4.Rania Maharani
Brukkk...Aisyah langsung memeluk Rania sahabat masa kecil nya yang sudah 10 tahun tidak ia temui lagi.
"Rania...Aku kangen banget sama kamu.Kenapa Kamu tidak memberi tahu ku kalau Kamu akan pergi dari Bandung?" Aisyah mencoba menahan tangis nya yang hampir pecah.
"Maafkan Aku,Aisyah!!!Aku tidak bermaksud memberi Khabar kepada mu. Tapi saat itu....
"Saat itu kenapa Rania?"
"Tidak Aisyah,Aku tidak bisa menceritakan kepada mu. Ayolah... Aku hampir lupa menyuruh kalian untuk masuk." Rania langsung cepat-cepat mengusap air matanya yang mulai menetes.
"Terimakasih Rania."
Di depan pintu, Dokter Kyne hanya diam terpukau melihat dua wanita di depan nya menangis. Seperti ada sesak di dada yang mereka rasakan selama bertahun-tahun.
"Mari Dokter Kyne, Aisyah silahkan duduk!"
"Terimakasih."Jawab dokter Kyne singkat.
"Rania,Aku tidak tahu kalau kalian sebelumnya sudah saling kenal,tapi memang aku datang ke rumah mu ingin meminta tolong untuk mengizinkan Aisyah menginap semalam di tempat mu,itu pun kalau kamu tidak keberatan?"
"Tidak dokter Kyne,Aku sangat senang kalau Aisyah bisa menginap di rumah ku,karena memang kita sudah lama tidak saling bertemu,iya kan Aisyah?"
"Iyah benar,Aku juga sangat senang Rania bisa bertemu Kamu kembali.Terimakasih kamu sudah mengizinkan ku untuk bermalam di rumah mu malam ini."
"Sama-sama,Aisyah."Jawab Rania dengan senyuman.
"Baiklah,karena Aisyah sudah cukup aman sekarang. Aku izin pamit kepada kalian."
"Dokter Kyne...." Ucap Aisyah dengan lirih.
"Iyah, Aisyah."
"Aku ingin berterimakasih kepada mu,dan...."
"Kamu kenapa?Ada yang ingin kamu katakan lagi kah,Aisyah?"
"Oh,Nggak Kyne!"
"Baiklah aku permisi dulu."
Dokter Kyne sudah menuju mobil nya ,tapi tetap saja Aisyah masih berdiri mematung memandangi badan Kyne dari belakang. Aisyah mulai bisa merasakan arti nya kesepian ketika Kyne pergi,ada rasa berat ketika berpisah dengan Kyne dan ada rasa harap untuk bertemu kembali.
*****
"Aisyah,kamu kenapa melamun? "Tanya Rania sambil memasukkan kripik singkong ke dalam mulutnya.
"Nggak ada apa-apa Rania!"Jawab Aisyah singkat.
"Hmmm.. Aisyah Kamu tidak mau cerita kah bagaimana Kamu bisa bertemu dengan Dokter Kyne?Apakah kalian berpacaran?"
"Uhuk...uhuk.." Tiba-tiba Aisyah terbatuk mendengar pertanyaan Rania yang membuat ia terkejut."
"Kamu ini Rania dari dulu nggak berubah ya?Senang banget meledek ku. Kamu kan tahu bagaimana kedua orang tua ku mendidik ku,jadi tidak mungkin Aku berpacaran dengan Kyne. Terlebih Kyne dengan Aku berbeda keyakinan. Aku tidak ingin menyakiti kedua orang tua ku."
"Oke...oke..Aku percaya kok Aisyah sayaaaang!"Rania tersenyum meledek sambil mencubit pipi Aisyah yang gembil.
"Ah...Rania!Kamu ini nggak ada habis-habisnya meledek ku".Aisyah melemparkan bantal ke Rania.
"Ayo...Aisyah kita tidur!Aku tahu kamu pasti capek banget."
"Terimakasih Rania,kamu sudah mengizinkan ku bermalam di rumah mu sekarang."
"Sudahlah Aisyah kamu jangan sok formal gitu deh sama Aku, ha-ha-ha..." Rania tertawa melihat tingkah teman nya yang terlalu di bawa serius.
*****
Dert..dert..gawai Aisyah yang berada di samping bantal nya bergetar. Ada pesan masuk dari dokter Kyne.
[Selamat pagi,Aisyah !!!]
