The Emperor of The Death Arc: The Blue Valkyrie

Pernahkah kau memandangi indahnya langit?

Pernahkah kau berpikir kenapa langit itu ada di dunia ini?

Itulah yang sekarang dialami oleh seorang gadis yang berada di dunia yang kosong nan putih, sebuah dunia yang berwarna putih bersih, di sana sama sekali tidak ada sesuatu yang lain selain pemandangan dari putihnya dunia itu.

Di sana nampak seorang gadis yang tengah duduk melihat ke arah langit yang sama sekali tidak ada apapun di sana, hanya ada pemandangan yang putih bersih dari awan dan langit yang biru.

Meskipun langit itu nampak sangat membosankan, tetapi gadis itu terus memandanginya dengan mata birunya yang sangat indah.

Gadis itu terus memandangi langit yang sama sekali tidak seperti langit itu terus menerus, sudah sangat lama ia memandangi langit itu, bahkan mungkin sudah ratusan dan bahkan ribuan tahun dia terus diam dan melakukan hal yang sama.

Gadis itu sama sekali tidak merasa bosan melakukan itu, dia terus menghitung detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, minggu demi minggu, dan seterusnya, dia tidak pernah sekalipun merasa bosan dan terus melakukan hal itu selama ini.

Gadis itu mulai menghitung lagi dan lagi seolah-olah seperti mesin yang tidak pernah rusak, dia terus menghitung dan menghitung selama ini.

Gadis itu mulai berdiri, tetapi matanya masih tetap memandangi langit yang kosong tanpa apapun itu.

"30192...X0-Y0-Z0...Start."

Di bawah kakinya tiba-tiba terdapat sebuah retakan, retakan itu bukanlah sebuah retakan yang biasa melainkan retakan itu terus menjalar dan menjalar menjadi panjang dan juga bercabang-cabang.

Secara perlahan tetapi pasti, retakan di dunia itu mulai menyebar dan menyebar.

Gadis itu sama sekali tidak takut dengan itu, malahan dia sangat menantikan saat-saat ini, saat-saat di mana dia bisa terbangun dari tidur panjangnya.

Benar, dunia yang sangat membosankan ini adalah dunia di dalam mimpinya, dia selalu menantikan akan hancurnya dunia itu sehingga dirinya bisa terbebas dari sini dan pergi ke dunia luar.

"Kristallnacht..."

Langit di dunia itu pun berganti menjadi pemandangan dari langit malam yang dipenuhi oleh bintang-bintang di langit.

Selang beberapa waktu, tiba-tiba dunia itu pun pecah layaknya kaca yang berbenturan dengan benda keras, dunia itu pecah berhamburan dan membuat gadis itu jatuh ke dalamnya.

Tidak terlihat ekspresi terkejut maupun takut dari gadis itu, bahkan ekspresi wajahnya tetap datar seperti dia yang tadi.

Gadis itu terjatuh dan terus terjatuh ke dalam dunia yang telah pecah seperti kaca itu, tetapi dia sama sekali tidak merasakan kekhawatiran di dalam hatinya.

Dia pun melihat sebuah cahaya yang berada di dalam dunia itu, dia pun menutup matanya dan jatuh masuk ke dalam cahaya itu.

"Akhirnya..."

Sebuah pemandangan dari gua yang gelap nan lembap, itu adalah pemandangan yang pertama kali ia lihat pada saat dia pertama kalinya membuka mata.

Gadis itu tidak tahu di mana ia sekarang tetapi dia sama sekali tidak merasa khawatir dengan itu.

Tentunya tempat di mana dia berada sekarang bukanlah tempat yang sembarangan, tempat itu terlihat seperti tempat di mana banyak energi sihir yang berkumpul dan mengendap menjadi kristal-kristal yang berkilauan.

Gadis itu pun berdiri dari peti tidurnya dan mulai berjalan keluar, dia melihat-lihat ke sekelilingnya di mana terdapat banyak sekali kristal-kristal sihir yang berada di sini.

