Akhir Sebuah Penantian

"Selamat Pagi Cantik", sapa Adelia begitu melihat Xena membuka matanya.

"Ayo bangun sayang, Uda ada yang jemput di bawah", ujar Adelia tersenyum. Xena mengucek matanya lalu ia bangun namun langsung memeluk tubuh Adelia.

"Siapa si Mom pagi-pagi ganggu orang tidur aja", ujar Xena menggerutu.

"Orang yang kemaren ketemu kamu", ujar Adelia lagi.

"Kak Adrian ya Mom?", ujar Xena ceria.

"Maunya kamu Xena. Mana berani si Adrian ke sini. Itu si Pras Uda nungguin tuh", ujar Xavier yang tiba-tiba sudah berdiri di depan pintu kamar Xena.

"Ayo mandi sudah ditunggu", ujar Adelia sambil melepaskan pelukan Xena lalu berjalan ke arah Xavier dan menggandeng Xavier berjalan ke lantai bawah menemui tamu mereka.

Setengah malas Xena bangun dari kasurnya lalu menuju ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.

Setelah mandi dan berpakaian rapi, Xena melihat ke arah HPnya dan membuka chat dari Pras yang memberitahukan kedatangan nya pagi ini.

Pras mau mengajak Xena jalan-jalan lalu juga mau nonton film yang ia mau tonton. Xena lalu mencari pakaian yang nyaman untuk dipakai. Xena memilih blus berwarna pink dan celana bahan berwarna hitam. Ia kemudian sedikit memoleskan riasan di wajahnya dan setelah merasa sudah rapi, Xena mengambil tasnya dan keluar kamar menuju ke arah ruang tamu.

Pras yang sedang duduk di ruang tamu tampak berbicang akrab dengan keluarga Nathan Utomo. Sesekali terdengar tawa diantara mereka.

Xena berjalan menghampiri Adelia lalu mencium pipi Mommynya lalu mencium Daddynya yang duduk di samping Pras yang matanya tak lepas memandang ke arah Xena. Xena lalu duduk disamping Xavier di seberang Pras.

"Anak Gadis Daddy Uda cantik banget. Uda ada yang ngapel pula lagi", goda Nathan sambil melirik Pras yang tersenyum malu.

"Siapa yang ngapel si Daddy. Kak Pras mau pulangin Flashdisk Xena yang ketinggalan di mobilnya semalam", ujar Xena.

"Itu kan kamu emang sengaja tinggalin biar Pras datang lagi", goda Xavier.

"Issh kakak jangan buka kartuku dong", ujar Xena sambil menaruh telunjuknya di depan mulutnya. Pras hanya tersenyum melihat tingkah Xena.

"Tumben belum jadi sopir kak", tanya Xena.

"Luna pulang kemalaman, palingan belum bangun dia", ujar Xavier.

"Kasian deh loe punya pacar kebluk", ujar Xena menggoda.

"Biarin yang penting dia tulus sayang aku", ujar Xavier memuji pacarnya.

"Kata siapa?", goda Xena yang membuat Xavier gemas pada adiknya itu lalu mengacak-acak rambutnya.

"Kakak, aku Uda rapi ni, menyebalkan banget si", ujar Xena kesal sambil merapikan lagi rambutnya. Pras hanya tersenyum melihat tingkah kakak beradik itu.

"Ayo kita sarapan dulu. Ayo Pras, kita sarapan dulu", ujar Nathan lalu bangun duduk dan menggandeng Adelia untuk jalan bersama nya menuju ruang makan.

"Saya sudah sarapan om", tolak Pras lembut.

"Aku belum sarapan kak. Ayo minum kopi aja kalo ngga kak", ujar Xena lalu meletakkan tasnya di atas meja lalu menggandeng Pras untuk mengikuti nya berjalan ke arah meja makan.

Xavier sengaja duduk disamping Adelia, sehingga Pras mau ngga mau duduk disamping Nathan dan Xena duduk disamping Pras. Xena lalu bangun dan menuju ke dapur dan membuatkan secangkir kopi untuk Pras dan membawanya ke meja makan. Xena meletakkan cangkir kopi didepan Pras sementara Nathan melirik ke arah Adelia menggoda Xena.

"Wah Mommy ada yang ngga mau kalah mesra nya ni", goda Nathan yang membuat muka Xena dan Pras memerah malu.

Karena kulit keduanya yang memang putih bersih jadi sangat ketara sekali ketika rona merah memenuhi muka mereka.

"Kamu makan sedikit ya ka", ujar Xena lalu menyendokkan nasi goreng ke piring Pras karena di meja makan hanya piring Pras yang masih kosong. Semua yang melihat tersenyum ke arah Xena menggoda.