[Pagi ini Aku teringat Kamu]
[Aku tak lelah menunggu cahaya mentari berkilauan]
[Aku tak lelah menunggu pagi yang indah]
[Pesona mu membuat ku selalu merindu]
[Pesona mu membuat hati ku lemah tanpa mu]
[Aku harap Tuhan memberikan cara nya untuk meluluhkan hati mu ]
[Need You, Aisyah Kirania ]
"Kenapa Kyne mengirimkan kata-kata seperti ini?Aku tidak ingin memberi harapan kepada nya,karena Aku sadar ini tidak mungkin.Aku tidak boleh mencintai Kyne,karena Aku kan...."
"Aisyah,lagi-lagi kamu melamun. Apa yang sedang kamu pikirkan?"Tiba-tiba Rania datang dari arah belakang Aisyah,sehingga membuat Aisyah terkejut.
"Ah,kamu ini Rania selalu membuat Aku kaget saja." Sambil menarik hidung Rania yang tidak kalah mancung nya dengan diri nya.
"Habis nya kamu ini pagi-pagi sudah melamun. Ayo... kata nya kamu mau ikut ke rumah majikan ku. Sebenarnya majikan ku lagi di rawat tapi Aku tidak enak kalau membiarkan rumah nya berantakan. Nama nya Ny.Evelyn,beliau sangat baik sekali dan sangat ramah. Tapi...." Rania terdengar sangat sedih seketika ia teringat bahwa majikan nya masih dalam keadaan kritis.
"Tapi kenapa Rania?" Tanya Aisyah ingin tahu.
"Kata dokter Kyne,Ny. Evelyn belum sadar,ia masih kritis dan di rawat di ruang ICU."
"Innalilahi wa innailaihi roojiun. Kenapa dokter Kyne tidak cerita kalau ibu nya lagi sakit. Aku sangat menyesal telah menyusahkan nya."
"Sudahlah Aisyah, Dokter Kyne memang seperti itu.Dia sangat baik seperti Ny. Evelyn. Kamu mau tetap di rumah atau ikut Aku ke rumah nya?
"Aku ikut!"
*****
"Berapa sewa perbulan nya pak?"
"Untuk biaya perbulan lengkap dengan barang-barang di dalam nya 900 ribu,Tuan?"
"Baiklah saya akan membayar untuk satu tahun, Pak.Ini uang nya bisa bapak hitung dulu!"
"Oh,tidak usah Tuan. Ini kunci nya. Sudah saya bersihkan kamar nya. Tuan siap pakai sekarang juga nanti saya bantu merapihkan barang-barang nya." Ucap pemilik kost yang coba menawarkan bantuan kepada Kyne.
"Bukan saya yang akan menempati kamar ini,tapi teman saya. Dia seorang perempuan. Baiklah saya rasa sudah cukup. Saya permisi dulu,Pak."
"Iya,Tuan Kyne. Bapak ucapkan terima kasih banyak semoga temannya Tuan betah tinggal di sini" Bapak kost menyalami Kyne dengan ramah.
*****
Kring..kring..kring..Nada dering dari gawai Kyne terdengar , kebetulan gawai nya tidak ia silent karena ia takut ada pesan atau panggilan dari Aisyah maupun dari pihak rumah sakit.Kebetulan kali ini dari dokter Zhaffran.
"Halo,Kyne apakah kita bisa bertemu di rumah sakit?"
" Ada sesuatu yang terjadi kah dengan kondisi Mommy?"Tanya Kyne gugup.
"Tidak Kyne,Kamu tenang saja. Aku menghubungi mu karena kondisi Ny.Evelyn sudah makin membaik. Mungkin kamu bisa menemui nya sekarang."
"Oke...oke...Aku akan ke rumah sakit sekarang!"
Dokter Kyne menjalankan mobil nya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit.Setelah sampai di halaman rumah sakit,ia langsung menunju ruang ICU tapi ia tidak menemukan Mommy nya. Kemudian ia langsung mencari perawat menanyakan keberadaan Mommy nya dimana.
"Suster..suster..pasien atas nama Ny. Evelyn dimana sekarang?Kenapa tidak ada di ruang ICU?"Tanya Dokter Kyne panik.
"Maaf Tuan,Ny. Evelyn sudah di pindahkan ke ruang perawatan." Sambil menunjukan ruangan tempat Ny. Evelyn di rawat.
"Baiklah Suster, terimakasih!"
Dokter Kyne langsung masuk kedalam ruang perawatan,ia bahagia kalau Mommy nya sudah mulai membaik. Ia langsung memeluk nya tanpa terasa air matanya mengalir dan mengenai Ny. Evely.
