tersenyum
sambil menjulurkan tangan nya ke Iqbal.
hari demi hari mereka selalu berkerja bersama.
mulai dari Operasi yang dilakukan bersama sampai rapat rapat selalu penting rumah sakit.
14 Febuari
hari dimana semua orang merayakan valentine day.
di lorong rumah sakit
seorang perawat muda bernama Desi
"dokter Echa, mau ikut karaoke malam ini?" tanya Desi
"sama siapa?"
"ada dokter Iqbal, dokter Dimas, perawat Yuni?"
iya Echa tau bahwa Yuni seorang perawat yang baru di pindahkan ke ruang bedah saraf memiliki perasaan dengan Dimas.
"oke," lalu meninggalkan Desi menuju ruangannya.
di dalam ruangan
"Cha loe nanti ikut gak kita jalan bareng ya malem ini. ini kan malem valentine"
"umm" gumam Echa pada Iqbal
Iqbal pun melanjutkannya
"gue mau nembak Desi, loe gak marah kan?? loe si nolak gue terus. "
dengan wajah terkejut dan tanpa ragu
"lanjutkan bal, tapi inget jangan pernah lupa sama persahabatan kita"
"tenang saja Bu dokter cantik, eh ngomong ngomong hubungan loe sama Dimas itu gimana si Cha. gak jelas banget."
"gak jelas gimana pak dokter???"
"iya gak jelas, sebentar Deket sebentar ngejauh. hello Cha loe sadarkan kalo perawat centil itu lagi deketin Dimas??? loe gak cemburu gitu?? bodoh bangetss si kamu" sbil tertawa keras
dia pun melangkah mendekati Iqbal dan mengacak-acak rambut Iqbal "gue benci loe bal"
tiba-tiba suara grek dari pintu
mereka pun melihat. ternyata itu Desi
"ayo kita pergi dokter Dimas dan Yuni udah menunggu di bawah"
tempat parkir
dari kejauhan sudah terlihat di dalam mobil. Dimas duduk di kemudi dan Yuni duduk disebelahnya.
raut wajah Echa sudah mulai kecewa.
"Cha loe sama Desi tunggu di tengah ya, biar gue yg duduk di belakang"
"gausah biar gue aja" dengan wajah marah dia duduk dibelakang.
perjalanan dari rumah dari ke tempat karaoke kurang lebih menghabiskan waktu 1- 1,5 jam
karena malam ini malam Valentine pasti banyak orang yang berpergian.
selama perjalanan mereka asik sendiri.
Yuni selalu mengajak Dimas berbicara, tapi tidak pernah di tanggapi.
mata Dimas selalu melirik ke kaca spion depan.
iya kaca tersebut selalu di arahkan ke arah belakang tepat ke wajah Echa.
ternyata Echa di belakang dengan raut wajah sedih sedang mendengarkan musik.
yang membuat Dimas semakin penasaran, mulai mengalir air mata dari sudut matanya Echa.
sepanjang jalan lirikan Dimas semakin tajam.
.
.
Tempat Karaoke A
mereka semua masuk ke dalam room karaoke, semuanya bernyanyi dan menari.
semua alkohol jenis rendah sudah mulai habis.
di sisi kanan Echa hanya memainkan handphone tidak berkata sedikit pun.
"dokter Echa tidak mau menyanyi atau minum???"
"tidak usah terima kasih"
melihat tingkah laku Echa seperti itu membuat Dimas marah dan meminum semua alkohol.
"gue ke toilet ya guys" kata Echa sambil membuka pintu room karaoke.
7 menit
sebelum Echa membuka room tempat mereka kumpul dari sudut pintu yang di buka sedikit dia melihat Dimas sedang mencium Yuni.
Echa pun. langsung masuk dan mengambil tas nya.
dimas pun langsung terkejut, dan bertanya tanya kenapa tapi air mata sudah mengalir dari mata Echa.
Dimas mau menjelaskan kejadian yang terjadi pun tidak bisa.
kejadian sebelumnya tidak seperti yang terlihat oleh Echa.
Dimas mau beranjak dari tempat duduk nya keluar tapi dia terjatuh karena banyak minum.
.
.
setelah melihat Echa pergi Iqbal dan Desi mengakhiri acara mereka dan mengantar Dimas pulang.
Desi mencarikan Yuni taksi.
.
didalam mobil
"ya ampunnnn kita membuat rencana ini agar mereka berdua bisa bersatu. tapi karena salah paham ini dokter Echa menjadi sedih. dasar si jalang itu mengambil kesempatan dan kesempitan"