"Sedikit aja", ujar Pras.

Lalu kemudian mereka berlima makan sarapan pagi mereka.

Setelah berbincang sebentar, akhirnya Xena dan Pras pamit untuk keluar rumah. Seperti biasa, Pras pasti membukakan pintu untuk Xena baru kemudian ia masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya menuju ke pusat perbelanjaan yang semalam sempat mereka datangi.

Hari mulai beranjak siang saat mereka tiba di mall itu dan setelah mendapatkan parkir, mereka masuk ke dalam mall. Jam Pertunjukan sepertinya masih lama jadinya Xena mengajak Pras untuk berkeliling mall dulu.

"Kak kalau kamu lelah, bilang ya. Jangan diam aja. Soalnya aku kalau keliling mall bisa seharian tanpa belanja apapun", ujar Xena jujur.

"Seriously?", tanya Pras tak percaya.

"Ajaran Mommy, jangan belanja yang tidak kita butuhkan. Jadi kalo lapar mata, lihat saja beberapa kali jangan dibeli", ujar Xena lagi.

"Wah bisa irit dong ya", ujar Pras menggoda.

"Tentu saja. Mommy selalu mengajarkan untuk irit karena kata Mommy dunia itu berputar kadang kita diatas kadang kita dibawah. Jadi kalo mau apa-apa harus menabung dulu. Kakak tadi lihat mobil merah Mommy?", tanya Xena.

"Mobil Audi R8 ya? Keren abis mobil itu. Aku juga pengen", ujar Pras berseri.

"Itu Daddy beli buat Mommy, tapi tau ngga, Daddy diambekin Mommy seharian gara-gara harga mobil itu", ujar Xena ceria sambil mengingat kejadian dua bulan lalu.

"Loh kok tante Adelia kenapa ngambek?", tanya Pras heran.

"Mobil itu mehong banget kak, 8 M, pantas lah Mommy marah-marah. Mobil Mommy sebelumnya itu belum pernah diganti sejak mereka menikah. Jadinya Mommy marah besar saat diganti mobil mahal", ujar Xena lagi.

"Astaga Tante Adelia low profile Banget", ujar Pras kagum.

Xena melepaskan tangannya dari lengan Pras saat ia berhenti di depan sebuah toko pakaian, Pras melirik ke arah lengannya yang kosong tidak ada tangan Xena.

Xena melihat-lihat ke arah sebuah blus berwarna biru muda dengan leher potongan Shanghai dan bertangan panjang. Dia sempat melihat ke arah harga dari pakaian itu lalu ia menoleh ke arah penjaga toko yang kebetulan berdiri mendekati nya.

"Mba, ini harganya uda discount belum?", tanya Xena.

"Belum mba. Kalau sudah di discount harganya jadi sekian mba", ujar penjaga itu ramah sambil memperlihatkan ke arah sederet harga yang terpajang di dekat mereka. Xena tersenyum lalu menyerahkan baju itu ke penjaga toko.

"Aku mau ini ya mba", ujar Xena.

"Bayar dikasir itu ya mba", kata si penjaga menunjuk ke arah kasir.

"Bayar pakai ini saja Xena", ujar Pras menyodorkan satu buah black card kartu kredit ternama.

"Jangan kak. Aku bayar cash aja. Ini murah kok kak" , ujar Xena sambil berjalan menuju ke arah kasir. Sampai di depan kasir, Pras menyodorkan beberapa lembar uang 100 ribuan kepada Xena.

"Pakai ini Xena. Aku beneran mau membelikan nya buat kamu", ujar Pras.

"Ngga usa kak" ujar Xena lagi berusaha menolak.

"Aku pulang ya kalo kamu ngga mau ambil juga", ujar Pras mulai cemberut.

"Issh kakak. Aku kan ngga maksud minta di beliin", ujar Xena tak enak hati.

"Iya kamu ngga minta, tapi aku yang mau belikan", ujar Pras tersenyum.

Mau tak mau Xena mengambil 1 lembar uang seratus ribuan dari tangan Pras lalu memberikan ke kasir yang lalu mengembalikan ke Xena beberapa lembar uang puluhan ribu. Setelah mengucapkan terimakasih, Xena mengembalikan uang Pras yang merasa heran.

"Terimakasih ya kak", ujar Xena tersenyum.

"Loh memang berapa harganya? Kamu tadi cuma ambil selembar doang dan malah dikembalikan pula?", tanya Pras heran.

"Murah kak. Sudah masukkan kembali uangnya, nanti jatuh lagi", ujar Xena riang sambil memegang bungkusan pakaiannya.

Pras tersenyum lalu memasukkan kembali semua uangnya ke dalam dompetnya dan memasukkan kembali ke dalam saku celananya.