"Kyne,Kamu menangis kah...."Tanya Ny. Evelyn lirih.
"Hmmm...tidak Mommy. Aku hanya takut kehilangan mu. Please..Mom jangan tinggal kan Kyne. Kyne sayang Mommy." Air mata dokter Kyne banjir membasahi kemeja nya.
"Dasar anak bodoh,Kamu tidak lihat kah kalau Mommy baik-baik saja."Ny. Evelyn mendorong kepala anak nya dengan telunjuknya dan dokter Kyne langsung mengusap air mata nya yang membasahi pipinya.
"Aku akan terus merasa seperti anak kecil Mommy yang tidak ingin kehilangan ibu nya." Dokter Kyne memeluk erat Mommy nya.
"Tok..tok..tok.. Terdengar pintu di ketuk dan ternyata dokter Zhaffran yang masuk untuk memeriksa keadaan Ny. Evelyn.
"Apa Kabar Kyne?Apa Kabar Ny. Evelyn?Aku lihat kalian berdua tampak sangat erat sekali,dan Kamu Kyne masih seperti Kyne yang Aku kenal dulu,Kamu sangat perhatian sekali kepada Mommy Kamu. Aku jadi iri kepada kalian."Dokter Zhaffran tersenyum ikut merasakan aura kebahagiaan antara ibu dan anak.
"Aku baik Zhaffran dan Aku rasa Mommy juga sudah semakin baik,iya kan Mom?"
"Saya sudah merasa lebih baik Dokter Zhaffran dan saya sudah rindu rumah. Kapan dokter akan mengizinkan saya pulang?"
"In Syaa Allaah secepatnya Ny. Evelyn.Tapi saya pastikan Ny.Evelyn harus dalam keadaan benar-benar baik dan kita juga harus menunggu hasil pemeriksaan medis. Kemungkinan dua hari lagi hasil test pemeriksaan nya keluar."
"Oke...tidak masalah. Terimakasih banyak dokter."Jawab Ny. Evelyn.
"Sama-sama.Oh ya,Kyne bisa kah kita berbicara sebentar?"
"Tentu Zhaffran.Ayo kita bicara di cafe Florida. Aku traktir Kamu secangkir kopi sebagai ucapan terimakasih."
"Baiklah.Dengan senang hati Aku terima traktiran mu."
*****
"Kamu kapan mulai mengajar jadi guru hafidz, Aisyah?"
"Entahlah,Rania. Aku juga sedang menunggu telepon dari TK Al -Kareeem.Aku harap Aku diterima."
"Kalau tidak?"Tanya Rania ingin tahu.
"Aku akan cari kerja. Kerja apa saja yang penting halal. Aku ingin mandiri."
"Aisyah,Aku ingin tanya sesuatu, bolehkah?"
"Sejak kapan kamu izin bertanya kepada ku?" Aisyah tersenyum meledek.
"Apa Kamu pernah jatuh cinta?"
"Tidak."jawab Aisyah singkat.
"Kyne?"
"Maksud mu?"
"Apa Kamu tidak jatuh cinta kepada Kyne?"
"Tidak Rania. Itu tidak mungkin dan Kamu tidak usah khawatir,Aku dan Kyne tidak ada hubungan apa-apa."
"Tapi sepertinya Kyne menyukai mu ,Aisyah?"
"Itu kan hak dia,Aku tidak bisa melarangnya. Rania apa Kamu mencintai Kyne?" Tiba-tiba Aisyah bertanya balik kepada Rania.
"Ah...tidak mungkinlah. Aku dan Kyne bagai langit dan bumi. Dia adalah majikan ku dan Aku pegawainya."
"Sudahlah Rania kita tidak usah bahas Kyne lagi. Jam berapa kita pulang?"
"Jam 12.00 siang kita sudah selesai. Apa kamu ingin main,Aisyah?"
"Aku ingin mencari buku,Kamu mau menemani ku tidak?"
"Boleh...Apa kamu mau mentraktir ku juga Aisyah Kirania?" He..he..he.. Rania tertawa pelan.
"Boleh...Asal Kamu jangan memborong semua makanan yang ada di sana,He..he..he.. Aisyah ikut tertawa meledek sahabat nya yang hobi sekali makan.
"Siap Nona Aisyah."
*****
"Kamu kapan rencana menikah Kyne?" Tanya Zhaffran sambil menyeruput secangkir kopi cappuccino panas.
