Berpasrah Diri

Xena melangkahkan kakinya memasuki ruangan serba putih. Rasa sakit terasa sekali di tubuhnya, lelah sehabis menguras tenaga nya melahirkan buah hatinya. Saat ini Xena masih berdiri tak percaya, dia yang baru keluar dari rahimnya terbujur kaku di depannya.

Tubuh mungil itu telah membiru tiada nafas lagi dan tiada tangis. Xena mendekati tubuh bayinya yang telah ditinggalkan oleh nyawanya, ya serasa tak percaya, bayinya lagi tak bernyawa lagi. Serasa seluruh dunia runtuh, tubuh Xena pun bersimpuh memeluk bayinya.

"Sayang kenapa kamu tidak mau bersama mama? Apa salah mama sayang?", tanya Xena sambil membelai mayat bayinya.

"Sayang bangunlah sayang, ini mama. Mama sudah lama menunggumu sayang", tangis Xena kembali terdengar. Xena melihat sekelilingnya, semua terdiam.

"Mommy ... Daddy tolong Xena, bangunkanlah anakku", ujar Xena memohon. Adelia tak bisa berkata dan ia menangis dalam pelukan Nathan. Xena lalu melihat ke arah Pras suaminya yang sedang merangkul nya.

"Sayang, bangunkan anakku sebentar sayang. Aku ingin memeluk nya sayang. Tolonglah aku", jerit Xena. Pras hanya diam lalu memeluk Xena dengan erat.

"Maafkan aku sayang ... Maafkan aku", ucap Pras berkali-kali.

"Anakku ... bangun lah nak, bangunlah. Mama ingin melihatmu menangis seperti bayi yang lain ... Lihatlah semua bayi-bayi lain juga menangis sepertimu sayang. Bangunlah sayang", makin menjadi tangis Xena.

Semua yang mendengarkan derita ibu muda yang baru kehilangan bayinya dengan tangisnya yang memilukan hati ikut menangis bersamanya.

"Maafkan mama sayang, maafkan mama. Tuhan kalau kau ijinkan, bangunkan anakku, ambil nyawaku sebagai gantinya ....", ujar Xena terisak.

"Tuhan ambil saja nyawaku, kembalikan bayiku ....", kini Xena makin melemah. Tiba-tiba darah mengalir dari sela kedua kakinya, Pras menjerit memanggil dokter dan perawat. Terjadi pendarahan pada Xena yang membuat nyawanya terancam. Makin lama makin gelap dunia Xena, makin gelap akhirnya Xena pingsan.

"Sayang ... Bangun .... Sayang ... Bangun. Kamu mimpi sayang", teriak Pras membangunkan.

"Aduh", jerit Xena merasakan tendangan dari perutnya. Xena membuka matanya dan melihat Pras yang langsung memeluk nya erat.

"Kamu mimpi sayang, itu cuma mimpi", ujar Pras berusaha menenangkan.

Xena masih belum terkumpul nyawanya hingga ia masih termangu. Pras melepaskan pelukannya melihat kedua mata Xena tajam.

"Kamu mimpi buruk ya sayang? Kamu sampai menangis gitu", ujar Pras lalu menghapus airmata Xena dengan tangannya.

"Sayang ... aku takut", ujar Xena langsung memeluk tubuh Pras saat ia tersadar dan teringat mimpinya tadi.

Lalu Xena buru-buru melepaskan pelukannya dan memegang perutnya. Little Bean tampak bergerak dan beberapa kali menendang perut Xena.

"Little Bean sayang..... ", tangis Xena menjadi.

"Kamu mimpi buruk ya sayang?", tanya Pras lembut dan Xena mengangguk.

"Lupakan ya sayang, itu cuma mimpi saja. Mending sekarang kamu berwudhu, sholat subuh dulu ya", nasehat Pras. Xena baru memperhatikan kalau suaminya sekarang lebih religius, saat ini ia sedang memegang sebuah tasbih ditangannya.

"Ayo sana, biar tenang, ambil wudhu dan lalu beristighfar", ujar Pras lalu membangunkan Xena menuntunnya ke kamar mandi.

Xena lalu mengambil wudhu dan keluar kamar ternyata Pras sudah menyediakan mukenanya. Xena lalu memakai mukenanya tanpa berkata dan melakukan apa yang diperintahkan suaminya, bersujud pada yang maha kuasa. Setelah Sholat hati Xena lebih tenang, dia melipat alat sholatnya dan kemudian menghampiri suaminya yang sedang dengan tenangnya duduk di sofa di kamar. Xena duduk disamping Pras lalu memeluknya dari samping.

"Sayang mimpiku buruk sekali", keluh Xena.

"Mimpi buruk tidak usah diingat lagi ya sayang. Banyak mengingat Tuhan saja. Apalagi waktu kamu melahirkan sebentar lagi. Pasti banyak ketakutan yang tersimpan di alam bawah sadarmu yang akhirnya muncul di mimpimu", nasehat Pras lembut.

"Mungkin begitu ya sayang. Jujur banyak yang menjadi ketakutan ku sayang", ujar Xena.

"Jangan terlalu dipikirkan, banyak berserah diri pada Tuhan sayang, maka oleh Nya akan dimudahkan jalan", ujar Pras.

"Sayang, kalau aku melahirkan dengan operasi Caesar aja gimana?", tanya Xena.

"Kamu yakin? Kata orang lebih sakit operasi Caesar loh dibandingkan normal", ujar Pras.

"Mumpung masih agak lama, kamu pikirkan dulu mana yang kamu mau pilih. Aku mendukungmu apapun pilihan mu sayang", ujar Pras sambil kemudian tangannya juga merangkul Xena dan mencium sisi kening Xena.

"Aku mau sarapan ke rumah Mommy ya, aku mau ketemu Mommy", ujar Xena lalu bangun dari duduknya dan kemudian masuk ke kamar mandi. Pras hanya tersenyum melihat punggung Xena yang akhirnya menghilang dibalik pintu kamar mandi.