Xena berjalan tanpa menggandeng tangan Pras, Pras hanya diam di tempatnya. Xena yang menyadari lalu kembali dan menaruh tangannya di lengan Pras lagi. Pras kembali tersenyum baru kemudian berjalan bersama menuju ke arah bioskop dilantai teratas mall itu.

"Kita mau nonton apa kak?", tanya Xena sambil melihat-lihat ke arah poster film yang terpasang di depan bioskop.

"Apa ya? Kayanya yang aku mau belum keluar di bioskop ini", ujar Pras kecewa.

Saat Xena sedang melihat-lihat ke sekitar, matanya tak sengaja melihat ke arah seorang pria yang sedang menggandeng mesra seorang gadis. Xena hanya diam melihatnya namun tampak diwajahnya raut kekecewaan. Pras melihat ke arah Xena dan mendapati Adrian yang sedang bercanda mesra dengan seorang gadis.

Xena lalu menggandeng tangan Pras lalu berjalan menuju ke arah Adrian. Setelah beberapa langkah hampir mendekat, Adrian menyadari kedatangan Xena. Dia tampak kaget sekali namun dia melihat senyum dibibir Xena.

"Hai kak Adrian. Mau nonton juga?", tanya Xena riang. Pras memandang ke muka Xena lembut lalu beralih ke arah Adrian dengan tatapan tajam.

"Eh iya Xena. Kamu juga mau nonton? Sama pacar?", tanya Adrian gugup namun tertangkap kegetiran saat ia mengucapkan kalimat terakhir nya.

"Eh iya, kenalkan kak Adrian, Ini kak Pras, CEO Lexi Group yang akan bekerjasama dengan WD Group", ujar Xena riang.

Pras mengulurkan tangannya yang disambut Adrian lalu kemudian Pras juga mengulurkan tangannya menyalami ke gadis yang berdiri di sebelah Adrian yang saat mendengar kalau yang diperkenalkan adalah seorang CEO langsung salah tingkah dan agak genit memandang ke arah Pras.

Saat Xena mengulurkan tangannya, gadis itu hanya sedikit menyetuh tangan Xena lalu kembali pandangan nya ke arah Pras yang kemudian hanya melihat ke arah Xena lembut.

Sengaja Pras menyentuh tangan Xena yang ada di lengannya, berusaha menjaganya agar Xena tidak melepaskan genggaman seperti di dalam lift kemaren. Adrian melihat ke arah tangan Xena sedih sementara yang dilihat sedang tersenyum manis melihat ke arah Adrian.

"Ini pacar nya kak?" tanya Xena.

"Iya ini pacar saya", ujar Adrian pelan.

"Bukan kok, saya masih single. Saya temannya. Saya Lidia", ujar Lidia sambil tersenyum manis melihat ke arah Pras.

"Lidia ", tegur Adrian kesal.

"Eh, aku duluan ya kak. Kak Pras kita cari di bioskop tempat yang kamu bilang aja deh, kan film yang kamu mau tonton ngga ada di sini", ujar Xena lalu menarik lengan Pras kemudian berjalan pergi.

"Eh pak Pras, ini kartu nama saya, call saya kalo perlu teman ngobrol", ujar Lidia genit sambil menyelipkan kartu nama di tangan Pras.

Pras hanya tersenyum lalu meremas kartu nama itu. Sambil berjalan menggandeng Xena, Pras membuang kartu nama itu di tempat sampah di depan mata Lidia dan Adrian. Lidia tampak kecewa melihat perlakuan Pras. Adrian melihat ke arah Lidia lalu dengan kesal dia pergi meninggalkan Lidia yang kemudian berjalan mengikuti nya.

Xena berjalan dengan cepat menggandeng lengan Pras menuju tempat parkir. Setelah sampai, Xena masuk ke dalam mobil Pras lebih dulu dan tumpahlah semua air matanya yang tadi ia tahan dengan susah payah. Pras sengaja tidak masuk ke dalam mobilnya menunggu tangis Xena mereda.

Saat ia sudah tidak mendengar tangis Xena, Pras baru kemudian masuk ke dalam mobilnya. Dia melihat ke arah bangku belakang mobilnya dan mengambil sebuah botol minuman lalu menyodorkan ke arah Xena. Xena menghapus air matanya dengan tisue dan tersenyum tipis.

"Maaf ya kak", ujarnya pelan.

"Tak apa. Kita jalan-jalan dulu ya, jangan pulang dulu. Aku ngga enak kalo kamu pulang dengan mata bengkak gitu, bisa diomelin om Nathan nanti", ujar Pras.

Xena mengangguk lalu Pras menjalankan mobilnya keluar dari mall menuju ke arah pinggir pantai di Utara kota.