"Belum tahu,Aku masih mencari sosok perempuan yang benar-benar tulus mencintai ku. Apa kamu punya calon untuk ku?" Kyne malah bertanya balik kepada sahabatnya.
"Aku saja di jodohkan,ha..ha..ha.." Dokter Zhaffran tertawa lebar menjawab pertanyaan sahabat nya itu.
"Di jodohkan?"
"Iya,benar."
"Masih ada kah perjodohan di zaman sekarang?Kamu pasti bercanda."Tanya Kyne tidak percaya.
"Entahlah Kyne. Aku juga malas membahas ini.Tapi Aku mau minta tolong kepada mu. Apakah Kamu punya kenalan teman perempuan yang seagama dengan ku?"
"Untuk apa?"
"Untuk berpura-pura menjadi pasangan ku."
"Gila...Kamu Zhaffran!!!"
"Yah,Kamu benar tapi Aku tidak bisa menikah dengan gadis yang Aku tidak kenal dan Aku tidak mencintai nya. Aku ingin hidup normal menikahi gadis yang Aku cintai."
"Apakah Kamu sudah menemui gadis tersebut?"
"Belum. Tapi kedua orang tua ku berencana mempertemukan kami Minggu ini. Kalau Aku tidak mempunyai calon,maka mereka akan menjodohkan ku,Kyne."
"Kamu bisa bertemu dulu,tidak ada salahnya,kan?"
"Aku tidak mau. Aku tidak mau pernikahan ku menjadi rumit nantinya."
Zhaffran tampak bingung.Sebenarnya ia tidak kesulitan untuk mendapatkan atau menaklukkan hati seorang wanita. Dengan perawakannya yang tinggi,wajah yang tampan,kulit kecoklat-coklatan dan mata yang tajam seperti elang yang ingin mencari mangsa. Tak heran ia dulu selalu di kejar-kejar oleh banyak wanita.Zhaffran lebih bersikap tenang dan santai.Beda dengan Kyne yang dulu sering gonta-ganti pasangan.
"Aku heran kenapa Kamu belum menemukan wanita yang berhasil memikat mu?" Tanya Kyne sambil memasukan sepotong kue ke dalam mulut nya.
"Cinta itu misterius Kyne. Ia tidak bisa di tebak.Apa Kamu sudah menemukan calon pendamping hidup mu?" Dokter Zhaffran sekarang kembali meledek sahabat nya.
"Uhuk..uhuk.. tiba-tiba ia terbatuk dan kopi yang sedang di minum nya hampir mengenai kemeja Zhaffran.
"Sial..kenapa Kamu sekarang yang menyerang dengan pertanyaan seperti itu?"
Melihat muka Kyne yang tampak gugup, Zhaffran tampak semakin ingin menggoda nya.
"Bukankah dulu Kamu bisa memacari lima gadis sekaligus?Kenapa Kamu sekarang masih betah melajang?" Dokter Zhaffran tertawa puas sampai gigi yang berbaris dengan rapih nya terlihat.
"Kamu ini Zhaffran, bukankah kamu sedang mempunyai masalah?Masih bisa-bisa nya meledek ku." Kyne meminum kopi nya yang hampir habis sambil ngedumel mendengar pertanyaan sahabat nya.
"Sorry..sorry..Aku hanya ingin melupakan sedikit masalah yang sedang berkecamuk di dalam pikiran ku."
"Aku sebenarnya juga sedang berjuang menaklukkan hati seorang wanita. Tapi Aku dengan nya berbeda keyakinan. Ia beragama Islam."
"Apa kamu tidak salah,Kyne?"
"Yah...benar kata Kamu Zhaffran.Cinta itu misterius sulit di tebak. Aku juga heran mengapa Aku menyukainya hanya dalam pandangan pertama. Wajah nya yang teduh.Mata nya yang bening bagai bintang gemintang.Pipi nya yang merona dan Tutur kata nya yang lemah lembut membuat Aku ingin bertekuk lutut mengemis cinta nya."
"Walaupun Kamu harus berpindah keyakinan?"Tanya Zhaffran penasaran.
Tiba-tiba Kyne terdiam.Ia juga bingung dengan keputusan nya nanti kalau harus berpindah keyakinan. Bagaimana hubungan dengan Mommy nya.
"Seperti nya...."Ucap Kyne lirih.
