Hari ini kegiatan perkuliahan diliburkan karena hari libur nasional. Ditya dan teman-temannya memanfaatkan hari libur ini untuk membersihkan rumah dan sore harinya mereka berencana untuk jalan-jalan ke salah satu pusat perbelanjaan yang ada di kota ini.
Ditya pergi mengenakan kemeja panjang, celana jeans dan sepatu kets berwarna hitam. Mereka berangkat dengan menggunakan motor matic.
Sesampainya di sana, mereka langsung menuju toko buku, surga dunia bagi para mahasiswa yang ingin membaca buku gratis (jangan ditiru ya, guys). Niar pergi ke rak bagian novel, Triana ke bagian hobi, Anisa dan Yuni ke bagian komputer, sementara Ditya ke bagian bahasa.
Ditya sangat tertarik dalam mempelajari bahasa-bahasa asing seperti Jerman dan Korea. Dia pernah mempelajari bahasa Jerman saat dia duduk di bangku SMA. Sementara itu, semenjak dia kuliah, dia sering menonton drama Korea bersama Yuni dan Niar sehingga dia juga tertarik untuk mempelajari bahasa tersebut.
Ditya mulai mencari-cari buku panduan dasar bahasa Korea. Dia membuka halaman demi halaman. Dari mulai pengenalan huruf Hangul, sistematika penulisan huruf Hangul, tata bahasa sampai contoh percakapannya. Ada begitu banyak buku-buku yang mempelajari bahasa Korea, sehingga Ditya harus selektif dan cermat dalam memilih bukunya. Akhirnya Ditya memilih salah satu buku yang berjudul Dasar-Dasar Bahasa Korea yang menurut dia memiliki content yang paling lengkap dan mudah dimengerti.
Ketika dia hendak berpindah ke sesi lain, dia menerima sebuah panggilan telepon dari Randy.
📞 Hai, Dit. Kamu lagi ada di rumah nggak?
📞 Nggak kak, aku lagi di toko buku sama teman-teman aku.
📞 Siapa aja?
📞 Niar, Yuni, Anisa dan Triana.
📞 Kalau begitu kebetulan sekali. Tadinya aku menelepon kamu karena mau minta ditemani ke toko buku untuk mencari bahan skripsi. Ternyata kamu udah ada disana. Kalian bisa tunggu aku beberapa menit nggak disana? Kalau bisa, aku akan kesana sekarang juga.
📞 Ok.
📞 See you there.
Randy menutup teleponnya.
"Siapa, Dit?" tanya Anisa.
"Kak Randy. Katanya dia mau kesini juga dan minta kita untuk menunggunya sebentar."
Anisa mengangguk paham.
Setelah itu, Ditya beralih ke bagian komputer. Ditya sangat senang berkutat dengan beberapa program komputer dan dapat menguasai beberapa program Microsoft Office. Ditya juga pernah membuat beberapa blog yang memiliki content tempat-tempat pariwisata yang ada di Indonesia dan pendidikan yang isinya materi-materi yang pernah dia dapatkan selama di sekolah dan perguruan tinggi. Dia juga tahu bahwa sebuah situs blog bisa menghasilkan uang. Namun dia belum pernah memiliki kesempatan untuk membenahi blognya sehingga memenuhi syarat untuk mendapatkan penghasilan. Sebenarnya Ditya ingin sekali bisa menguasai program design grafis. Namun dia merupakan seseorang yang unggul di bidang akademis dan kemampuan menggambarnya bisa dikatakan menengah ke bawah. Bahkan sebenarnya hampir tidak bisa. Dengan demikian dia selalu mengagumi seseorang yang ahli dalam bidang ini karena sebuah karya bernilai sangat berharga.
Setelah puas melihat-lihat buku komputer, Ditya bergabung dengan yang lainnya di deretan rak novel. Jenis novel yang Ditya sukai adalah yang berjenis fantasi, seperti Harry Potter, Peter Jackson, Narnia, The Mortal Instrument dan sebagainya. Bagi dia, para penulis buku-buku ini memiliki daya imajinasi yang luar biasa. Salah satu buku favoritnya adalah Harry Potter. Dia sudah membaca ketujuh bukunya dari mulai Harry Potter and the Sorcerers Stone sampai the Deathly Hallows. Bahkan dia juga sudah menonton semua filmnya dan sampai detik ini, dia masih hafal keseluruhan isi ceritanya.
Ketika Ditya sedang melihat-lihat dan membaca sinopsis buku karangan Rick Riordan yang berjudul The Trials of Apollo: The Dark Prophecy, tiba-tiba ada yang menepuknya dari belakang. Ditya menoleh dan menemukan sosok Randy di belakangnya.
"Kak Randy ngagetin aja! Kakak kok, cepet banget datangnya?" tanya Ditya.
"Kamu kan tahu kalau aku masih adik-kakak sama Valentino Rossi." katanya sambil tertawa, "Kamu sedang baca apa?"
"Buku karangan Rick Riordan yang baru kak."
"Oh, penulis Peter Jackson itu ya?" tanya Randy. Ditya mengangguk.
"Kamu mau beli buku itu juga?" tanya Randy.
"Nggak kok, kak. Aku cuma baca-baca aja." jawab Ditya dan dia langsung buru-buru meletakkan buku itu kembali ke raknya.
"Bukankah tadi kakak bilang mau cari buku untuk bahan skripsi?" tanya Ditya mengalihkan pembicaraan.
Randy mengangguk, "Ayo, bantu aku cari bukunya."