It is REALITY

Tidak lama kemudian bel sekolah pun berbunyi yang menandakan pelajaran segera dimulai, hal itu pun yang segera menyadarkan widya dari lamunannya.

Tanpa disadari widya, dirinya telah diperhatikan oleh andre dari sejak mereka masuk ke dalam kelas. Widya yang sedang melamun membuat andre merasa gelisah dan heran, ' apa yang sedang menganggu pikiran kamu widya?', kata andre dalam batinnya.

Andre sudah menyukai widya dari awal mereka bertemu karen sosok widya yang ramah, baik hati dan suka menolong semua teman-teman nya apalagi widya termasuk orang yang cukup pandai dalam kelasnya.

Tetapi andre terlalu gengsi dan malu mengungkapkan perasaannya kepada widya soalnya widya tidak tergolong cewek yang cantik dalam kelas malah sangat jelek tetapi sangat manis. Tetapi kepribadian widya yang membuat dirinya sangat disenangi oleh teman - temannya.

Pikiran andre pun segera buyar ketika pak guru di depannya sedang menegur andre yang tidak fokus terhadap pelajaran yang dijelaskan. "Andre tolong jelaskan kembali apa yang tadi bapak jelaskan!!, kata sang guru. Tetapi andre bukannya menjawab malah mukanya menunduk ke bawah karena dirinya merasa malu yang daritadi tidak memperhatikan penjelasan yang dijelaskan oleh sang guru karena dirinya lebih fokus memikirkan widya.

Hal itu sontak membuat sang guru menegurnya, "makanya lain kali fokus sama pelajaran jangan malah fokus melihat widya aja terus", kata pak guru. Perkataan sang guru sontak membuat semua siswa di kelas mereka tertawa terbahak- bahak dan membuat widya kaget mendengar perkataan gurunya sehingga widya segera melihat ke arah andre.

Menjadi bahan tertawaan teman-temannya membuat andre semakin menundukkan mukanya yang merah karena malu ditambah lagi dirinya sempat melihat kalau widya juga melihat ke arahnya dengan tatapan penuh curiga.

Sang guru pun dengan cepat menyudahi kegaduhan siswanya dan kembali mengajarkan mereka dengan suasana hening karena semua siswa kembali fokus ke pelajaran.

Tetapi tidak dengan widya, mungkin matanya mengarah ke depan guru yg menjelaskan pelajaran tapi pikiran dan hatinya memikirkan apa yang dikatakan oleh gurunya tadi memang benar atau hanya candaan saja, jika memang benar untuk apa andre menatapku, katanya dalam hatinya widya.

Begitu banyak pertanyaan muncul dalam benak widya tapi widya segera menepis dan menganggap gurunya hanya bercanda saja. Dan widya pun kembali fokus ke pelajaran.

Tidak lama kemudian bel pun berbunyi yang menandakan pelajaran mereka telah usai. Setelah guru mereka keluar, beberapa teman teman pun mulai menggoda widya terutama sahabatnya lia.

" Ciee..... Cie.... Ada yang lagi berbunga bunga nich karena dilihati oleh sang pangeran kelas," kata lia yang kemudian disambut tertawaan teman kelasnya yang masih berada dalam kelas. Widya pun segera menjawab, " apaan sich elo lia, mungkin tadi itu andre lagi lihati sahabatnya ryan yang duduk pas di belakang ku tapi pak guru salah paham, sudah ah jangan bilang gitu lagi, lagipula tidak mungkin lah andre lihat saya yang jelek gini untuk apa coba".

Tanpa widya sadar bahwa andre masih ada di dalam kelas dan mendengar semua pembicaraan mereka. Mendengar hal itu andre sedikit kecewa tapi dia segera bergegas keluar kelas dan berkata kepada widya, "untung kau tahu diri dan sadar kalau saya tidak mungkin bakal mau lihat muka jelek kayak dirimu, jadi jangan kepedean jadi orang!".

Andre pun segera keluar kelas. Dirinya sebenarnya tidak mau menjelekkan widya tapi dirinya terpaksa harus melakukannya agar kelak widya tidak menjadi bahan candaan teman kelas mereka. Tetapi tanpa andre sadari perkataannya tersebut membuat hati widya terluka mendengarkan perkataannya.

Widya yang mendengar perkataan andre merasa kecewa, memang sebelumnya dia sudah pernah kejadian ini sebelumnya tapi entah kenapa dirinya tetap merasakan sakit di dalam hatinya.

Lia pun yang tahu perasaan widya ke andre mencoba menghiburnya, "sudahlah widya, kata-kata andre jangan kau simpan dalam hati , dasar cowok sok kecakepan, seenaknya saja bicara tanpa mempedulikan perasaan sahabatku ini!". Mendengar makian lia sahabatnya ke andre langsung membuat widya tersenyum menyadari betapa beruntungnya dirinya mempunyai sahabat seperti lia.