"Kamu harus pikirkan matang-matang Kyne. Aku tidak ingin cinta yang kamu perjuangkan membuat orang yang Kamu cintai ikut tersakiti." Tegas dokter Zhaffran mencoba menasihati sahabatnya.
"Kamu benar Zhaffran Aku harus memperhitungkan semua nya dengan hati-hati. Tapi Aku sangat mencintai gadis tersebut. Cinta yang amat dalam."
Dokter Zhaffran menatap wajah sahabatnya
yang tampak mendung. Ia ingin mencurahkan masalah nya tapi kini sahabatnya nya yang tampak murung dengan masalah yang sedang sahabat nya hadapi.
*****
[Dokter Kyne,Maaf mengganggu. Apa kamu sudah menemukan tempat tinggal untuk ku?]
Aisyah mengirimkan pesan kepada dokter Kyne. Ia berharap Dokter Kyne bisa menemukan tempat untuk nya secepatnya,karena ia tidak ingin merepotkan Rania. Karena ia tahu Rania harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan diri nya.
[Sudah Aisyah]
[ Maaf Aku lupa mengabari kamu]
[Kamu dimana?]
Aisyah yang lagi asyik mengobrol dengan Rania langsung membalas pesan dari Dokter Kyne.
[Aku sedang di Mall M****M bersama Rania] Balas Aisyah singkat.
[Baiklah,Kamu tunggu Aku ya!Aku akan kesana sekarang!]
Kyne bergegas untuk menemui Aisyah. Ia juga menawari Zhaffran untuk ikut serta dengan nya. Kebetulan ia juga ingin memperkenalkan Rania dengan Zhaffran sebagai teman yang akan ia jodohkan. Barangkali mereka cocok.
"Zhaffran,Ayo Aku kenalkan dengan Rania.Dia gadis yang sangat baik,cantik, pintar dan ramah. Siapa tahu kalian cocok."
"Kamu cepat sekali memperkenalkan wanita kepada ku?"Dokter Kyne menonjok pelan bahu sahabat nya sambil tertawa.
"Ayolah..Kamu mau atau tidak?Aku akan berangkat sekarang." Dokter Kyne sedikit ngedumel melihat temannya yang senang meledeknya.
"Oke..oke..Aku ikut!"
*****
"Permisi Aisyah,Rania,maaf membuat kalian menunggu.Kenalkan ini Dokter Zhaffran,ia sahabat ku. Kami kenal ketika sama-sama kuliah di Amerika." Dokter Kyne menjelaskan kepada Aisyah dan Rania
"Aisyah Kirania." Aisyah memperkenalkan diri sambil mengatupkan kedua tangan nya.
"Rania Maharani." Rania juga ikut memperkenalkan diri nya.
"Saya Malik Zhaffran El Ghiffari. Panggil saja Zhaffran!" Dokter Zhaffran tersenyum ramah, walaupun tanpa tersenyum pun wajah Dokter Zhaffran sudah terlihat seperti tersenyum.Ia memiliki wajah yang khas kecoklatan dan bulu mata yang lentik.
"Kalian mau pesan apa?"Tanya dokter Kyne kepada Aisyah dan Rania.
"Tidak usah Kyne! " Aisyah dan Rania menjawab bersamaan.
Ada aura kegugupan di antara kedua gadis tersebut berada di antara pria tampan.Sedangkan Aisyah mencoba mengelola hati nya agar tetap tenang dan tidak gugup. Sejak bertemu dengan Kyne hati Aisyah selalu tidak karuan. Ia selalu merasa gemetar ketika berbicara dengan Kyne walaupun ia sudah berusaha tapi ia tetap merasa gugup.
Beda hal nya dengan Dokter Zhaffran,ia tampak kagum melihat pesona Aisyah. Gadis dengan balutan jilbab kuning dan Gamis berwarna mustard itu sudah membuat dada dokter Zhaffran bergemuruh hebat. Ia menggenggam jari-jarinya menahan rasa kagum sekaligus gugup. Ada hati yang bergejolak. Ada gerimis yang menyirami hati nya yang sudah tandus. Ia belum pernah merasakan jatuh cinta tapi ketika bertemu dengan Aisyah seperti ada setetes embun yang menyejukan hati.
"Kenapa kalian menjadi diam semua?Ayo silahkan duduk!" Dokter Kyne mencoba mencairkan suasana.
"Hmm...Maaf Kyne Aku tidak tahu kalau ibu mu sedang sakit tapi Aku malah menyusahkan mu." Ucap Aisyah dengan tampak sedih.
