Gengsi atau cinta???

" coba lah berpikir masak-masak apakah elo bisa merelakan dan melupakan gengsi elo dengan gak peduli apapun yang orang lain bicara kan kalau elo pacaran sama widya? Elo sanggup gak? Kalau widya sudah pasti tidak peduli apa kata orang lain karena rasa sayangnya itu tulus banget terhadap diri elo",lanjut nadya.

" ok, makasih yach nadya sudah memberikan nasihat ", kata andre. Andre semakin yakin untuk menyatakan perasaannya ke widya hari ini juga.

Tidak lama kemudian widya dan lia kembali ke ruang tamu dan mereka semua kembali fokus mengerjakan tugas kelompok mereka dengan cepat. Setelah selesai tugas kelompok mereka, mereka pun ingin berpamitan pulang. Setelah yang lain nya pulang hanya tersisa andre dan wira.

"widya, boleh kita ngomong sebentar?", ajak andre memanggil widya. Widya yang sudah tahu apa yang akan andre katakan tapi nantinya tidak jadi andre katakan karena gengsinya andre yang tinggi membuat diri andre bimbang.

Mendengar perkataan andre, widya pun menganggukkan kepalanya menyetujui ajakan andre. Melihat itu wira pun menjauh dari mereka berdua untuk memberi mereka ruang untuk berbicara lebih leluasa.

" apa yang pengen kamu katakan? ", tanya widya menatap andre dengan sedih. Melihat tatapan sedih widya membuat andre semakin tidak sanggup dirinya berbicara ke widya. Melihat hal itu widya sudah menduganya dan berkata" lain kali aja baru kita bicara lagi ketika kamu sudah tahu mau bilang apa", kata widya sambil melangkah pergi.

Ingin rasanya widya cepat - cepat pergi dari hadapan andre karena hatinya terasa sakit sekali semua yang terulang terjadi kembali dan harusnya saat ini dia yang harus mengatakan semuanya daripada dirinya menyesal di kemudian hari tapi hatinya saat ini tidak sanggup menghadapi semua ini jadi dirinya lebih memilih menghindari untuk sementara.

Tetapi ketika dirinya hendak masuk ke dalam rumah, andre memegang tangannya dan menarik widya ke dalam pelukannya sambil berkata dengan jujur, " aku sayang sama kamu widya, aku tidak mau kehilangan kamu lagi, apakah kamu mau jadi pacarku?" tanya andre dengan sungguh-sungguh sambil menatap widya.

Widya yang mendengarkan hal itu sontak kaget dan tidak menyangka sama sekali jika andre benaran menyatakan perasaannya saat ini. Air mata widya pun tanpa sadar sudah jatuh membasahi pipi widya. Melihat hal itu andre menghapus air mata itu dan berkata ", kamu gak perlu menjawab nya hari ini, aku akan dengan sabar menunggu jawaban mu", kata andre dengan tulus.

" bukan jawaban dari aku yang kamu butuhkan, tapi jawaban dari hati kecil kamu apakah kamu sanggup mendengar semua cacian dan hinaan orang di sekitar kamu ketika berhubungan dengan aku? Ketika kamu sudah tahu jawabannya yang mana kamu pilih antara gengsi atau cinta baru kamu kembali kepada diriku menanyakan hal ini kembali", kata widya sambil berlari masuk ke dalam rumahnya dengan menangis.

" widya tunggu... Dulu.... ", kata andre dengan putus asa dan kesedihan mendalam melihat pujaan hatinya menangis di hadapannya." aku sayang kamu dengan tulus dan aku akan buktikan ke kamu dan semua orang kalau cintaku itu dapat meruntuhkan keras dan tingginya gengsiku hanya untuk dirimu seorang", batin andre.

Melihat hal itu wira pun menepuk pundak andre untuk menghibur sahabatnya itu. "buktikan dan tunjukkan aja ke widya bro, cepat atau lambat dia pasti bisa lihatko ketulusan hatimu. Wajar kalau selama ini dia beranggapan gengsi elo lebih tinggi dari cinta elo ke dia, kan selama ini cara elo dekati dia memang salah, dengan menghina dia dan mempermalukan dirinya di hadapan teman kelas hanya karena elo gak mau di hina sama teman-teman. Sekarang sikap elo tiba-tiba berubah hanya karena ryan mencoba dekati dan merebut dia dari elo itu membuat elo takut kehilangan dia dan berubah drastis, itu pasti membuat dia gak yakin sama perasaan elo yang sebenarnya. Yang semangat bro dan tunjukkan ke dia", kata wora memberi semangat ke andre.

" iya gua pasti bisa tunjukkan dan buktikan ke dia kalau gue benaran sayang sama dia", kata andre dengan semangat. "nah gitu donk baru namanya andre", goda wira. Setelah itu mereka berdua pun pergi meninggalkan rumah widya.