Gadis itu sama sekali tidak bisa mengenali tempat ini, bahkan dia sendiri tidak pernah melihat tempat seperti ini di dalam ingatannya.

"System Start, Etwas-Machen...Kleider...Ars-Machina."

Gadis itu mengarahkan tangannya ke depan dan kemudian tiba-tiba terbentuklah lingkaran-lingkaran berwarna biru terang yang berbentuk seperti gear dan juga simbol-simbol tulisan-tulisan aneh.

Gear itu pun berputar seolah-olah seperti sebuah mesin dan tiba-tiba di bawah gadis itu muncul sebuah lingkaran sihir yang terlihat bergaya seperti lingkaran Sci-fi futuristik berwarna biru terang.

Lingkaran itu pun mulai naik ke atas tetapi ada yang berbeda saat itu, sejalan dengan naiknya ke atas lingkaran itu, terlihat pakaian yang tiba-tiba sudah menempel di tubuh gadis itu.

Tentu itu bukanlah pakaian yang biasa, melainkan pakaian yang ia buat agar ia bisa bergerak bebas dan juga nyaman.

Tepat di belakang gadis itu juga muncul sesuatu seperti dua buah papan panjang yang lebih terlihat seperti sayap dengan sesuatu seperti laser di ujungnya.

Di punggung gadis itu juga muncul sesuatu yang terlihat seperti jari penjepit dan tepat di dalamnya terdapat sesuatu yang nampak seperti kubus yang bersinar.

"Selesai."

Gadis itu pun menunjuk ke arah lorong gua itu dan muncullah sebuah bola yang memunculkan suara yang bahkan sama sekali tidak akan bisa didengar oleh manusia.

"Karte-Machen start..."

Tentu bukan tanpa alasan kenapa dia melakukan itu, melainkan untuk mengetahui di mana dia sekarang dan bagaimana dia harus keluar dari sana.

Gadis itu sama sekali tidak mau membuang-buang waktunya di sana, dia ingin segera keluar dan menunaikan tugasnya yang sebenarnya.

"Schenelle-Losen."

Setelah beberapa waktu akhirnya bola itu telah selesai menganalisis gua ini, bola itu pun mengeluarkan sebuah hologram yang bergambar peta dari gua itu dan juga sebuah titik merah yang menandakan posisi di mana gadis itu berada sekarang.

Seperti yang sudah ia duga kalau gua ini mempunyai cabang yang sangat banyak sehingga tidak heran jika orang yang sudah veteran pun bisa tersesat dan tidak bisa keluar dari gua ini, bahkan terlihat ada banyak halangan di gua ini.

Gadis itu pun membuat rute yang paling efisien dari peta yang sudah ia buat, ia mengubah warna rute itu dengan warna oranye.

Dengan mengejutkannya gadis itu mulai terbang dengan sendirinya, sama sekali tidak tampak adanya sayap atau apapun di punggungnya, dia hanya terlihat terbang begitu saja tanpa alasan sama sekali.

Dengan cepat dia pun segera terbang mengikuti rute peta yang telah ia buat untuk menuju keluar.

Memang keputusan yang sangat bagus bagi gadis itu untuk terbang karena jalan di gua itu dipenuhi oleh batuan yang terjal dan licin, tetapi tidak hanya itu halangan yang ada di gua itu, dengan adanya stalaktit dan stalagmit yang ada di sana, ia pun harus menghindarinya saat terbang meskipun itu tidak menjadi masalah walaupun dia menabraknya sekalipun.

Mau bagaimanapun gadis itu adalah gadis yang sangat kuat, dengan kekuatannya yang sekarang bahkan dia mampu untuk menghancurkan stalaktit dan stalagmit itu dengan hanya satu jarinya saja.

Dia terus terbang dengan sangat cepat sehingga perjalanannya tidak terasa sudah hampir separuh.