"Tidak Aisyah,Kamu tidak usah khawatir. Sekarang kondisi Mommy sudah mulai membaik. Dokter Zhaffran,dokter yang hebat. Ia yang menangani Mommy dengan baik." Kyne melirik ke Zhaffran sambil terus memuji nya.
"Kamu jangan berbicara seperti itu Kyne! Itu semua sudah menjadi tugas ku!"
"Aisyah,Aku sudah menemukan tempat tinggal untuk mu. Kamu bisa langsung..." Tiba-tiba ucapan dokter Kyne terpotong karena ada panggilan masuk dari gawai Aisyah.
"Maaf saya izin ke belakang sebentar."Aisyah mohon pamit ke toilet untuk menerima panggilan dari orang tua nya.
"Silahkan Aisyah!"Dokter Zhaffran langsung menjawab dengan cepat,sehingga membuat Kyne dan Rania tampak heran. Mereka merasa Dokter Zhaffran sudah akrab dengan Aisyah.
*****
"In Syaa Allaah Aku akan pulang,Bu. Tapi tidak bisa sekarang. Memang nya ada apa,Bu? Kenapa tidak bisa di bicarakan lewat telepon?"
"Ada hal yang penting yang ingin Ibu dan Bapak bicarakan. Pulang dulu lah,Aisyah!"
"Baik,Bu. Aisyah lusa akan pulang.Tapi Aisyah izin untuk menyelesaikan urusan Aisyah dulu di Jakarta." Aisyah dengan nada memohon.
"Ya sudah,Ibu izinkan tapi Kamu janji harus pulang dulu. Ibu sama Bapak menunggu."Jawab Ibu Aisyah dengan nada sedikit tegas,sehingga membuat Aisyah tampak sedikit khawatir.
Di tutup telepon dari ibu nya,kemudian Aisyah pergi menghampiri Rania,Kyne dan Zhaffran.Ada guratan kesedihan dan ke khawatiran di raut muka nya. Dan ini sangat terbaca jelas oleh Dokter Kyne.
"Apakah Kamu baik-baik saja,Aisyah?" Tanya Kyne dengan cemas.
Nampak nya Dokter Zhaffran memperhatikan sahabatnya yang nampak ikut khawatir dengan mimik Aisyah yang tiba-tiba seperti langit mendung.
"Aku tidak apa-apa Kyne.Tadi ibu ku memberi tahu kalau Aku harus pulang ke Bandung."
"Terus...?"
"Aku akan ke Bandung lusa,In Syaa Allaah."
"Kamu tidak akan tinggal di Jakarta?"Nampak nya Kyne lupa kalau ada Rania dan Zhaffran ada di dekat nya,sehingga ia memberi pertanyaan bertubi-tubi kepada Aisyah.
"Aku akan kembali ke Jakarta setelah urusan di Bandung selesai,karena Aku akan tetap mencari kerja di Jakarta."
Seperti nya Kyne nampak sedikit lega dengan penjelasan Aisyah. Ia sepertinya tidak pandai menyembunyikan ke khawatiran nya sehingga Rania dan Zhaffran nampak curiga kalau Kyne menyukai Aisyah.
"Aisyah ini kunci kamar mu. Kamu bisa pakai sore ini juga nanti Aku akan antar Kamu dan Rania untuk mengemas barang-barang milik mu."
"Baiklah Kyne.Terimakasih."
Zhaffran bisa membaca sikap Kyne terhadap Aisyah. Apa yang di rasakan Kyne kini hadir juga di hati nya. Tapi ia langsung menepisnya, karena ia tahu sahabat nya mencintai Aisyah.Ia tidak ingin perasaannya ini membakar orang-orang yang ia cintai, termasuk Aisyah. Biarlah rasa yang baru muncul ini akan ia kubur kembali.
*****
Cinta yang mulai tumbuh kini harus gugur.
Hilang terbawa angin,hampa,tak bertepi.
Takdir ku kali ini sangat menyakitkan.
Tapi tak bisa di persalahkan.
Akan kah Cinta itu akan kembali?
Atau pergi tak berbekas?
Sungguh,Cinta itu tidak membuat Aku mengerti.
Zhaffran duduk terdiam memandangi laptopnya,ada banyak bayangan Aisyah yang menghantui pikiran nya. Ada Kyne sahabat nya yang mencintai gadis yang sama dengan diri nya. Ada perjodohan dari orang tua nya yang akan ia hadapi.Semua itu menjadi satu dalam pikiran nya.