Widya pun segera bergegas mengatur buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam tas. Agar dirinya bisa segera pulang ke rumah. Tetap ketika kakinya hendak melangkah keluar dari kelas, lia menahannya dan berkata, "mau kemana kau? Jangan bilang kalau kau lupa kalau hari ini tugasmu piket dan membiarkan saya sendirian membersihkan semuanya ?".

" Astaga, sorry, serius saya beneran lupa untung kau cepat mengingatkan saya, kata widya sambil menepuk jidatnya sambil tersenyum. Widya pun kembali menyimpan tasnya dan mengatur kursi yang berantakan kemudian membersihkan.

Saat widya sedang asyik membersihkan, tanpa melihat ke belakang nya yang masih ada beberapa kursi yang berantakan membuat widya hampir mencium tanah air dalam kelasnya, untungnya tiba-tiba ada tangan seseorang yang menahan tubuhnya yang hampir jatuh ke lantai.

Widya pun segera berdiri kembali dan menoleh ke belakang untuk mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah menolongnya. " terima kasih ya sudah meno...., kata-kata widya pun terpotong ketika dia melihat orang yang menolong dirinya adalah andre tapi dia pun segera melanjutkan perkataannya," sekali lagi makasih sudah menolong saya tadi", kata widya kepada andre.

Andre pun mengangguk dan membalas perkataan widya, "lain kali hati - hati ya" sambil berjalan keluar kelas. Lia yang melihat itu segera menghampiri widya, " kau tidak apa-apa kan widya? Jujur gue juga kaget elo hampur jatuh tadi untung ada andre berlari dari luar kelas menangkap elo, so sweet banget sich dia. Gue heran sama sikap andre sama elo kalau di depan semua teman yang lain dia sikapnya kasar banget dan suka mengejek elo tapi kalo sunyi kayak sekarang sikapnya manis banget ke elo, apa dia punya sifat berkepribadian ganda yach? ", kata lia.

" hush sudah, elo jangan sembarang bicara nanti orangnya dengar loh", kata widya. "ciee.... Jadi sekarang ada yang lagi bela sang pujaan hatinya," kata lia sambil berpura-pura cemberut. " apaan sich buruan beresin supaya bisa cepat pulang" balas widya kepada sahabatnya itu. Lia pun menganggukkan kepalanya dan begerak lebih cepat membersihkan kelas.

Tanpa lia dan widya sadari, ternyata andre mendengar semua percakapan mereka dibalik pintu kelas sambil tersenyum bahagia.

Melihat sahabatnya tersenyum wira dan ryan pun menghampiri andre, "oii bro ada apa ini kenapa elo senyum sendiri dan ngapain elo masih berdiri daritadi di depan kelas kita?", kata wira sambil mengintip ke dalam kelas karena penasaran apa yang membuat sahabatnya itu tersenyum sendiri, setelah melihat ke dalam akhirnya wira mengerti andre tersenyum karena apa.

Ryan yang penasaran pun mencoba melihatnya, setelah melihat ke dalam ke kelas, dia pun berkata le andre, "kenapa elo tidak coba sich pedekate aja secara langsung ke widya atau elo nyatakan saja perasaan elo yang sebenarnya ke dia? Dan kenapa elo di depannya galak banget tapi dalam hati elo tidak tega juga kasih gitu dia kan, daripada gini terus elo sama aja nyakitin dia dan buat dia membenci elo". Mendengar hal itu andre pun berkata, " gengsi banget lah gue, entar teman-teman pada bilangi gue lagi belum lagi malu banget tahu kalo sampai dia nolak gue, mau taruh dimana muka gue".

"makan itu gengsi dan malu elo kalau tahu-tahunya nanti sudah ada yabg rebut dan nyatakan cinta ke widya duluan baru elo patah hati dan nangis2", kata ryan sedikit emosi melihat sahabatnya yang gengsinya tinggi sekali.

"sudahlah bro jangan nanti malah kalian yang pada berantem, tapi cuma saran yach buat elo andre, kalau elo benaran cinta sama widya, elo tidak akan pernah mempedulikan siapapun mau bilang apapun terhadap elo, makanya elo buruan nyatakan perasaan elo sebelum elo ditusuk dari belakang", kata wira menengahi kedua sahabatnya sambil melirik ke ryan.

Karena bagaimana pun ditutupi, wira mengetahui kalo sebenarnya ryan pun punya perasaan ke widya tapi demi sahabatnya, dia rela menahan dan memendam perasaannya itu.