kamu."
Hana diem.
Kata "sayang" itu... muncul dari orang yang gak pernah dia lihat mukanya.
Tapi kenapa... terasa lebih nyata dari semua yang pernah dia alami?
---
Keesokan harinya, mereka dapet tugas tambahan dari dosen:
Presentasi besar kolaboratif di aula kampus.
Semua kelompok harus tampil.
Dan untuk bikin suasana lebih 'fun', tema presentasi harus... dalam bentuk cosplay atau persona virtual.
Semua mahasiswa rame.
Tapi Rei dan Hana cuma saling pandang.
Karena artinya...
Null dan Lumi bisa saling bertemu...
Tanpa topeng. Di dunia nyata.