Widya yang dari tadi mendengar sekilas percakapan mereka merasa sangat hancur. "maafin gue andre, gue juga benaran sayang sama elo tapi gue masih merasa gak pantas buat dirimu, gue gak mau elo merasa harga diri elo jatuh mendengar hinaan dari teman-teman jika kita bersama karena itu akan membuat elo menyakiti hubungan kita nantinya karena gengsi elo masih sangat tinggi ", batin widya dalam tangisnya.

" ada apa nak, kok kau menangis? ", tanya mama khawatir." gak apa-apa kok mama, cuma tadi kelilipan aja masuk debu di mata widya makanya mata widya berair", kata widya menyembunyikan semuanya dari mamanya.

"yaudah kau istirahat dulu sana, kan daritadi sudah capek belajar sama teman-teman ", kata mamanya." iya ma, widya masuk dulu yach dalam kamar", balas widya. Mama hanya tersenyum melihat kepergian sang buah hati. " mama tahu apa yang kau sembunyikan dari mama, kau jangan lupa kau anak mama dan mama juga pernah muda seperti dirimu nak. Inilah kehidupan yang harus kau jalani", batin mamanya.

Widya pun masuk ke dalam kamarnya kemudian pergi mandi. Sesudah mandi, widya ingin tidur sejenak untuk melepaskan beban dan rasa capeknya hari ini. Tetapi tidak lama ketika dirinya berbaring di atas ranjang, handphone widya berdering dan itu dari lia sahabatnya.

Widya pun mengangkat telpon itu "halo, iya lia kenapa?", tanya widya. "tunggu sebentar gue sambungkan ke nadya juga" kata lia. Tidak lama kemudian telpon mereka tersambung tiga dan menjadi video call.

" ada apa ini kalian tiba-tiba mau video call barengan? ", tanya widya heran." iyalah kan kami kepo apa elo sudah jadian sama andre belum? ", tanya lia penasaran." maksud mu jadian gimana sich? ", jawab widya penasaran. " tadi andre menyatakan perasaannya kan ke elo, elo itu bego atau pura-pura bodoh sich? ", tanya nadya gemas lihat tingkah sahabatnya itu.

" kok kalian tahu sich? Siapa yang kasih tahu kalian? ", tanya widya kebingungan.

" gini wid, tadi waktu elo bicara sama lia di dapur, andre mendengar semua percakapan kalian dan kemudian dia segera kembali ke ruang tamu agar kalian tidak curiga, dan mukanya itu sedih dan hancur banget ketika dia tahu elo nangis karena dirinya. Dan gue yang di sana mendengar percakapan andre, wira dan ryan yang mengatakan kalau andre serius dan bakal menyatakan perasaannya ke elo hari ini. Makanya gue dengan lia penasaran banget apa kalian sudah jadian gak? "kata nadya menjelaskan.

Mendengar semua itu, air mata widya menetes dari matanya karena dirinya tidak menyangka kalau andre begitu mencintainya." iya tadi dia memang mengatakan itu tapi..... Gue menyuruhnya untuk memikirkan kembali perasaannya terhadap gue. Gue mau dia pikirkan siapa yang lebih penting buat dirinya apakah gengsinya yang tinggi atau cintanya dia ke gue lebih besar", kata widya menjelaskan semua ke sahabatnya.

" aduh widya, elo bodoh atau bagaimana sich? Bagaimana kalau andre tidak nembak elo lagi untuk kedua kalinya? Elo yang bakal lebih sakit dan menyesali itu semua", kata lia geram melihat sikap sahabatnya itu.

" gue tahu setelah kejadian ini, andre pasti bakal ngejauhin gue tapi gue gak mau jalani hubungan sama dia tapi nantinya dia yang tertekan batinnya mendengar hinaan teman-teman di sekolah dan itu juga bakal mempengaruhi hubungan kami nantinya. Kalian tahu kan bagaimana gue sayang sama dan cintanya ke dia. Tapi gue rela memendam semua perasaan gue agar harga diri dan gengsinya yang sangat tinggi tidak di injak-injak oleh orang lain! Lebih baik gue yang sakit hati daripada harus melihat dia terluka", kata widya dengan tegas dalam tangisnya.

Mendengar hal itu kedua sahabatnya takjub dan bangga dengan rasa cinta sahabatnya itu yang rela berkorban dan sakit hati sendiri demi pujaan hatinya. Dan tanpa widya sadari, percakapan mereka tadi sudah direkam oleh kedua sahabatnya. Karena sahabatnya pun ingin dirinya diri dengan pujaan hatinya.

"iya sudah wid, elo istirahat dan tenangin diri elo dulu yach, bye2 ", kata lia mengakhiri telpon mereka.