Hari ini adalah hari yang penuh bahagia bagi keluargaku, karena ini merupakan hari kemenangan bagi mereka setelah sebulan penuh mereka berpuasa. sebagai anak aku pasti datang untuk bersilaturami dengan keluarga dan orang tuaku, aku tinggalkan amarahku demi datang bersilaturami dengan mereka. ini merupakan hari yang menyenangkan dan bahagia karena aku bisa berkumpul dengan keluargaku dan bisa merayakan lebaran bersama dengan mereka. suasananya nyaman dan aku merasa baik-baik saja saat dengan keluargaku, aku pergi ke rumah orang tuaku tak lupa aku meminta izin dari kekasihku dan dia mengizinkannya tak pernah dia melarang aku untuk pergi ke keluargaku, bahkan dia selalu menyuruhku perginke keluargaku, bahkan dia selalu tanya kabar istriku dan menyuruhku untuk selalu memperhatikan istriku, tapi bagaimana bisa aku perhatikan dia sedangkan perhatianku hanya untuk kekasihku karena aku tak ingin memberikan perhatianku pada istriku. setelah beberapa jam aku duduk dan menikmati kue yang diberikan mamaku tiba-tiba datanah kaila istriku, seketika raut wajahku dan semua sikapku mulai berubah saat ada kaila. aku bertanya pada diriku dari mana dia tau bahwa aku ada di rumah, apakah papa atau mamaku yang memberitahukannya? tapi aku balik berpikir positif ini kan lebaran pasti dia datang untuk silaturami dengan keluargaku apalagi dia adalah menantu dikeluargaku. jika dia datang itu adalah hal yang wajar, aku pun memahami situasi saat ini. kami pun saling tegur sapa, dia menanyakan kabarku dan aku pun melakukan hal yang sama menanyakan kabarnya setelah dia menjawab dia pun sembari pergi meninggalkan ku untuk ketemu papa dan mamaku serta keluargaku yang hari ini semuanya berkumpul, setelah selesai dengan orang tuaku dia pun berjalan menuju arahku, dia menghampiriku dan mengucapkan :
kaila : Mas, minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin. mohon maafkan kesalahanku yang telah membuat mas marah, aku tau ini kesalahanku dihari ini hari yang baik ini tolong maafkan aku, semua kesalahanku yang sengaja maupun tidak.
aku : minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin juga kai, maafkan aku juga untuk kesalahanku yang sengaja ataupun tidak.
hari ini juga merupakan hari dimana aku berbicara dengannya begitu lama, meski hanya sekedar basa-basi. biasanya aku dan dia berbicara tak begitu lama, tak lama beberapa menit kemudian mamaku memanggil untuk kami makin akhirnya aku pergi untuk makan dan mamaku meminta kaila liatin makan buat aku, aku ingin melarang dan memintanya untuk tidak melihat makan buat aku, karena aku masih bisa sendiri, tapi aku tak mungkin membuat dia seperti itu didepan semua keluargaku, akhirnya aku biarkan dia melakukan tugasnya sebagai istri :
Kaila : mas, mau makan yang mana?
aku : terserah kamu aja ( sedikit jutek)
kaila : mas, aku timbain opor sama ketupatnya mau? aku : aku kan bilang tadi terserah kamu (makin jutek) kaila : ya uda mas, aku timbain (sambil tersenyum ) aku : iya ( cuek dan sambil sms sama kekasihku ) kaila : mas, ini makanannya
aku : naru aja disitu entar aku makan( masih dengan hal yang sama jutek)
kaila : mas, makanannya dimakan dulu hpnya naru bentar, entar baru mas lanjut main lagi.
aku : kamu bisa diam nggak?!( nada marah) mau ku makan sekarang atau bentar sama aja tetap aku makan.
kaila : iya mas, maaf.
aku : hmm
seketika aku sadar dengan kata-kata ku tadi yang jutek dan kasar, mungkin telah melukai hatinya juga dan aku pun menghampirinya dan meminta maaf dan kembali makan makanan yang telah disediakan istriku. setelah aku selesai makan aku pun kembali duduk dengan orang tuaku, setelah kami berbincang-bincang kaila pun datang dan bergabung bersama kami, dia pun meminta izin dari orang tuaku untuk ajak aku pergi ke rumah orang tuanya dan orang tuaku memberikan izin tanpa menanyakan aku.
kaila : pah, mah, aku sama mas boleh pergi ke rumah? soalnya dirumah orang tuaku menunggu kami berdua.
papa : boleh, kenapa harus minta izin dari papa dan mama itu kewajiban kalian berdua.
kaila : aku takut mas nggak setuju pah.
mama : nggak mungkin, dia akan pergi kok. iya kan ken?
aku : iya ma, aku pergi. ayo jalan (dengan nada jutek) sambil berdiri dan jalan menuju keluar rumah.
kaila : mas nggak apa-apa kan pergi ke rumah?
aku : iya ( sambil kesel sama pertanyaannya)
aku pun tidak mungkin menolak menolak untuk pergi ke rumahnya karena kami juga sudah menikah dan wajar jika aku harus berkunjung ke rumah mertuaku, apalagi ini adalah hari lebaran sebagai menantu aku harus bersilaturami ke rumah mereka.
kami pun menuju rumah mertuaku, setelah beberapa menit perjalanan kami tibalah kami dirumah orang tuanya dan disana banyak saudaranya yang berkunjung seperti biasa aku harus pura-pura baik-baik sja. dan kami pun melakukan hal yang sama dengan orang tuanya kami meminta maaf atas kesalahan kami, dan setelah itu selesai ibu dan ayahnya menyuruhku makan dan aku hanya ikut tanpa membantah meski aku masih kenyang karena tadi makan di rumah orang tuaku, setelah selesai makan aku pun duduk dengan orang tuanya kami pun berbincang-bincang menanyakan hubungan kami dan aku selalu menghindari dari pertanyaan-pertanyaan mereka.
ada satu pertanyaan yang membuatku marah dan mengingat kesalahan anak mereka, pertanyaan yang membuatku terluka apalagi menanyakan soal hubunganku dengan kekasihku. akhirnya aku berdiri dan meninggalkan mereka dan kembali pulang ke kontrakan.