Gadis itu pun melihat secerca cahaya yang tampak di ujung, dia pun melakukan analisa terhadap ujung dari lorong gua itu, di sana dia melihat sesuatu yang terlihat berkilau.

Itu adalah sebuah kristal sihir yang sangat besar yang berdiri tepat di tempat yang sangat besar.

Mungkin jika bisa diandai-andaikan tempat itu terlihat seperti tempat dari bos di gim RPG, suatu tempat yang terlihat seperti tempat yang terdapat banyak harta, tetapi kau harus mengalahkan bos yang ada di sana untuk mendapatkannya.

Memang tempat itu sudah seperti gunung harta apalagi kristal sihir yang terdapat di sana adalah kristal sihir yang sangat murni sampai-sampai kristal itu terlihat sangat bening sehingga bisa dijual dengan harga yang sangat tinggi, bahkan mungkin satu buah pecahan kecil saja bisa bernilai satu keping emas.

Gadis itu sama sekali tidak merasa takut dengan apapun yang ada di depannya, entah itu monster mengerikan, Naga, atau raja Iblis pun akan dia lenyapkan jika mereka menghalangi jalannya.

Gadis itu pun sampai di tempat yang terdapat kristal sihir raksasa itu, tempat itu terlihat sangat besar dengan banyak pilar-pilar yang ada di sana.

Dia melihat area sekitarnya dan mencoba menganalisis tempat itu.

Memang tempat itu adalah tempat di mana bola yang ia keluarkan tadi tandai dengan titik berwarna merah di mana tandanya di sana terdapat makhluk yang tidak dikenal.

"Alles-Analysieren...mencari entitas tidak dikenal."

Dia menganalisis semua hal yang ada di sana dan kemudian dia pun merasakan hawa keberadaan suatu makhluk.

"Hawa Keberadaan ditemukan, pencarian Start."

Di sebelah mata kirinya pun mulai terlihat suatu lingkaran Sci-fi berwarna biru terang, di lingkaran itu terdapat sesuatu seperti sebuah Crosshair yang bergerak-gerak mencoba mencari sesuatu.

"Hohoho lumayan juga kau gadis kecil, aku tidak menyangka kalau akan ada yang bisa datang kemari."

Suara itu, suara yang terdengar suara dengan nada yang berat. Suara itu menggema ke seluruh tempat itu dan membuat gadis itu sedikit kesulitan untuk menebak di mana asal dari suara itu.

"Astral-Suchen."

"Percuma, sekeras apapun kau mencoba, kau tidak akan bisa menemukanku."

Gadis itu tetap dengan ekspresi datarnya, dia sama sekali tidak tersinggung dengan kata-kata makhluk misterius yang meremehkannya itu.

Tiba-tiba terlihat api yang menyambar dari atas gadis itu.

Melihat ada api itu, gadis itu pun mengaktifkan sihir pertahanannya.

"Alles-Schützen."

Di depan gadis itu pun keluar lingkaran sihir yang berlapis-lapis yang melindungi gadis itu dari api.

Api itu pun semakin mendekat dan akhirnya sampai ke gadis itu, tetapi dia sama sekali tidak terkena serangan karena lingkaran sihir itu melindunginya, bahkan api itu terbelah menjadi dua.

"Hoooo...aku tidak menyangka kalau kau berhasil menahan serangan itu."

Tentu serangan dari Dragon itu bukanlah serangan yang sembarangan, itu terlihat dari tanah yang terkena api super panas dari Dragon itu sampai meleleh.

Tanpa diduga oleh makhluk misterius bersuara berat itu, gadis bermata biru itu berhasil menemukan di mana makhluk misterius itu berada.

"Entitas berbahaya ditemukan, memulai pemusnahan."

Salah satu benda yang terlihat seperti sayap di belakang gadis itu tiba-tiba bergerak, benda itu pun dengan ajaibnya terbongkar memisah-misahkan diri menjadi komponen-komponen dengan sesuatu yang terlihat seperti bola listrik yang berada tepat di tengah benda itu.

Gadis itu pun mengarahkan tangannya menuju ke tempat di mana makhluk itu berada seolah-olah dia bersiap membidik makhluk itu.

Benda yang mirip seperti sayap yang sekarang telah terbongkar menjadi komponen-komponen itu pun menyatu di tangannya membentuk sesuatu seperti meriam.

"Zerstörer-gewehr!"

Terlihatlah sesuatu seperti lingkaran yang berada tepat di ujung meriam itu berputar-putar.

Ujung dari meriam itu mulai mengeluarkan bola cahaya yang semakin lama semakin berkumpul, menjadi besar dan terang.

Tentu itu membuat makhluk itu merasa terkejut melihat gadis itu membidik tepat ke arahnya, dia sama sekali tidak percaya bahwa akan ada seseorang yang bisa menebak lokasi di mana dia sekarang yang bahkan petualang kelas atas pun selama ini tidak ada yang bisa menebaknya.

Makhluk misterius itu mencoba mengamati dan mengukur kekuatan dari serangan gadis itu, dia tidak berharap banyak tetapi setidaknya dia berpikir untuk melakukannya sebagai jaga-jaga.

Semakin lama, bola cahaya yang berada di ujung meriam yang menyatu di tangan gadis itu semakin membesar.

"Tu-tunggu...a-apa-apaan dengan kekuatan itu?!"

Bahkan makhluk yang bodoh pun akan tahu kalau itu sangatlah berbahaya, di dalam bola cahaya yang terang itu makhluk misterius itu bahkan mampu mengetahui kalau itu mengandung energi yang sangat luar biasa yang bisa membinasakan apapun.

Melihat itu makhluk misterius yang tadinya meremehkan gadis bermata biru itu mulai panik karena jika dia terkena serangan itu maka sudah tidak diragukan lagi kalau dia akan binasa tanpa sisa.

"Tu-tunggu a-aku hanya bercanda."

Gadis itu sama sekali tidak menghiraukan kata-kata makhluk misterius itu, dia terus membidik ke arah di mana dia merasakan kehadirannya.

Makhluk itu pun mulai bergerak dari tempatnya dan berharap kalau si gadis bermata biru itu tidak menyadarinya lagi tetapi itu percuma karena gadis itu bisa merasakan dan melacak keberadaan makhluk itu sehingga dia terus mengarahkan meriamnya ke makhluk itu kemana pun makhluk itu bergerak.

Makhluk misterius itu pun semakin panik karena gadis itu tahu dengan sangat tepat di mana dia bergerak dan bahkan dia terlihat bisa memprediksi pergerakan dirinya.

"Tunggu dulu aku menyerah, aku mohon jangan tembak aku!"

Gadis itu tetap tidak menghiraukan kata-kata dari makhluk misterius itu, dia tetap terdiam dan membidik makhluk itu dengan meriamnya.

"Aku akan memberikanmu semua! Ya, semua yang kau mau jadi aku mohon jangan tembakkan itu kepadaku."

Makhluk misterius itu pun berpikir dengan sangat keras, dia bisa saja mengambil keputusan untuk menyerang saja gadis itu tetapi pasti sebelum dia melakukan itu, gadis itu sudah menembakkan meriamnya itu ke arahnya dan tentu dengan kekuatan yang dia rasakan itu maka tidak diragukan lagi kalau dia pasti akan mati.

Akhirnya makhluk itu mendapatkan sebuah ide yaitu dengan menunjukkan wujudnya sendiri karena dengan itu mungkin gadis itu akan mengurungkan niatnya.

Di dalam tempat itu muncul seekor naga yang berukuran raksasa, dia memiliki leher yang agak panjang dengan gigi yang runcing.

"Aku berjanji akan mengikutimu, aku adalah seekor naga jadi aku yakin kalau aku akan sangat berguna!"

Gadis itu sama sekali tidak tertarik dengan menjadikan Dragon sebagai bawahan, dia bahkan tidak berpikir kalau itu akan membantu karena baginya mempunyai bawahan hanya akan menjadi beban.

Memang jika diukur dari segi kekuatan maka tidak salah lagi kalau gadis itu jauh berada di atas Dragon itu, bahkan hanya dengan melihat auranya saja Dragon itu sudah mengerti kalau dia bukanlah tandingan gadis itu.

Dragon itu semakin merasa ketakutan melihat kekuatan yang berada di meriam gadis bermata biru itu, dia benar-benar merasa kalau saat ini dia sedang berada di ujung kehidupannya.

Dragon itu pun menutup matanya erat-erat sambil berharap kalau ini hanya mimpi.

"Ma-mama!"

Gadis itu pun menembakkan meriamnya dan di sana terjadi sesuatu yang benar-benar luar biasa, meriam itu menembak dengan kekuatan yang seperti laser berwarna biru yang sangat dahsyat yang bahkan jauh melampaui apa yang Dragon itu pikirkan.

Sebuah kekuatan yang sangat dahsyat, bahkan terlalu dahsyat yang berukuran raksasa menembus atap dari gua itu dan melenyapkannya.

Anehnya kekuatan dari meriam itu sama sekali tidak mengenai Dragon yang sudah ketakutan setengah mati itu, kekuatan yang dahsyat itu hanya melewatinya seakan-akan menghindari tubuh raksasa Dragon itu.

Kekuatan dari laser raksasa itu pun mampu menembus atap gua itu dan bahkan lapisan batu dan tanah di atasnya sehingga bisa sampai ke permukaan.

Dengan warna biru terangnya laser itu menembus sampai ke permukaan tanah dan masih terus berlanjut dan bahkan laser itu bisa menembus awan dan membuat makhluk-makhluk yang melihat itu ketakutan.

Setelah serangan gadis itu selesai, Dragon itu merasa sangat lega karena dirinya ternyata masih hidup, dia pun menoleh ke belakang dan dia sangat terkejut karena di sana terdapat lubang yang sangat besar yang terbentuk akibat serangan dari gadis bermata biru itu.

Melihat itu, dia benar-benar merasakan kengerian yang sangat besar yang membuat seluruh tubuhnya menggigil ketakutan hanya dengan membayangkan apa yang terjadi jika serangan itu mengenai dirinya.

Bahkan Dragon tahu kalau dia sendiri tidak akan bisa membuat lubang seperti itu, dia bahkan tidak pernah menemukan ada seseorang yang bisa melakukan hal yang segila itu di dalam hidupnya.

Dragon itu pun terjatuh ke tanah karena dirinya yang mengalami ketakutan yang sangat hebat sehingga dia tidak mampu mengepakkan sayapnya, dia bahkan sampai tidak bisa berdiri dengan empat kakinya dan entah kenapa tubuh Dragon itu terlihat lebih kecil dari dia yang tadi.

Gadis bermata biru itu pun berjalan mendatanginya, dia pun mengarahkan meriamnya itu ke Dragon yang sudah tidak berdaya itu dengan ekspresi wajah yang datar.

"Pertanyaan: Apakah kamu-"

Belum sempat gadis itu berbicara, Dragon itu langsung menangis sejadi-jadinya sambil memeluk kaki gadis bermata biru itu sampai-sampai dia tidak lagi terlihat seperti naga raksasa yang perkasa dan mengerikan, dia sekarang lebih terlihat seperti anak kecil.

"Uweeee...uweeee...."

Dragon itu terus menangis dan menangis tetapi gadis itu tetap sama sekali tidak mengeluarkan ekspresi apapun, dia tetap berekspresi datar seperti biasa.

"A-aku...aku...sangat takut!"

Dragon itu terus memeluk kaki gadis itu sambil menangis tersedu-sedu, semua image naga yang perkasa dan mengerikan yang telah ia bangun seakan-akan menghilang tanpa bekas di depan gadis bermata biru itu.